MAKALAH PENDIDIKAN
SEJARAH NIH
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT
BAB II
PEMBAHASAN
Ternyata
Amerika yang selama ini identik sebagai pusat kekafiran, justru lebih dulu
mengenal Islam sebelum para penyebar agama lain dari Eropa menguasai negeri
itu. Fakta-fakta ini mungkin akan membuat kita berbeda memandang Amerika, yaitu
sebagai bagian dari wilayah yang dakwah disana harus diteruskan.
1.
Sejarah
Masuknya Islam di Benua Amerika[4]
Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai 'The New World' ketika pertama kali
menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam
di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah 'Dunia Baru'. Sebab, 603 tahun sebelum
penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari Afrika
Barat telah membangun peradaban di Amerika.
Klaim sejarah Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu
benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa
para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua
itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus. Secara historis umat Islam
telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan di
benua Amerika.
''Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin
telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum
Christopher Columbus menemukannya,'' tutur Fareed H Numan dalam American Muslim
History A Chronological Observation. Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah
menjalin hubungan dengan penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus
tiba.
Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before
Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika
asli. Dalam karyanya yang lain, African Presence in Early America, Van Sertima,
menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga
dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.
Van Sertima juga menuturkan, saat menginjakkan kaki di benua
Amerika, Columbus pun mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang
sudah beragama Islam. "Columbus juga tahun bahwa Muslim dari pantai Barat
Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan
Utara," papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah
membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.
Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah
masjid saat berlayar melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah
berkebangsaan Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah
di Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada. Itulah bukti nyata bahwa Islam telah
menyemai peradabannya di benua Amerika jauh sebelum Barat tiba.
Fakta lainnya tentang kehadiran Islam di Amerika jauh
sebelum Columbus datang juga diungkapkan Dr Barry Fell, seorang arkeolog dan
ahli bahasa dari Universitas Harvard. Dalam karyanya berjudul Saga America,
Fell menyebutkan bahwa umat Islam tak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika.
Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu.
Fell juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut
dia, bahasa yang digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina,
perbendaharaan katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga
menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California.
Di Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga
menemukan tulisan tua lainnya yang berbunyi 'Yasus bin Maria' yang dalam bahasa
Arab berarti "Yesus, anak Maria". "Ini bukan frase Kristen,''
cetus Fell. Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci
Alquran. Tulisan tua itu, papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari
Amerika Serikat.
Arkeolog dan ahli bahasa itu juga menemukan teks, diagram,
serta peta yang dipahat di batu yang digunakan untuk kepentingan sekolah.
Temuan itu bertarikh antara tahun 700 hingga 800 M. Teks serta diagram itu
berisi mata pelajaran matematika, sejarah, geografi, astronomi, dan navigasi
laut. Bahasa pengajaran yang ditemukan itu menggunakan tulisan Arab Kufi dari
Afrika Utara. Sejarawan seni berkebangsaan Jerman, Alexander Von Wuthenau, juga
menemukan bukti dan fakta keberadaan Islam di Amerika pada tahun 800 M hingga
900 M. Wuthenau menemukan ukiran kepala yang menggambarkan seperti bangsa Moor.
Itu berarti, Islam telah bersemi di Amerika sekitar separuh milenium sebelum
Columbus lahir.
Dia juga menemukan ukiran serupa bertarik 900 M hingga 1500
M. Artifak yang ditemukan itu mirip foto orang tua yang biasa ditemui di Mesir.
Youssef Mroueh dalam tulisannya Muslim in
The Americas Before Columbus memaparkan penuturan Mahir Abdal-Razzaaq El,
orang Amerika asli yang menganut agama Islam. Mahir berasal dari suku Cherokee
yang dikenal sebagai Eagle Sun Walker.Mahir memaparkan, para penjelajah Muslim
telah datang ke tahan kelahiran suku Cherokee hampir lebih dari 1.000 tahun
lalu. Yang lebih penting lagi dari sekedar pengakuan itu, kehadiran Islam di
Amerika, khususnya pada suku Cherokee adalah dengan ditemukannya
perundang-undangan, risalah dan resolusi yang menunjukkan fakta bahwa umat
Islam di benua itu begitu aktif.
Salah satu fakta yang membuktikan bahwa suku asli Amerika
menganut Islam dapat dilacak di Arsip Nasional atu Perpustakaan Kongres.
Kesepakatan 1987 atau Treat of 1987 mencantumkan bahwa orang Amerika asli
menganut sistem Islam dalam bidang perdagangan, kelautan, dan pemerintahan.
