MAKALAH PENDIDIKAN
MAKALAH SASTRA NIH
MAKALAH MASALAH PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara
fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia
menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun
secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Hal ini berarti pendidikan nasional mempunyai
tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang baik, yang dapat berguna dalam
pembangunan dimasa depan.Derap langkah pembangunan sendiri selalu diupayakan
seirama dengan tuntutan zaman. Tetapi,
perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang
sebagiannya tidak dapat diramalkan sebelumnya.
Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada
masalah-masalah baru. Masalah-masalah tersebut kemudian berdampak kepada
kualitas sumber daya manusia dan
pendidikan di Indonesia.
Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri saat ini pantas
dikatakan memperihatinkan. Ini
dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat
pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per-kepala yang menunjukkan,
bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara
di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105
(1998), dan ke-109 (1999).
Survei Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), pada
awal November 2011, yang merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia
berada di urutan ke-124 dari 187 negara yang disurvei. IPM Indonesia hanya 0,617,
jauh di bawah Malaysia di posisi 61 dunia dengan angka 0,761.
Selain itu, terdapat pula Survei Political and Economic Risk
Consultant (PERC), mengenai kualitas pendidikan di Indonesia yang berada pada
urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.
Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki
daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-30 dari 57 negara yang
disurvei di dunia pada tahun 1996, ke-15(1997), ke-31(1998), ke-37(1999), dank
ke-44(2000). Dan masih menurut survei dari lembaga yang sama yang mengatakan
bahwa Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin
teknologi dari 53 negara di dunia.
Makalah ini
akan menitikberatkan pada pokok-pokok permasalahan pendidikan yang berpengaruh
terhadap kualitas pendidikan diindonesia.
B.
Rumusan Masalah
Apakah
permasalahan pendidikan yang terjadi saat ini ?
Apakah penyebab
permasalahan pendidikan?
Bagaimana
solusi yang dapat dilakukan demi mengatasi permasalahan pendidikan saat ini ?
C.
Tujuan
Menjelaskan permasalahan pendidikan yang terjadi saat ini
Menjelaskan
penyebab permasalahan pendidikan
Menjelaskan solusi untuk mengatasi permasalahan
pendidikan
D.
Manfaat
Agar mengetahui permasalahan-permasalahan pendidikan demi
meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Permasalahan
Pendidikan
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan),dengan
kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang
diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
Sementara itu, Pendidikan adalah persoalan asasi bagi manusia.
Manusia sebagai makhluk yang dapat didik dan harus dididik akan tumbuh menjadi
manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Semenjak kelahirannya,
manusia telah memiliki potensi dasar yang bersifat universal.[1]
Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan
nasional adalah “mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dan
kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Masalah-masalah
pendidikan (umum) yang perlu dipecahkan adalah :
a.
Kurang meratanya pelayanan pendidikan
b.
Kurang serasinya kegiatan belajar dengan tujuan pembelajaran
c.
Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan
d.
Belum efektif dan efisiennya sistem penyajian
e.
Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
f.
Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional
g.
Belum kokohnya kesadaran, identitas, dan kebanggaan nasional
h.
Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belajar
i.
Belum tersebarnya paket pendidikan yang dapat mengikat, mudah
dicerna, dan mudah diperoleh
j.
Belum meluasnya kesempata kerja (pembuatan dan pemanfaatan
teknologi, komunikasi, software dan hardware)[2]
Setiap Masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang
lain, masalahnya bersifat kompleks (rumit), sesuai dengan kehidupan
masyarakatnya. Seberapa besar keterkaitan suatu masalah pendidikan dengan
masalah-masalah social lain dalam masyarakatnya, secara sederhana masalah
pendidikan dapat dikelompokan kedalam
beberapa jenis, :
1.
Masalah pemerataan
2.
Masalah Mutu / kualitas
3.
Masalah efektivitas dan relevansi
4.
Masalah efisiensi[3]
Pemecahan masalah-masalah pendidikan yag komplek itu dengan cara
pendekatan pendidikan yang konvensional sudah dianggap tidak efektif. Karena
itulah inovasi atau pembaruan pendidikan sebagai persepektif baru dalam dunia
pendidikan mulai dirintis sebagai alternative untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan yang belum dapat diatasi dengan cara konvensional secara tuntas.[4]
1.1.1
Masalah Pemerataan Pendidikan
a.
Pengertian Pemerataan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari
kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala
penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata
pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan
melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan
masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia
untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau
biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam
pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang
mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan
memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, maupun
letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu
kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin
pertama menyebutkan: “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh
pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya
Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan
secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia
adalah untuk pemerataan kesempatan
mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa
Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan
tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat
dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan
sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena
kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan
terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu
masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu
lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi
jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak
menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas
penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan
pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat
ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan
masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana
pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin,
sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.[5]
b.
