MAKALAH ISLAM NIH
MAKALAH UMUM
TIPS
MAKALAH PUSAT PENDIDIKAN ISLAM
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan memiliki karakteristik
khusus diantarnya Masa pendidikan yang berlangsung seumur hidup dalam
setiap saat selama ada pengaruh.Lingkungan pendidikanberlangsung dalam
segala lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan
pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya, Bentuk kegiatan terentang
dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja sampai dengan terprogram.
Pendidikan terbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan
berlangsung dalam beranega ragam bentuk, pola, dan lembaga. Tujuan,
tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan
dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuahan. Tujuan pendidikan adalah
tidak terbatas. Tujuan pendidikan adalah sama dengan tujuan hidup.[1]
Kebutuhan manusia akan pendidikan
dapat dikatakan merupakan kebutuhan primer dalam keberlangsungan hidupnya,
kemajuan suatu Negara bergantung pula pada kemajuan pendidikan di Negara
tersebut. Dari karakteristik dan urgensi pendidikan yang telah disebutkan dapat
kita ketahui bersama bahwasanya pendidikan memerlukan lembaga-lembaga yang
menjadi pusat pendidikan. Dalam makalah ini akan dibahas pusat-pusat pendidikan.
Diantara pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan
mengarahkan setiap peserta didik menuju arah yang jelas dan benar adalah
keluarga sekolah dan masyarakat. Tiga unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan.
Setiap lingkungan tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang
berperan penting dalm pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut
memiliki hubungan yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian Pusat-pusat
pendidikan
2.
Macam-macam Pusat-pusat
pendidikan
3.
Fungsi dan Peran Tri
Pusat pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat)
C.
Tujuan
1.
Memahami Pusat-pusat Pendidikan
2.
MemahamiMacam-macamPusat Pendidikan.
3. Memahami Fungsi dan Peran Tri Pusat
pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ditinjau dari akar kata pusat-pusat
pendidikan tersusun atas dua kata yaitu pusat yang artinya pokok pangkal atau yang
menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan) contohnya: perguruan tinggi menjadi
pusat ilmu pengetahuan; pusat pemerintahan, tempat yang menjadi pokok kedudukan
pemerintahan[2].
Sedangkan pendidikan yang artinya perbuatan memelihara dan memberi latihan (ajaran,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.[3]
Dengan demikian pusat-pusat
pendidikan adalah tempat yang menjadi pokok proses pendidikan yang berfungsi
memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Tempat yang menjadi pokok proses pendidikan ini sering kita
sebut dengan lembaga pendidikan atau lembaga yang melaksanakan pendidikan.
B.
Macam-macam Pusat-pusat
pendidikan
Sebagaimana telah disinggung
sebelumnya bahwa pusat-pusat pendidikan adalah berupa lembaga-lembaga
pendidikan. Jika kita hendak mengetahui macam bentuk pusat-pusat pendidikan, maka hal
ini dapat kita ketahui dari ragam jalur pendidikan yang ditempuh,
berdasarkanundang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional[4],
jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, nonformal,
dan informal
1.
Pendidikan
formal
Pendidikan
formal adalah kegiatan
yang sistematis, bertingkat/berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi
dan yang setaraf dengannya;
termasuk kedalamnya ialah
kegiatan studi yang
berorientasi akademis dan umum,
program spesialisasi, dan
latihan professional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus
menerus.[5]
a.
Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD)
dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah
menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
b.
Pendidikan
menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah
menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain
yang sederajat.
c.
Pendidikan
tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.[6]
2.
Pendidikan
nonformal
Pendidikan
nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar
sistem persekolahan yang, dilakukan
secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk
melayani peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya[7].Pendidikan
nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Satuan
pendidikan nonformal terdiri atas:
a.
lembaga kursus
b.
lembaga pelatihan
c.
kelompok belajar
d.
pusat kegiatan belajar masyarakat
e.
majelis taklim[8]
3.
Pendidikan
informal
Pendidikan informaladalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil
pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan[9].Pendidikan
informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap
orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan,danpengetahuanyang bersumber dari pengalaman hidupsehari-hari, pengaruh
lingkungan termasuk di dalamnya adalah penga-ruh kehidupan
keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar,
perpustakaan, dan media massa[10].