Arsip negara bagian Carolina menerapkan perundang-undangan seperti yang
diterapkan bangsa Moor.
Menurut Youssef, pemimpin suku Cherokee pata tahun 1866 M
adalah seorang pria bernama Ramadhan Bin Wati. Pakaian yang biasa dikenakan
suku itu hingga tahun 1832 M adalah busana Muslim. ''Di Amerika Utara
sekurangnya terdapat 565 nama suku, perkampungan, kota, dan pegunungan yang
akar katanya berasal dari bahasa Arab,'' papar Youssef.
Fakta-fakta itu membuktikan bahwa Islam telah hadir di tanah
Amerika, ketika kekhalifahan Islam menggenggam kejayaannya. Hingga kini, agama
Islam kian berkembang pesat di Amerika - apalagi setelah peristiwa 11
September. Masyarakat Amerika kini semakin tertarik dan meyakini bahwa Islam
adalah agama yang paling benar.
Berikutini fakta-fakta lain mengenai masuknya Islam di
Amerika:
Tahun 999 M: Sejarawan Muslim Abu Bakar Ibnu Umar Al-Guttiya
mengisahkan pada masa kekuasaan Khalifah Muslm Spanyol bernama Hisham II (976 M
-1009 M), seorang navigator Muslim bernama Ibnu Farrukh telah berlayar dari
Kadesh pada bulan Februari 999 M menuju Atlantik. Dia berlabuh di Gando atau
Kepulauan Canary Raya. Ibnu Farrukh mengunjungi Raja Guanariga. Sang penjelajah
Muslim itu memberi nama dua pulau yakni Capraria dan Pluitana. Ibnu Farrukh
kembali ke Spanyol pada Mei 999 M.
Tahun 1178 M: Sebuah dokumen Cina yang bernama Dokumen Sung
mencatat perjalanan pelaut Muslim ke sebuah wilayah bernama Mu-Lan-Pi
(Amerika). Tahun 1310 M: Abu Bakari seorang raja Muslim dari Kerajaan Mali
melakukan serangkaian perjalanan ke negara baru. Tahun 1312 M: Seorang Muslim
dari Afrika (Mandiga) tiba di Teluk Meksiko untuk mengeksplorasi Amerika
menggunakan Sungai Mississipi sebagai jalur utama perjalanannya. Tahun 1530 M: Budak dari Afrika tiba di
Amerika. Selama masa perbudakan lebih dari 10 juta orang Afrika dijual ke
Amerika. Kebanyakan budak itu berasal dari Fulas, Fula Jallon, Fula Toro, dan
Massiona - kawasan Asia Barat. 30 persen dari jumlah budak dari Afrika itu
beragama Islam.
Tahun 1539 M: Estevanico of Azamor, seorang Muslim dari
Maroko, mendarat di tanah Florida. Tak kurang dari dua negara bagian yakni
Arizona dan New Mexico berutang pada Muslim dari Maroko ini. Tahun 1732 M:
Ayyub bin Sulaiman Jallon, seorang budak Muslim di Maryland, dibebaskan oleh
James Oglethorpe, pendiri Georgia. Tahun 1790 M: Bangsa Moor dari Spanyol
dilaporkan sudah tinggal di South Carolina dan Florida.
a.
Sejarah
Singkat
Dimulai dengan dibukanya jalur sutra dan berkembangnya
keinginan bangsa berkuasa di Eropa untuk mencari daerah baru dan memperluas
wilayah jajahan, munculah nama penjelajah terkenal seperti Ibnu Batuta, Marco
Polo, Zheng He (Cheng Ho), Columbus yang mengitari dunia luas ini.
Dari fakta diatas, Dr Barry Fell seorang
ahli bahasa dari Harvard University mengungkapkan ternyata Islam telah
berkembang di amerika sebelum nama benua Amerika untuk pertama kali disebutkan.
Dirinya mendapatkan adanya sekolah sekolah Islam di
Valley of Fire, Allan Spring Logomorismo dan Indiana sekitar tahun tahun
700-800 masehi. Kemudian pada tahun 1178 masehi, sebuah dokumen Cina bernama
Sung mencatat perjalanan pelaut Muslim ke sebuah wilayah bernama Amerika atau
dalam bahasa Cina pada dokumen tersebut disebut Mu-Lan-Pi. Kemudian pendapat
ini juga disetujui oleh Gavin Menzies, seorang bekas pelaut yang
mengemukakan hasil penelusurannya bahwa dirinya telah menemukan bekas
peninggalan seorang laksamana muslim bernama Cheng Ho di Amerika pada tahun
1421, 71 tahun lebih awal dari kedatangan Columbus di Benua itu.