Tujuan pemerataan Pendidikan
Adalah menyiapkan masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan bangsa, oleh karena itu
setelah pelaksanaan pemerataan pendidikan terpenuhi maka yang marus dilakukan
selanjutnya adalah meningkatkan mutu pendidikan.
Sebagaimana dijelaskan UU Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional (sisdiknas) bab 3 mengenai penyelenggaraan
pendidikan pasal 4 yang berbunyi sebagai berikut :
a)
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis
dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
b)
Pendidikan diselenggarakan sebagai satu
kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka multibermakna.
c)
Pendidikan diselenggarakan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung seumur hidup.
d)
Pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan kreatifitas peserta didik
dalam proses pembelajaran
e)
Proses pendidikan dikembangkan dengan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi setiap masyarakat.
f)
Pendidikan diselenggarakan dengan
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami
pendidikan diindoesia dilaksanakan berdasarka kebutuhan warga masyarakat dalam
pemberdayaan terhadap warga negara dengan menjunjung tunggi nilai-nilai
demokratis dan keadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM,
nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.[6]
1.1.2
Masalah Mutu Pendidikan
a.
Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang
bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional
sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan
berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung. Sejalan
dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang
pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini
diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan
prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, kurangnya fasilitas pendidikan dapat
mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan. Oleh sebab itudalam mengatasi masalah
ini pemerintah telah berusaha dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan
kemampuan guru melalui training-training, dengan menambah fasilitas, dengan menambah
dana pendidikan, mencari sestem pengajaran tepat guna, serta sistem eveluasi
yang sebaik mungkin dengan tujuan dapat meningkatkan mutu pendidikan secara
bertahap.[7]
b.
Tujuan Mutu pendidikan
Adalah untuk memberikan jaminan kualitas pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan. Oleh karena itu mutlak dilakukan atau dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan. Mutu pendidikan erat kaitannya dengan lembaga pendidikan,
yaitu sekolah yang merupakan lembaga pendidikan secara khusus yang
mengembangkan SDM.[8]
1.1.3
Masalah Efektivitas dan Efisiensi
a.
Pengertian Efektifitas dan Efisiensi
Sesuai dengan
pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan
peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dianggap penting
dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan.
Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan.
Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai
secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan
hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya yang ada, seperti uang,
waktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan
proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti
waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas
pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di
Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada
tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia
lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh.
Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan
sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang
efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan
rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang
telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka
pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari
pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin,
terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan
Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM
yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang
tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti
pengangguran.
Penanggulangan
masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga
pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan
meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia
kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung
pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi
dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir
dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan.
Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha
penghematan waktu dan tenaga.
Pendidikan diusahakan agar dapat memperoleh
hasil yang baik dengan adanya biaya dan waktu yang sedikit. Ini artinya harus
dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, yang sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan[9]
b.
Tujuan Efisiensi Pendidikan
Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan diindonesia erat kaitannya dengan
profesional dalam management nasional pendidikan yang diterapkan, antara lain :
disiplin keahlian, etos kerja, dan cost effectiveness.
Bedasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa efisiensi pendidikan
merupakan salah satu faktor pendukung dalam membentuk lembaga pendidikan yang
efektif serta sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu proses pendidikan
harus diusahakan agar memperoleh hasil yang maksimal denga waktu yang terbatas.[10]
1.1.4
Permasalahan Relevansi
a.
Pengertian Relevansi Pendidikan
Relevansi
pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di
masyarakat. Misalnya:Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap
pakai. tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan
tuntutan perkembangan ekonomi.[11]
Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup
mendasar. Dalam kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan output pendidikan yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama dalam hubungannya dengan persiapan
kerja. Hal tersebut lebih jelas dengan digulirkannya konsep Link and Match yang
salah satu tujuannya adalah untuk mengatasi persoalan relevansi tersebut.
b.
Tujuan Relevensi
Upaya peningkatan relevasi dalam sstem
pendidikan bertujuan agarhasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, dalam artian prosese pendidikan dapat memberikan dampak pemenuhan
kebutuhan peserta didik, baik kebutuha kerja , kehidupan dimasyarakat, dan
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.[12]
1.2
Faktor Pendukung Masalah Pendidikan
Faktor yang menyebabkan terjadinya masalah itu. Adapun faktor-faktor yang
dapat menimbulkan permasalahan pokok pendidikan tersebut adalah sebagai
berikut.