Pada
bagian terdahulu telah disinggung tentang lingkungan atau tempat berlangsungnya
proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sebab bagaimanapun bila berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah
berlangsungnya pendidikan, maka tentunya
akan menyangkut masalah lingkungan di mana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Setiap
orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan
masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan
corak institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini,
Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri
Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga pusat pendidikanyang secara bertahap dan
terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.
Ketiga
penanggung jawab pendidikan ini dituntut melakukan kerja sama di antara mereka
baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan saling menopang kegiatan
yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan kata lain,
perbuatan mendidik yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga dilakukan
oleh sekolah dengan memperkuatnya serta dikontrol oleh masyarakat sebagai
lingkungan sosial anak.
1.
Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama
mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena
sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga
pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Tugas utama dari keluarga bagi
pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari
kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Dengan demikian terlihat betapa besar
tanggung jawab orang tua terhadap anak. Bagi seorang anak, keluarga merupakan
persekutuan hidup pada lingkungan
keluarga di mana ia menjadi diri pribadi atau diri sendiri. Selain itu,
keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk
mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya. Disamping itu keluarga
merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada
Tuhan sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi.
Dengan demikian jelaslah bahwa orang
yang pertama dan utama bertanggung jawab
terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua.
a.
Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga
1)
Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
Di dalam keluargalah anak didik mulai
mengenal hidupnya. Hal ini harus disadari dan dimengerti oleh tiap keluarga,
bahwa anak dilahirkan di dalam lingkungan keluarga yang tumbuh dan berkembang
sampai anak melepas diri dari ikatan keluarga. Lembaga pendidikan keluarga
memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan
pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan,
sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya
ditentukan.
Sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa
pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama, maksudnya bahwa
kehadiran anak di dunia ini disebabkan hubungan kedua orang tuanya. Mengingat
orang tua adalah orang dewasa, maka merekalah yang harus bertanggung jawab
terhadap anak. Kewajiban orang tua tidak hanya sekedar memelihara eksistensi
anak untuk menjadikannya kelak sebagai seorang pribadi, tetapi juga memberikan
pendidikan anak sebagai individu yang tumbuh dan berkembang.
Sedangkan utama, maksudnya adalah bahwa orang tua bertanggung jawab pada pendidikan
anak. Hal ini memberikan pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan
tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak
mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir
dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih (a sheet of white
paper avoid of all caracters) atau yang lebih dikenal dengan istilah Tabularasa.
Di dalam Islam secara jelas Nabi Muhammad
, mengisyaratkan lewat sabdanya yang artinya:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang
tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.
Dengan demikian terserah kepada orang tua untuk memberikan corak warna
yang dikehendaki terhadap anaknya. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa
kehidupan seorang anak pada saat itu benar-benar tergantung kepada kedua orang
tuanya. Orang tua adalah tempat menggantungkan diri bagi anak secara wajar.
Oleh karena itu, orang tua berkewajiban memberikan pendidikan pada anaknya dan
yang paling utama di mana hubungan orang tua dengan anaknya adalah bersifat
alami dan kodrati.
2) Menjamin Kehidupan Emosional Anak
Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan
simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan tentram, suasana percaya
mempercayai.
Untuk itulah melalui pendidikan keluarga ini, kebutuhan emosional atau
kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat berkembang dengan baik, hal ini
dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, sebab
orang tua hanya menghadapi sedikit anak dan karena hubungan tadi didasarkan
atas rasa cinta kasih sayang murni.
Kehidupan emosional ini merupakan salah sau faktor yang terpenting di
dalam membentuk pribadi seseorang. Berdasarkan penelitian, terbukti adanya
kelainan-kelainan di dalam perkembangan pribadi individu yang disebabkan oleh
kurang berkembangnya kehidupan emosional in secara
wajar, antara lain sebagai berikut.
a) Anak-anak yang sejak kecil dipelihara di rumah yatim piatu,
panti asuhan atau di rumah sakit, banyak mengalami kelainan – kelainan jiwa
seperti menjadi seorang anak pemalu, agresif dan lain-lain yang pada mulanya
disebabkan kurang terpenuhinya rasa kasih sayang , yang sebenarnya merupakan bagian
dari emosional anak.
b) Banyaknya terjadi tindak kejahaan atau kriminal, dari
penelitian menunjukan, bahwa tumbuhnya kejahatan tersebut karena kurangnya rasa
kasih sayang yang diperoleh anak dari orang tuanya. Penyebabnya kesibukan orang
tua, suasana yang tidak religius, broken home
dan sebagainya.
3) Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi
anak, yang biasanya tercermin dalam sikapdan perilakuorang tua sebagai teladan
yang dapat di contoh anak. Memang biasanya tingkah laku, cara berbuat dan
berbicara akan di tiru oleh anak. Teladan ini melahirkan gejala identifikasi
positif, yakni penamaan diri dengan orang yang di tiru, dan hal ini penting
sekali dalam rangka pembentukan keperibadian.
4) Memberikan dasar pendidikan sosial
Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis yng sangat penting dalam
peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga
merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak.
5) Peletakan dasar-dasar keagamaan
Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama, disamping sangat
menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral, yang tak kalah pentingnya adalah
berperan besar dalam proses internalisasi dan transpormasi nilai-nilai keagamaan
ke dalam pribadi anak.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar
hidup beragama, dalam hal ini tentu saja terjadi dalam keluarga. Kehidupan
dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami suasana
hidup keagamaan.
2. Lembaga pendidikan sekolah
Pada dasarnya pendidikan disekolah merupakan bagian dari
pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus juga merupakan lamjutan dari
pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan
bagi anak yang menhubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam
masyarakat kelak. yang di maksud dengan pendidikan sekolah disini adalah
pendidikan yang di peroleh seseorang di sekolah secara teratur, sisematis,
bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
Ada beberapa karekteristik proses pendidikan
yang berlangsung di sekolah, yaitu sebagai berikut ;
1) Pendidikan di selenggarakan secara khususus dan
di bagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis.
2) Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen.
3) Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program
pendididkan yang harus di selesaikan.
4) Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan
umum.
5) Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban
terhadap kebutuhan di masa yang akan datang.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan
berkembang secara efektif dan efesien dari dan oleh serta untuk masyarakat,
merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat
dalam mendidik warga dan negara. Sekolah dikelola secara formal, heirarkis dan
kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional.
a. Fungsi dan peran sekolah
Di dalam undang-undang nomer 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pada pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya. Sementara itu, dalam perkembangan
kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain
sebagai berikut:
1. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik antara guru
dengan anak didik, dan antara anak didik dengan karyawan.
2. Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.
3. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat
yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Fungsi sekolah, sebagaimana
diperinci oleh Suwarno dalam bukunya pengantar umum pendidikan adalah
sebagai berikut.
1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
Fungsi sekolah yang sebenarnya adalah menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan
pendidikan kecerdasan.
2. Spesialisasi sekolah memempunyai fungsi sebagai lembaga
sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendididkan dan pengajaran.
3. Efisiensi terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang
berspesialisasi di bidang pendidiakan dan pengajaran, maka pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien dengan alasan
sebagai berikut :
a. Jika tidak ada sekolah maka pendidiakn tidak akan efisien karena
harus di pikul oleh keluarga saja.
b. Pendidikan sekolah di laksanakan dalam
program tertentu dan sistematis.
c. Di sekolah dapat di didik sejumlah besar anak secara
sekaligus.
4.
Sosialisasi
Yaitu proses membantu perkembangan
individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik di
masyarakat.
5.
Konservasi dan transmisi kultural
Yaitu memelihara warisan budaya yang
hidup dalam masyarkat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi kepada
generasi muda atau anak didik.
6.
Transmisi dari rumah ke masyarakat
Yaitu setiap anak mendapat kesempatan
untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke
masyarakat, karena ketika berada di keluarga kehidupan anak serba
menggantungkan diri kepada orang tua.
3.
lembaga pendidikan di masyarakat
Masyarakat
adalah sekumpulan orang yang menempati suatu daerah diikat oleh
pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah penyesuaian dan sadar akan
kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya
atau masyarakat juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk tata kehidupan sosial
dengan tata nilai dan tata budaya sendiri.
Lembaga
pendidikan dalam istilah UU Nomor. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa jalur
pendidikan nonformal bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna bagi
usaha perbaikan taraf hidupnya.
Ciri-ciri pendidikan masyarakat:
1.
Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
2.
Peserta umumnya sudah tidak bersekolah atau drop out.
3.
Tidak menganal jenjang, dan program pendidikan untuk jangka
waktu pendek.
4.
Peserta tidak perlu homogen.
5.
Ada waktu belajar dan metode formal serta evaluasi yang
sistematis.
6.
Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus.
7.
Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan meningkatkan taraf hidup.
Istilah jalur pendidikan di luar sekolah:
1.
Pendidikan sosial
Yaitu
proses yang diusahakan dengan sengaja dalam masyarakat untuk mendidik individu
dalam lingkungan sosial untuk menjadi pendorong ke arah perubahan dan kemajuan.
2.
Pendidikan masyarakat
Yaitu
pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa dan dilakukan di luar lingkungan
dan sistem persekolahan resmi.
3.
Pendidikan rakyat.
Yaitu
pendidikan yang terkadang mengenai seluruh rakyat akan tetapi biasanya khusus
mengenai rakyat lapisan bawah.
4.
Pendidikan luar sekolah
Pendidikan yang dilakukan di luar sistem
persekolahan biasa dan penekanan pada pendidikan yang berlangsung di luar
sekolah.
5.
Mass Education
Yaitu pendidikan yang ditujukan kepada
orang dewasa di luar lingkungan sekolah yang bertujuan memberikan keterampilan
baca tulis dan pengtahuan umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan
hidup sekitarnya.
6.
Adult Education
Yaitu pendidikan untuk anak-anak yang
tidak tertampung di sekolah dasar yang telah berusia dewasa dan untuk para drop
out.
7.
Extension Education
Yaitu salah satu bentuk dari Adult
Education, yaitu pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa yang
khusus dikelola oleh perguruan tinggi untuk memenuhi keinginan masyarakat yang
ingin masuk dunia Universitas, misalnya; Universitas Terbuka.
8.
Fundamental Education
Yaitu pendidikan yang bertujuan membantu
masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati
posisi yang layak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pusat-pusat
pendidikan adalah tempat yang menjadi pokok proses pendidikan yang berfungsi
memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Tempat yang menjadi pokok proses pendidikan ini sering kita
sebut dengan lembaga pendidikan atau lembaga yang melaksanakan pendidikan.
Macam-macam bentuk pusat-pusat pendidikan dapat kita ketahui dari ragam jalur
pendidikan yang ditempuh, berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, nonformal,
dan informal.
Keluarga, sekolah, dan keluarga dituntut
melakukan kerja sama di antara mereka baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan saling menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama.Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai
peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang di peroleh
seseorang di sekolah secara teratur, sisematis, bertingkat, dan dengan
mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.Sebagai lembaga pendidikan formal,
sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efesien dari dan oleh
serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan
pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga dan negara. Sekolah dikelola
secara formal, heirarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan masyarakat bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna bagi
usaha perbaikan taraf hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah.2012.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Press.
Mudiyahardjo, Redja.
2013. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT.Rajawali Pers.
Purwadaminta, W.J.S. 2001. Kamus Bahasa
indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
[1]Redja
Mudiyahardjo, Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali Pers. 2013.
Hal. 3-4
[2]W.J.S.
Purwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
2001.Hal. 926
[4]http://archive.web.dikti.go.id/2009/UUno20th2003-Sisdiknas.htm. Diunduh pada hari Selasa12 Nopember 2013 Pukul 20:44
4 http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis-pendidikan/. Diunduh pada hari kamis 14 Nopember 2013 Pukul 21.14 WIB.
[6]http://archive.web.dikti.go.id/2009/UUno20th2003-Sisdiknas.htm. Diunduh pada hari Selasa 12 Nopember 2013 Pukul 20:44 WIB.
[7]http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis-pendidikan/. Diunduh pada hari kamis 14 Nopember 2013 pukul 21.14 WIB.
[8]http://archive.web.dikti.go.id/2009/UUno20th2003-Sisdiknas.htm. Diunduh pada hari Selasa12 Nopember 2013 Pukul 20:44
[9]http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_informal Diunduh pada hari kamis 14 Nopember
2013 pukul 21.14 WIB.
[10]http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis-pendidikan/. Diunduh pada hari kamis 14 Nopember 2013 pukul 21.14 WIB.
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.