Setelah sebuah penemuan benua baru yang kontroversial
oleh columbus pada tanggal 21 Oktober 1492 , perdagangan budak mulai marak
terjadi di Amerika dan dunia barat lain. Tahun 1530 masehi, para budak budak
dari Afrika Barat pertama datang ke Amerika. Selama masa perbudakan
yang berlangsung hingga 300 tahun itu, sekitar 10 juta orang Afrika dijual ke
Amerika, dan sekitar 30% adalah beragama Muslim dan merekalah yang menjadi
cikal bakal kaum Muslim yang sekarang berada di Amerika. Kemudian pada tahun
1732 masehi, Ayyub bin Sulaiman Jalloh, seorang budak Muslim di Marylan
dibebaskan oleh pendiri Georgia (kota kelahiran Martin Luther King) bernama
James Oglethorpe.
Dilanjutkan menurut Dr A Zahoor, nama negara
bagian seperti Alabama berasal dari kata Allah bamya. Sedangkan Arkansas
berasal dari kata Arkan-Sah. Sedangkan Tennesse dari kata Tanasuh. Selain itu,
ada pula nama tempat di Amerika yang menggunakan nama-nama kota suci Islam,
seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen
di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, serta Medina di Texas. Begitulah
peradaban Islam turut mewarnai di benua Amerika.
Perkembangan Islam di Amerika Serikat sekarang
mengalami kemajuan pesat. Berbagai kawasan muslim kini tumbuh sedikitnya di
sepuluh negara bagian AS, seperti di California, New York, Illinois, New Jersey,
Indiana, Michigan, Virginia, Texas, Ohio, dan Maryland.Jumlah Muslim di AS saat
ini sudah mengalahkan Episkopalian, Lutheran, Presbyterian, United Church of
Christ, dan agama lainnya.
Pada awal perkembangannya
persekolahan di Amerika telah dimulai sejak zaman penjajahan. Persekolahan
ketika itu bersifat elitis dan berorientasi pada agama. Masyarakat yang berada
pada lapisan sosial-ekonomi bawah hanya boleh mengenyam pendidikan di “sekolah
ibu”, yaitu suatu sekolah yang mengajarkan membaca, menulis, berhitung, dan
agama. Sedangkan masyarakat pada lapisan sosial-ekonomi atas dipersiapkan untuk
menjadi pemimpin gereja, pemimpin masyarakat, ataupun pemimpin negara melalui
sekolah latin dan colleges. Pada masa itu anak wanita tidak mempunyai kebebasan
untuk bersekolah —suatu bentuk nyata diskriminasi gender yang terjadi di banyak
negara yang sedang terjajah— (Dimyati, 1988).
Rakyat Amerika berhasil memperoleh
kemerdekaannya dan membentuk negara Amerika Serikat pada 4 Juli 1776. Iklim
kemerdekaan ini berdampak pada perubahan pola pendidikan di Amerika. Pendidikan
yang bersifat elitis diubah. Pada masa ini muncullah gerakan Public School yang
bersifat terbuka untuk semua anak kulit putih baik pria maupun wanita. Public
School dibentuk dan dirancang untuk membentuk kompetensi dan keterampilan dasar
warga negara. Upaya pengembangan Public School telah menimbulkan pro dan kontra
dalam masyarakat. Sebagian masyarakat setuju dengan campur tangan dan intervensi
pemerintah dalam pengembangan Public School, namun sebagian lagi menolaknya.
Kelompok masyarakat yang kontra tersebut berpendapat bahwa campur tangan
pemerintah justru akan menghambat perkembangan Public School itu sendiri.
Kegiatan pendidikan di Amerika tidak
terhenti sampai disini saja. Sejarah panjang mewarnai kegiatan pendidikan di
negeri Paman Sam tersebut. Tiga periode reformasi pendidikan berikut ini akan
mengisi catatan panjang sejarah pendidikan Amerika. Ketiga periode reformasi
pendidikan tersebut adalah gerakan sekolah umum pada tengah abad 19, alam
progressive pada awal abad 20, dan gerakan fermentaso generasi terakhir. Setiap
periode selalu mempertanyakan dan mengubah pola-pola pendidikan yang telah ada.
Pada abad 19 Public School tersebar
luas di seluruh Amerika, namun ironisnya tenaga pendidik dan
fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan ketika itu sangat minim. Dalam
perkembangan selanjutnya, terjadilah reformasi di bidang pendidikan yang
berhasil memunculkan gerakan yang bisa mempersatukan kelompok-kelompok sosial
yang berbeda keinginannya. Keberhasilan gerakan tersebut mendukung perkembangan
Public School. Pada tengah abad 19 ini Public School dirancang untuk memberikan
pendidikan dasar umum sehingga lulusannya diharapkan mampu berpartisipasi dalam
kehidupan politik dan dapat memasuki dunia kerja.