1.
IPTEK
2.
Pertambahan Penduduk
3.
Meningkatnya Animo masyarakat untuk memperoleh
pendidikan yang lebih baik
4.
Menurunnya Kualitas Pendidikan
5.
Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan
kebutuhan masyarakat yang sudah membangun.
1.2.1
IPTEK
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak
bisa dipungkiri mengakibatkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi keidupan
sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan bangsa indonesia.
Diakui bahwa sistem pendidikan yang kita
miliki dan dilaksanakan selama ini belum mampu mengikuti dan mengendalikan
kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia pendidikan belaum dapat menghaslkan
tenaga-tenaga pembangunan yang produktif, kreatif dan aktif serta sesuai dengan
wawasan dan keinginan masyarakat luas.
Bagaimanapun berkembangnya ilmu pengetahuan
modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan
yang terus menerus.
1.2.2
Pertambahan penduduk
Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat
tentunya menuntut adanya perubahan, sekaligus pertambahannya keinginan
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara komulatif menuntut dari
segi sarana pendidikan yang memadai.
Kenyataan tersebut menyatakan daya tampung,
ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah yang
mneyebabkan sulitnya menentukan bagaiman relevansi pendidikan dengan dunia
kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara output lembaga pendidikan dengan
kesempatan yang tersedia.
1.2.3
Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh
pendidikan yang lebih baik
Munculnya gerakan inovasi pendidikan yang erat
kaitannya dengan adanya berbagai tantanga dan permasalahan yang dihadapi oleh
dunia pendidikan dewasa ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan IPTEK.
Kemajuan IPTEK yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada
umumnya mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal bisatu sis
kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau
persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan ini pula sekarang bermunculuan
sekolah-sekolah favorit, plus, bahkan unggulan.
1.2.4
Menurunnya kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan yang dirasakan dewasa ini
semakin menurun, ditambah belum mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi,
menuntut adanya sejumlah perubahan. bila tidak demikian, jelas akan berakibat
fatal dan terus ketinggalan.
1.2.5
Kurang adanya Relevansi antara Pendidikan dan
kebutuhan masyarakat yang sedang membangun
Dalam era modern sekarang masyarakat menuntut
adanya lembaga pendidikan yang benar-benar mampu untuk diharapkan, terutama
yang siap pakai dengan dibekali skill yang diperlukan dalam pembangunan.
Umumnya, kurang sesuainya materi pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh
karena itu perkembangannya diindonesia kita ketahui telah mengalami beberapa
kali penggantian kurikulum. Hal ini dilaksanakan dalam upaya mengatasi masalah
relevansi. Dengan kurikulm baru inilah peserta didik dbina kepribadiaannya
melalui pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan masa
kini dan masa yang akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum
baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas utama.[13]
1.3
SOLUSI PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Solusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah penyelesaian,
pemecahan atau jalan keluar. Jadi solusi permasalahan pendidikan adalah jalan
keluar untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan melalui faktor internal
(masalah atau hambatan tercapainya tujuan utama dalam pelaksanaaan kegiatan
pendidikan), dan eksternal (masalah atau hambatan dalam pelaksanaaan kegiatan
pendidikan.Masalah- masalah dalam pelaksanaan pendidikan ).
1.3.1
Solusi permasalahan pemerataan dan peningkatan kualitas
Cara pemerataan
dan peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui :
a)
Meningkatkan kemampuan pendidik lewat penataran-penataran
b)
Memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses belajar peserta
didik
c)
Memantapkan nilai, keterampilan, sikap dan kesadaran lingkingan
pada peserta didik
1.3.2
Solusi permasalahan pelayanan pendidikan
Cara memperluas
pelayanan pendidikan (kuantitas), yaitu melalui :
a)
memberiakan ketetampilan bagi mereka yang tidak pernah sekolah
b)
penyebaran pesan-pesan yang merangsag kegiatan belajar da
partisipasi untuk ikut membangun
c)
penyebaran informasi untukmenumbuhkan kesadaran lingkungan.
d)
Usaha memberikan pengalaman pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
dan aspirasi yang berkembang dan realistis.
1.3.3
Solusi permasalahan relevansi pendidikan
Cara
meningkatkan relevansi (keserasian) pendidikan dengan pembangunan yaitu dapat
ditempuh dengan :
a)
Menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fungsional
untuk kehidupan dimasyarakat kelak.
b)
Menentukan kemampuan untuk memahami dan memecahkan permasalahan
yang actual dalam masyarakat.
c)
Menunjukan jalan untuk mengembangkan keterampilan hidup
dimasyarakat.
