ARTIKEL
TUJUAN HAKIKI MENUNTUT ILMU
Saudara kaum muslimin
rohimakumulloh..
Menuntut ilmu
agama untuk menghilangkan kejahilan diri sendiri dan orang lain merupakan jalan
yang mulia lagi praktis meraih surga sebagaimana sabda Rasululloh alaihisolatu
wasasalam:
))
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ
عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلىَ الْجَنَّةِ ))
“Barangsiapa
yang menmpuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Alloh akan memudahkan baginya
dengan hal itu jalan menuju surga.” (H.R Muslim no:2699) karena memang dengan
ilmulah sesorang akan beribadah kepada Alloh dengan baik dan benar dan inilh
yang membedakan dengan orang yang tidak memiliki ilmu:
))قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ
وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ))
Artinya:" Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakal-lah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar 9)
Oleh karena itu maka drajat
orang-orang yang beriman lagi memiliki ilmu lebih tinggi derajatnya dari orang
beriman namun tidak berilmu sebagaimana dalam Alqur’an:
((يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ))
Artinya:"
Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. " (QS. Al-Mujadalah 11) Ibnu Abbas radhiallohu’anhu berkata: Bagi
seorang ulama memiliki derajat di atas orang mukmin dengan 700 derajat yang
mana diantara dua derajat sejauh perjalanan selama lima ratus tahun.
Saudara kaum muslimin
rohimakumulloh..
Rasululloh alaihisolatu
wasasalam bersabda:
(( مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ, وَإِنَّمَا اْلعِلْمُ
بِالتَّعَلُّمِ ))
“Barangsiapa
yang Alloh inginkan kebaikan padanya maka dia akan memahamkannya dalam hal
agama dan sesungguhnya ilmu itu (diperoleh) dengan cara belajar.” (H.R
Albukhori) diantara mutiara faidah dari hadits ini adalah bahwa tingkat pemahaman seseorang akan
dienulloh tergantung tingkat kebaikan
yang Alloh kehendaki atas seorang hamba dan inilah warisan Rasululloh terhadap
ummatnya:
إِنَّ
الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا
دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، وَأَوْرَثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ
بِحَظٍّ وَافِر
“Sesungguhnya para nabi tidak
mewariskan dinar dan dirham melainkan mereka mewariskan ilmu dan barangsiapa
yang mengambilnya niscaya ia telah mengambilnya dengan bagian yang banyak.”
(H.R. Ahmad dan lain-lain)
Saudara kaum muslimin
rohimakumulloh..
Bukankah kita
diciptakan untuk beribadah? Ketahuilah bahwa ilmu itu sendiri adalah ibadah,
sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama :”ilmu itu adalah shalat secara
rahasia dan ibadah hati.” Karenanya inti dari sebuah ilmu adalah rasa takut
kepada Alloh ta’ala sebagaimana dikatakan oleh imam Ahmad :”inti ilmu adalah
rasa takut kepada Alloh ta’ala.” Perkataan yang indah ini seiring dengan
kalamulloh:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ
الْعُلَمَاءُ
{sesunguhnya yang takut kepada
Alloh di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama Q.S faatir 28}
Ikhlaskanlah
dirimu dalam menuntut ilmu agar ilmu yang kau raih bermanfaat dan berkah bagi dirimu sendiri khususnya dan
umumnya bagi ummatmu, Imam Ahmad berkata: “ ilmu itu sesuatu yang tiada bandingnya
bagi orang yang niatnya benar.” Bagaimanakah benar niatnya itu wahai Abu
Abdillah? Tanya orang-orang kepada beliau , maka beliau menjawab :” yaitu
berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.”
Saudara kaum muslimin
rohimakumulloh..