Pada zaman progressive terjadi
sentralisasi pengawasan dan elaborasi dalam sistem pendidikan Common School. Para
ahli pendidikan menggunakan kekuatan negara untuk memperkuat posisi, misalnya
untuk memperoleh sertifikasi, dana, standarisasi fasilitas dan kurikulum. Pada
masa ini muncul pemikiran bahwa Common School tidak hanya membekali siswanya
dengan pendidikan dasar di bidang 3 R (reading, writing, aritmathic) dan pendidikan
moral saja, tetapi juga diharapkan mampu menyiapkan siswa secara langsung agar
dapat melakukan peranan dalam hidup bermasyarakat, sehingga disini sekolah
merupakan suatu lembaga yang menjadi pintu gerbang untuk mengarahkan siswa ke
arah dunia kerja.
Gerakan fermentaso generasi terakhir
dalam sejarah pendidikan Amerika diawali pada 1958 sampai tengah tahun 1970-an.
Pada masa ini terjadi reformasi di bidang pendidikan yang berciri lebih
menekankan fungsi daripada tujuan pendidikan. Sentralisasi kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan semakin bertambah sebagai akibat dari reformasi
pendidikan tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi-organisasi guru
tumbuh, makin berpengaruh, dan memperoleh kekuatan politik. Hal itu menyebabkan
guru bersatu untuk menuntut perbaikan ekonomi dan sosial. Pada awal tahun
1980-an peminat public school merosot. Ketika itu public school menghadapi
suatu krisis kepercayaan umum dan moral profesional yang rendah. Masyarakat
menghendaki terjadinya perubahan-perubahan pada public school, namun para
pengambil keputusan seringkali kurang memahami public education itu sendiri,
sehingga mereka tidak dapat menentukan prioritas untuk memperbaiki lembaga ini
(public school). Reformasi datang dan pergi silih berganti, tetapi pemecahan
rasional yang dilakukan tidak menggarap masalah yang sebenarnya (Dimyati,
1988).
Sistem pendidikan di Amerika bukanlah
merupakan suatu sistem yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah federal dan
juga tidak oleh pemerintah negara bagian secara langsung. Pelaksanaan dan
pengaturan sistem pendidikan di negara adidaya ini dijalankan oleh Unified
School District (USD). Anggaran belanja USD dibiayai oleh PBB, dana anggaran
belanja dari pemerintah negara bagian dan dana dari pemerintah federal. Sekolah
yang berada di bawah pengelolaan USD harus memenuhi standar minimum mutu
sekolah. Setiap sekolah akan mendapatkan evaluasi berkala dari negara bagian.
Biasanya USD mengelola SD, SMP, SMA, dengan pendidikan SD 6th., SMP 2th., dan
SMA 4th. Anak-anak diwajibkan untuk sekolah dari usia 6/7th. Diakumulasikan menjadi 18th.
Mulai usia 6/7th., anak-anak
Amerika dapat mengikuti sekolah dasar selama 5/6th. Kemudian masuk ke SMP
selama 2/3th., dan SMA selama 3/4th. Setelah menyelesaikan SMA, para siswa
dapat bisa meneruskan belajar ke Universitas. Belajar di Sekolah tinggi
bertujuan untuk meraih gelar B.A. sebagai pendidikan tingkat sarjana strata 1.
jenjang setelahnya dikenal dengan pasca sarjana.
Pendidikan tinggi dapat ditempuh di
berbagai lembaga, Universitas Negeri, Swasta, Sekolah tinggi 2th., Sekloah
Tinggi Komunitas, Sekolah Keahlian, institut teknologi, institut teknik dan
sekolah yang terkait dengan gereja.[8][3] Sebelum memasuki dunia Universitas, seorang calon mahasiswa
harus mempersiapkan diri semenjak di SMA dengan persiapan yang terarah dan
terpadu. Kunci keberhasilan dalam memasuki Universitas terletak pada
kedisiplinan dan kegigihannya menguasai mata pelajaran. Di Universitas Negeri,
mereka bisa mendapat gelar sarjana muda, sarjana, dan doktoral dengan waktu
belajar 4-1-3th., kecuali untuk program dokter umum yang membutuhkan waktu 4
tahun lagi.