1.3.4
Solusi permasahan efiktifitas dan efisiensi pendidikan
Cara meningkatkan efiktifitas dan efisiensi sestem penyajian, dapat
ditempuh melalui :
a)
Memberikan kebebasan sesuai dengan minat, kemampuan,dan kebutuhan
kearah perkembangan yang optimal.
b)
Memberikan pengalaman yang bulat agar peserta didik mandiri dan
memiliki sikap tanggung jawab.
c)
Megintegrasikan berbagai pengalaman dan kegiatan pendidikan
d)
Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan yang tepat guna,
tepat saat, menarik dan mengesankan.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Permasalahan pendidikan :
a)
Pemerataan pendidikan
Merupakan persoalan yang terkait dengan pelaksanaan sistem
pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga
Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi
pembangunnan sumber daya manusia yang menunjang pembangunan suatu bangsa.
b)
Mutu Pendidikan
Merupakan
keluaran atau hasil lembaga pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari dua
bentuk pertama, mutu produk pada lembaga pendidikan meliputi hal-hal sepeti
bahan ajar , jumlah lulusan, presentasi lulusan ujian, alumni yang mengikuti
study lanjutan, alumni yang mendapatkan pekerjaan atau promosi. Kedua, mutu
prosess terkait dengan hal-hal seperti proses pembelajaran, bimbingan peserta
didik, konsoling, kordinasi pengembangan bahan ajar dan ujian, jaringan kerja
dengan kantor regional diberbagai daerah, sistem registrasi, pengelolaan system
informasi peserta didik, produksi bahan ajar multimedia, produksi bahan ujian,
penjadwalan tutorial, layanan bantuan belajar, distribusi bahan ajar , dan
penyiaran melalui media masa.
c)
Permasalahan Relevansi
Merupakan kesesuain program pendidikan yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan dengan kebutuha masyarakat sebagai pengguna atau stickholders
pendidikan, artinya apa yang dihasilkan lembaga pendidikan dapat dinikmati
hasilnya oleh masyarakat atau tepat guna.
d)
Permasalahan Efisiensi
Merupakan apabila hasil yang dicapai maksimal dengan biaya yang wajar
karena biaya merupakan ukuran efisien dalam proses pendidikan teruta apabila
dalam proses pendiikan dapat menghasilkan output pendidikan dengan biaya yang
efisien.
2.
Faktor pendukung permasalahan pendidikan :
a.
IPTEK
b.
Pertambahan Penduduk
c.
Meningkatnya Animo masyarakat untuk memperoleh
pendidikan yang lebih baik
d.
Menurunnya Kualitas Pendidikan
e.
Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan
kebutuhan masyarakat yang sudah membangun.
3.
Solusi permasalahan pendidikan terbagi menjadi
:
a.
solusi pemerataan dan peningkatan kualitas
b.
solusi pelayanan pendidikan
c.
solusi relevansi pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, 2012, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja
Grafindo
Ekosusilo,
Madyo-Kasihadi RB, 1988, Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang; Effhar
Publishing.
Kadir, Abdul, 2012, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
http://isaninside.wordpress.com/ diakses pada tanggal 27 November,
jam.21;00
[1]
Hasbullah,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta:2012, Cet.10,hlm.194
[2]
Madyo Ekosusilo-RB. Kasihadi, Dasar-dasar Pendidikan, effhar Publishing,
semarang:1988,hlm. 93-94
[3]
Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar kependidikan, Usaha
Nasional,Surabaya,1988,hlm.201
[4]
Hasbullah,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta:2012, Cet.10,hlm.200
[5]http://isaninside.wordpress.com/
diakses pada tanggal 27 November, jam.21;00
[6] Abdul Kadir,
Dasar-dasar pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta:2012,
Cet.I.hlm.245
[7] Hasbullah,Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan,hlm.197
[8] Abdul Kadir,
Dasar-dasar pendidikan,hlm.247
[9] Hasbullah,Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan,hlm.198
[10] Abdul Kadir,
Dasar-dasar pendidikan,hlm.254
[11]http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_7.htm,
diakses tanggal 27 November, jam 21.10.
[12]Abdul Kadir,
Dasar-dasar pendidikan.hlm.255
[13] Hasbullah,Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan,hlm.191-193
Sangat bermanfaat artikelnya. Ditunggu lg postingan berikutnya
BalasHapusijin copy sob
BalasHapusterimakasih ini menjadi referensi tugas kuliah saya
BalasHapussangat membantu dalam penambahan wawasan tentang pendidkan
BalasHapussangat bagus dan bermanfaat
BalasHapus