Ingatlah bahwa
menuntut ilmu adalah untuk kau amalkan terlebih dahulu karena tidak mengamalkan
ilmu merupakan penyebab utama hilangnya keberkahan ilmu, Ibnu mas'ud radhiallohu
'anhu berkata: "Dahulu salah seorang dari kami jika telah mempelajari
sepuluh ayat, ia tidak akan pindah dari ayat-ayat tersebut kecuali setelah
mengetahui maknanya dan mengamalkannya." Adapun seorang penuntut ilmu yang
tidak mengamalkan ilmunya sesungguhnya ia seperti orang-orang yahudi yang telah
mendapatkan murka Alloh ta'ala dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas
ilmunya dan Alloh benar-benar mencela orang seperti ini seraya berfirman:
كَبُرَ
مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Amat besar kebencian Alloh bahwa
kamu mengatakan apa saja yang tidak kau kerjakan.”( Q.S. asshaf 3)
Ayat ini merupakan ancaman berat
bagi orang yang tidak mengamalkan ilmunya, dikatakan oleh beberapa ulama
bahwa:" Seseorang yang memiliki ilmu dan tidak mengamalkan ilmunya akan di
adzab sebelum para penyembah berhala." Inilah kerugian besar dan bahkan ia
tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu dan juga ia akan lupa akan ilmunya,
adapun orang-orang yang mengamalkan ilmunya maka Alloh akan menambahkan
petunjuk baginya sebagaimana dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ
اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
{Dan orang-orang yang mendapatkan
petunjuk, Alloh akan menambah petunjuk bagi mereka. Q.S. Muhammad 17} bahkan lebih
dari itu bagi orang-orang yang mengamalkan ilmunya seraya bertaqwa kepada Alloh
ta'ala niscaya Alloh ta'ala akan menambahkan ilmu padanya sebagaimana dalam
firman-Nya:
وَاتَّقُوا
اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
{Dan bertaqwalah kepada Alloh
niscaya Alloh akan mengajarkanmu, dan Alloh akan mengetahui segala sesuatu. Q.S
Albaqoroh 282}
Saudara kaum muslimin
rohimakumulloh..
Harus disadari
bahwa hakikat belajar adalah merubah diri sendiri agar menjadi lebih baik, maka
celakalah bagi orang yang menuntut ilmu namum tidak mau merubah dirinya dengan
ilmu tersebut menjadi lebih baik karena ini akan menjadi hujjah di hari akhir
nanti, Saudaraku… jangan kau jadikan niatmu dalam menuntut ilmu
untuk merubah orang lain terlebih dahulu tapi dahulukan dirimu sendiri agar kau
menjadi orang yang mulia. Mengamalkan ilmu merupakan zakat dari ilmu itu
sendiri sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Bisr alhafi rahimahulloh
:" Tunaikan zakat hadits, (caranya) amalkan dari setiap dua ratus hadits
lima hadits." Di sisi lain sahabat Ali bin abi thalib radhiallohu 'anhu
berkata:" Ilmu itu di panggil dengan mengamalkan, bila dipanggil ia akan
menjawab dan jika tidak maka akan pergi. H.R Ibnu abdil bar."
Saudara kaum muslimin
rohimakumulloh..
Inilah tujuan
hakiki menuntut ilmu, yaitu: mengamalkannya dalam kehidupan, bukan untuk
disombongkan ataupun untuk membodohi kaum muslimin dan juga bukan untuk meraih
fatamorgana dunia melainkan untuk mengharapkan ridho Alloh ta'ala tentunya
dengan mengamalkan ilmu tersebut agar meraih ridho illahi, Rasululloh alaihisolatu
wassalam memperingkatkan ummatnya dalam masalah ini seraya bersabda “barangsiapa
yang mempelajarai suatu ilmu yang sepantasnya dengan ilmu tersebut untuk
mencari ridho Alloh namun ternyata untuk memperoleh kemewahan duniawi niscaya
ia tidak akan mencium baunya surga nanti di hari kiamat kelak.” (H.R Ibnu majah
dengan sanad yang shahih dan Ahmad)
Saudaraku…
Sucikan niatmu
dalam mencari ilmu agar ia tidak menjadi bumerang dan musibah dalam hidupmu
didunia dan akherat, jadikan semangatmu dalam menuntut ilmu adalah untuk
diamalkan dan bukan untuk banyaknya hafalan tanpa amal, Ibrahim al-kahawas rahimahulloh
berkata:" Bukannya ilmu dengan banyaknya meriwayatkan hadits karena
sesungguhnya orang yang berilmu adalah orang yang mengikuti dan mengamalkan
ilmunya serta mengikuti sunah-sunah walaupun ia hanya memilki sedikit ilmu.