Universitas yang ada di Amerika Serikat
diantaranya adalah Boston University, University of Chicago, dan UCLA. UCLA adalah
Universitas terbesar di California dan terpopuler di Amerika Serikat. Universitas
riset publik ini merupakan kampus utama yang menawarkan lebih dari 300 program
sarjana dan pasca sarjana. Untuk masuk di Universitas ini seorang siswa harus
mempersiapkan dirinya mulai dari kelas 9 (Shopomor) hingga kelas 12 dengan GPA
4 pada setiap tahunnya.biasanya siswa yang sudah duduk di kelas 11 sudah harus
memasukka lamarannya ke Universitas ini. Akan tetapi, yang mempunyai GPA 4
hingga kelas 11, maka akan mendapat tawaran dari berbagai Universitas terkemuka
dengan disertai beasiswa, mulai kecil hingga beasiswa penuh.
Jenjang berikutnya adalah pendidikan
pasca sarjana untuk meraih gelar magister. Gelar M.B.A. merupakan gelar yang amat populer yang
ditempuh selama 2 tahun, tetapi ada juga gelar magister yang ditempuh selama 1
tahun. Gelar ini dipandang sebagai batu loncatan untuk menuju jenjang doktoral
(Ph.D.). Tetapi ada sebagian mahasiswa yang bisa mempersiapkan secara lansung
bagi pendidikan doktoral, bahkan tanpa memperoleh jenjang magister hanya
dibutuhkan waktu selama tiga tahun.
d.
Sekolah
Islam
Di Amerika, studi-studi Islam pada umumnya memang
menekankan pada studi sejarah Islam,bahasa-bahasa Islam selain bahasa
arab,sastra dan ilmu-ilmu sosial,berada dipusat studi Timur Tengah atau Timur
dekat. Di UCLA studi Islam dibagi kepada komponen-komponen. Pertama, mengenai
doktrin agama Islam, termasuk sejarah pemikiran Islam. Kedua, bahasa arab
termasuk teks-teks klasik mengenai sejarah, hukum dan lain-lain. Ketiga, bahasa-bahasa
non arab yang muslim, sperti Turki, Urdu, Persia, dan sebagainya. Sebagai
bahasa yang dianggap telah ikut melahirkan kebudayaan Islam. Keempat,
ilmu-ilmu sosial, sejarah, bahasa arab, sosiologi dan semacamnya. Selain itu,
ada kewajiban menguasai secara pasif satu atau dua bahasa eropa[9].
Para Umat Muslim di Amerika yang jumlahnya semakin bertambah juga
membutuhkan pendidikan. Meskipun sekolah Islam telah ada di Amerika sejak
tahun 1930an, jumlahnya masih di bawah 60 pada tahun 1990an, namun
lambat laun sekolah sekolah islam di Amerika telah banyak tumbuh berdampingan
dengan sekolah lain. Mereka membangaun sekolah sekolah muslim yang dahulu hanya
merupakan tempat perkumpulan sesama umat muslim lain, atau bahkan hanya sebuah
masjid. Sekarang di negeri Paman Sam itu sudah berdiri sekitar 1.209 masjid.
Lebih dari 20 persen masjid Amerika memiliki sekolah penuh waktu. Sedangkan
sekolah-sekolah Islam kini sudah lebih dari 250 sekolah Islam, tiga perguruan
tinggi, 400 lembaga, sekitar 200.000 usaha dan lebih dari 200 penerbitan, jurnal
dan surat kabar mingguan.
Di AS ada
kantor dinas pendidikan yang disebut American Association of School
Administrator (AASA). Kantor ini melakukan lobby untuk menggoalkan kebijakan
yang diinginkan. Masyarakat diberitahu issu yang dimunculkan agar dapat
menelepon pihak penentu kebijakan. Karena banyak yang memunculkan issu
dimaksud, bisa jadi pihak pengambil kebijakan memenuhi keinginannya. Lobby
kepada orang-orang tertentu ternyata lebih baik ketimbang dengan cara
pengambilan keputusan secara voting. Nampaknya sangat berbeda dengan kondisi di
Indonesia, karena masyarakat cukup “mewakilkan” orang di DPR yang sering tidak
memenuhi harapan yang memberi mandat perwakilan.[10]
Menurut www.suaramedia.com, salah satu sekolah Islam yang terkenal
di Amerika adalah Sekolah Noor-Ul-Iman di kampus Brunswick Selatan.
Kemudian dibagian New Jersey terdapat sekolah bernama Society of Central New
Jersey, yang memiliki sekolah parokial penuh waktu yang meliputi taman
kanak-kanak hingga sekolah dasar. Di daerah daerah new Jersey sendiri terdapat
17 sekolah Islam yang telah bekerja penuh waktu layaknya sekolah sekolah di
amerika pada umunya.
Kemudian sekolah Islam juga tengah giat giatnya membangun kawasan
pendidikan Muslim di daerah Ibukota Negara seperti Washington D.C. Untuk
mengetahui tentang pendidikan Islam di Washinton D.C. , kita dapat melongok ke
sebuah sekolah di negara bagian Maryland yang tak jauh dari Virginia dan
Washington D.C. Sekolah tersebut adalah Al-Huda School Darus Salam
berlokasi di 5301 Edgelwood Road, College Park, Maryland, 20740. Kepala sekolah, Dr. Khalid Obeid, dan anggota
Syura, Sayeed Jaweed menjelaskan tentang misi, proyek, dan pendanaan. Sedangkan
wakil kepala sekolah, Jose Acevedo menjelaskan tentang kurikulum, dan
pengembangan kurikulum. Sekolah Al-Huda sendiri didirikan tahun 1995 dengan
maksud untuk memberikan pendidikan kepada anak didik agar ajaran Islam yang
dipeluk tidak musnah ditelan situasi. Pelajaran akhlak sangat ditekankan, guna
mengantisipasi kebrutalan anak remaja seperti terjadi di AS dalam penembakan
terhadap guru atau teman sekolahnya.
Bahasa Arab diperkenalkan dengan penggunaan langsung dalam kehidupan
sekolah. Metode pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa kedua sama dengan cara
yang dipakai dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Pada
prinsipnya kurikulum yang dipakai adalah standar yang diberlakukan di Kabupaten
Montgomery, ditambah dengan bahasa Arab, al-Quran, dan pelajaran keislaman
lainnya.
Orang tua
murid tidak mutlak harus beragama Islam. Ada murid yang salah satu orang tuanya
muslim, tetapi yang lainnya masih belum menerima ajaran Islam sebagai suatu
kebenaran. Meski jumlah murid tidak banyak, namun hasil yang dicapai memuaskan.
Ada seorang anak kelas 6 yang dapat berdakwah mengajak orang tuanya masuk
Islam, dan berangan-angan kakek dan neneknya mau masuk Islam.[11]
Sekolah Islam juga tidak identik dengan pewajiban para peserta didiknya
untuk menggunakan Jilbab atau penutup kepala, penulis menemukan sebuah sekolah
di Amerika yang menurut warga Amerika secara luas merupakan sekolah Paling
toleran mengenai peraturan yang diberlakukan. Yang lebih unik adalah bahwa
sekolah yang terletak di Pasadena, California itu memiliki peserta didik dan
tenaga pengajar yang bukan hanya dari kalangan muslim, tetapi juga banyak
kalangan non Muslim. Sekedar informasi, bahwa kelebihan sekolah New Horizon
School itu adalah mereka merupakan sekolah Islam pertama yang berdiri di
Amerika Serikat sejak 25 tahun lalu.[12]
Semua
fasilitas sekolah didanai dari orang-orang Islam sendiri. Sebagai sekolah
swasta, tak ada bantuan dana dari pemerintah, sehingga tiap orang tua membayar
kontribusi untuk SPP sebanyak $3.700. Karena itu gaji guru lebih rendah dari
pada guru di sekolah negeri, yaitu $ 22.000-$24.000 per tahun.[13]
Sebagaimana yang dilansir http://www.kompas-New Horizon School memiliki
Misi dan Visi sebagai berikut:
Mission
New Horizon School is an independent Islamic school
founded by the Islamic Center of Southern California in 1984. New Horizon
School is committed to providing students with an excellent academic education
and firm grounding in moral and ethical values. New Horizon School fosters a
dedication to God through virtuous living in a progressive Islamic environment.
Vision
New Horizon
seeks to develop in each student a positive identity as an American Muslim who
is prepared intellectually, socially, emotionally, spiritually, and physically
to succeed in tomorrow’s world. New Horizon students are expected to integrate
academic skills, Qur’anic principles, and ethical behavior in order to make
positive contributions to the global community. New Horizon aims to develop in
each student a balanced character enriched with knowledge, inspired to
excellence, and committed to the betterment of family, community, and humanity.
Melihat perkembangan sekolah Islam yang cukup
berkembang cukup pesat di Amerika, ini menandakan warga Muslim di Amerika mampu
bertahan meskipun dibawah kekhawatiran yang terus melanda setelah tragedi 9/11
hampir satu dasawarsa silam. Kemudian dari berkembangnya sekolah sekolah islam
di Amerika, terlihat bahwa mereka mampu beradaptasi dan membaur dengan
kehidupan sosial yang berkembang di daerah tersebut. Sebagai Negara yang
menganut Liberalisme dan kebebasan pribadi seperti Amerika, maka sudah
sewajarnya mereka dapat menerima dengan sepenuh hati warga Muslim mereka.
e.