Dalam Kitab 'Al'itisom Sufyan atsauri rahimahulloh berkata:"
Ilmu memanggil untuk beramal, apabila panggilan tersebut dipenuhi maka kekallah
ilmu, bila tidak maka ilmupun akan lenyap.
Saudaraku…
Jelaslah sudah
bahwa hakikat menuntut ilmu adalah untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
dan hendaklah kau takut dengan banyaknya ilmu yang kau miliki sedang kau tidak mengamalkannya
sebagimana yang dikatakan oleh sahabat rasul Abu darda radhiallohu 'anhu:"
Sungguh sesuatu yang paling saya takutkan saat saya berdiri pada hari
perhitungan jika dikatakan: kamu sudah mengetahui maka apa yang sudah kau
amalkan terhadap apa yang sudah kau ketahui.” (H.R Addarimi)
Saudara kaum muslimin
rohimakumulloh..
Imam jalaludin
assuyuti rahimahulloh menuliskan perkataan para ulama dalam kitabnya
tadriburowi tentang pentingnya mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari,
diantaranya perkataan imam Amr bin qois rahimahulloh :"jika telah
sampai padamu suatu kebaikan maka amalkanlah walau hanya sekali." Imam
waqi’ rahimahulloh juga berkata :"Jika engkau handak menghafal
hadits maka amalkanlah walau hanya sekali." Perkataan beliau juga seiring
dengan perkataan Imam ibrahim bin ismail:" kami memperkuat hafalan hadits
dengan mengamalkannya." Imam ahmad bin hambal rahimahulloh juga
berkata:" Tidaklah saya menuliskan satu hadits kecuali saya telah
mengamalkannya hingga suatu saat saya mendapatkaan satu hadits bahwa nabi alaihisolatu
wassalam berbekam dan memberikan abu thoyibah (tukang bekam) satu dinar
maka sayapun berbekam dan memberikan tukan bekam satu dinar."
Saudaraku..
Demikianlah
ulama-ulama kita mengamalkan ilmu yang mereka pelajari hingga merekapun menjadi
orang-orang yang mulia dan sejarahpun mencatat mereka sebagai penuntut ilmu
sejati karena mereka benar-benar mengamalkan ilmu yang mereka pelajari, Alloh
ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِينَ
{Dan orang-orang yang berjihad/
bersungguh-sungguh (mencari keridhoan kami), benar-benar akan kami tunjukan
kepada mereka jalan-jalan kami, dan sesungguhnya Aloh benar-benar beserta
oranag-orang yang berbuat baik. Q.S. Alankabut 69} Saudaraku..
ayat ini adalah janji Alloh ta'ala kepadamu jika kamu
bersungguh-sungguh hendak menuntut dan mengamalkan ilmu niscaya Alloh ta'ala
akan memudahkanmu meraih keberkahan ilmu.
Saudara kaum muslimin
rohimakumulloh..
Kemuliaan di
dunia dan akherat akan kau capai jika kau benar-benar mengamalkan ilmu yang kau
miliki, hiasai dirimu dengan amal shaleh, latih dirimu sejak dini untuk menjadi
orang-orang yang bersegera dalam mengamalkan kebaikan, sebab dengan demikianlah
kau akan meraih keberkahaan ilmu dan semakin kau mengamalkan ilmu maka kaupun
semakin takut kepada Alloh ta'ala dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya dan inilah inti dari sebuah ilmu, Imam suyuti rahimahulloh
berkata:" sesungguhnya orang faqih (mengerti) adalah orang yang menjaga
diri dari apa-apa yang Alloh haramkan, dan orang yang berilmu adalah orang yang
takut kepada Alloh Saudaraku.. inilah ilmu yanag sebenarnya yang
menjadikanmu semakin takut kepada Alloh ta'ala.
Demikianlah
goresan pena dari saudaramu yang sangat berharap semoga kita semua menjadi
penutut ilmu sejati dengan mengamalkan setiap ilmu yang kita pelajari dan
berdoalah sebagaimana rasul kita berdo'a [Ya Alloh.. sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu',
jiwa yang tidak merasa puas dan dari doa yanag tidak dikabulkan. H.R. Muslim,
Annasai, Ahmad dan atabrani]
Ijin copy ya pak ustad
BalasHapus