Kurikulum
Islam
Pemerintah
Amerika Serikat (AS) menyambut positif niat kelompok muslim AS yang
sedang mengupayakan kurikulum Islam masuk ke dalam sistem pendidikan di negara
itu. Mereka berharap dengan masuknya kurikulum Islam akan terbangun pemahaman
yang lebih baik mengenai Islam di kalangan warga AS.
Demikian
pernyataan Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel dalam jumpa wartawan
sebelum membuka diskusi mengenai Islam di AS yang berlangsung di Pusat
Kebudayaan AS, di Jakarta Selatan pada Rabu malam.
Menurut
pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Asisten Duta Besar AS untuk ASEAN ini,
dengan adanya kurikulum mengenai Islam pemahaman warga AS terhadap Islam dan kaum
muslim akan semakin baik.
"Penyebab
dari berbagai prasangka dan pendapat negatif adalah kurangnya pendidikan,
sehingga pendidikan merupakan jalan yang bagus untuk dapat mengenal Islam lebih
baik. Menurut saya itu akan memberikan efek yang positif," ujarnya.
Saat
ini, kaum muslim di AS tengah berupaya untuk dapat memasukkan kurikulum Islam
ke dalam sistem pendidikan di AS. Upaya yang tengah menjadi perbincangan hangat
ini sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
Dalam
sebuah seminar mengenai Islam yang dilakukan oleh 45 guru sekolah menengah di negara
bagian Indiana, AS, yang diadakan beberapa waktu lalu, mereka mendesak
pemerintah AS untuk memasukkan Islam ke dalam kurikulum pendidikannya.
Menurut
ketua penyelenggara seminar tersebut, Christ McGrew, jika Islam masuk ke dalam
kurikulum maka warga AS dapat memperoleh informasi yang sebenarnya dan bukan
seperti yang selama ini diberitakan oleh media massa di sana.[14]
Mengajar sebagai suatu profesi[15]
Dr. Gary Galluzzo, Wakil Presiden
National Board for Professional Teaching Standards (NBPTS) menjelaskan tentang
profesi guru. Pada prinsipnya, seorang guru harus menguasai bidang mata
pelajaran yang diajarkan dan metode pembelajarannya. Guru harus mempunyai
lisensi yang dikeluarkan oleh NBPTS, dan berlaku untuk waktu 5 tahun.
Selanjutnya guru tersebut harus memperbarui lisensi dan mengambil pelajaran di
perguruan tinggi untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
Bagi guru pemula, yang baru diangkat,
ia perlu bimbingan berupa mentoring dari guru-guru senior yang berkualitas
tinggi tanpa dipungut biaya. Dasar penggajian adalah masa kerja, dan tidak ada
pangkat seperti di Indonesia. Jika guru mempunyai vak pilihan yang ternyata
tidak ada peminatnya, maka ia harus pindah ke sekolah lain dengan bantuan
kepala sekolah dan administrator kabupaten. Prinsip yang dipakai adalah tidak
ada penggajian bagi yang tidak bekerja.
NBPTS adalah organisasi nonpartisan,
independen, dan nirlaba. Misinya adalah untuk menciptakan standar tinggi agar
guru tahu dan dapat mengajar, mengembangkan, dan membawa anak didik dalam
meningkatkan belajar di sekolah. Standar yang ditentukan ada 5 yaitu: (a)Guru
harus committed kepada siswa dan pembelajarannya, (b)Guru tahu matei yang diajarkan
dan tahu cara mengajarkannya, (c)Guru bertanggung jawab dalam pengelolaan dan
pemantauan pembelajaran siswa, (d)Guru berfikir secara sistematik mengenai
praktek dan belajar dari pengalamannya, dan (e)Guru adalah anggota masyarakat
yang sedang belajar. Standar tersebut dikembangkan oleh sebuah panitia yang
setelah bekerja dan berdiskusi mencapai kesepakatan tentang apa saja yang harus
diketahui dan dikerjakan oleh guru di bidang vak mata pelajarannya.
Sertifikasi seorang guru didasarkan
atas berbagai mata pelajaran, misal seni, bahasa Inggris, matematik, musik,
ilmu pengetahuan, sejarah, dan lain-lainnya. Masing-masing sertifikasi tingkat
TK sampai SD dipisahkan dari tingkat SMU. Pemisahannya adalah anak berumur 3-8
tahun (early childhood), 7-12 tahun (middle childhood), 3-12 (early and middle
childhood), 11-15 tahun (early adolescence), 14-18+ (adolescence and young
adulthood).
f.
Pelajaran
Ke-Islaman di AS
Ada sebuah organisasi keagamaan yang
menyelenggarakan pendidikan keislaman. Islamic Academy of Muslim Community
Center (MCC), di 15200 New Hampshire Avenue, Silver Spring, Maryland 20905
misalnya. MCC didirikan tahun 1976 dan mendapat dukungan dari masyarakat cukup
bagus. Sebagai organisasi keagamaan, pendidikan, dan LSM sosial, MCC memiliki
visi untuk menciptakan masyarakat Muslim yang bangga akan hazanah keislaman dan
memberikan contoh kebaikan prinsip dan nilai-nilai Islam. Sekolah Islam MCC
pada mulanya hanya menyelenggarakan kegiatan pelajaran keislaman kepada
anak-anak setiap hari Minggu dari pukul 11:00-13:00. Arealnya seluas 9,57
hektar yang dibeli tunai. Dengan pengumpulan uang dari para donatur, pada tahun
1980 mendirikan gedung berlantai dua, dan tahun 1981 baru dimulai sekolah
minggu.
Tahun 1984 bangunan tahap kedua
berlantai tiga yang menggabung dengan bangunan sebelumnya didirikan, dan tahun
1994 selesai membangun masjid senilai $1,2 juta dengan desain dua lantai dan
dipersiapkan untuk kemungkinan perluasannya. Daya tampung masjid untuk salat
Jumat 600 orang, dan untuk salat Id menggunakan bangunan lainnya guna menampung
jamaah yang jumlahnya melebihi 1.000 orang. Sejak 1997 dibuka sekolah hanya
sampai kelas 6, dan lulusannya melanjutkan ke Al-Huda School. MCC. Perpustakaan
yang dimiliki terdiri dari buku dengan berbagai macam bahasa, paling banyak
bahasa Urdu. Diharapkan ada buku atau al-Quran yang berbahasa Indonesia
untuk memperkaya directory.
Demikianlah perkembangan pendidikan
Islam di Amerika Serikat yang memang patut untuk diapresiasi. Perjuangan para
muslim di sana sungguh sangat gigih melawan kekufuran dan kemaksiatan yang
merajalela.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah yang kami
susun ini maka kami dapat menyimpulkan beberapa poin mengenai hubungan antara
Islam (pendidikan Islam) dan Amerika Serikat.
1. Islam telah lebih dahulu
menginjakkan kakinya daripada Columbus−yang digembor-gemborkan sebagai penemu
benua Amerika− dan orang-orang Barat
lainnya.
2. Perkembangan muslim di Amerika
Serikat cukup cepat yang mana didominasi orang orang Afro-Amerika.
3. Perkembangan pendidikan Islam berkembang
cukup pesat, yang mana terdapat sekitar 1.209 masjid. Lebih dari 20 persen
masjid Amerika memiliki sekolah penuh waktu. Sedangkan sekolah-sekolah Islam
kini sudah lebih dari 250 sekolah Islam, tiga perguruan tinggi, 400 lembaga,
sekitar 200.000 usaha dan lebih dari 200 penerbitan, jurnal dan surat kabar
mingguan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.eramuslim.com/berita/gerakan-dakwah/islam-di-amerika-sejarah-panjang-yang-terlupakan.htm#.UkY38krr_IU
[1]http://indraahmad62.blogspot.com/2012/02/sejarah-islam-di-amerika.html diakses pada
hari Jum’at 27 September 2013 pukul
18.41 WIB.
[2]http://sangpengelana45.wordpress.com/2013/03/16/sejarah-islam-di-amerika-serikat/ diakses pada
hari Jum’at 27 September 2013 pukul 18.40 WIB.
[3]http://www.eramuslim.com/berita/gerakan-dakwah/islam-di-amerika-sejarah-panjang-yang-terlupakan.htm#.UkY38krr_IU diakses pada
hari Jum’at 27 September 2013 18.59 WIB
[4]http://indraahmad62.blogspot.com/2012/02/sejarah-islam-di-amerika.html diakses pada
hari Jum’at 27 September 2013 pukul 18.41 WIB.
[5]http://orange-education4.blogspot.com/2010/02/pendidikan-islam-di-amerika-mengenai.html/diakses pada tanggal
30-09-2013 pukul 20:47 WIB
[7]http://binaaku.blogspot.com/2013/05/makalah-sistem-dan-kebijakan-pendidikan.html diakses pada
tanggal 4-10-2013 pukul 18.57 WIB.
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.