KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan persoalan yang kompleks, menyangkut semua komponen yang terkandung di dalamnya. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Alqur’an dan As- sunnah selain mempunyai tujuan keilmuan, Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan menjadikan manusia sebagai khalifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya suatu program yang terencana yang  dapat mengantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses belajar mengajar, pelaksanaannya, sampai penilaian, dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah kurikulum pendidikan.
Satu hal yang paling penting dalam masalah pendidikan formal adalah pengaturan kurikulum. Karena kurikulumlah yang dijadikan sebagai acuan bagi berjalannya proses pendidikan. Bahkan termasuk sebagai acuan bagi evaluasi berhasil atau tidaknya proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau sekolah.[1]
Kurikulum pendidikan Islam tidak terbatas mempelajari mata pelajaran pengetahuan agama Islam saja sebagaimana kefahaman kebanyakan masyarakat. Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai jangkauan yang lebih luas meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh agama Islam.


BAB II
PEMBAHASAN

1.    Definisi Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.[2]Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran dalam suatu peguruan. Dalam kamus Webster tahun 1856 kurikulum diartikan dua macam, yaitu :
1.      Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
2.      Sejumlah mata elajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pndidikan atau jurusan.[3]
Kurikulum (manhaj/curriculum) adalah seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan[4].
Kosakata Kurikulum telah masuk kedalam kosakata bahasa Indonesia, dengan arti susunan rencana pengajaran.[5]
Sekian banyak pengertian kosakata tentang kurikulum dari segi bahasa ini dapat diartikan, bahwa kurikulum ialah rencana atau bahasan pengajaran, sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi jelas dan terang. Pengertian ini terkait dengan hal yang paling menonjol dari isi kurikulum, yaitu susunan bahan atau mata pelajaran yang akan digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pendidikan.[6]
Pada masa islam klasik, pakar pendidikan islam menggunakan kata al-maddah untuk pengertian kurikulum. Karena pada masa itu kurikulum lebih identik dengan serangkaian mata pelajaran yang harus diberikan pada murid pada tingkat tertentu.
Sejalan dengan perjalanan waktu, pengertian kurikulum mulai berkembang dan cakupannya lebih luas, yaitu mencakup segala aspek yang mempengaruhi pribadi siswa.Kurikulum dalam pengertian yang modern ini mencakup tujuan, mata pelajaran, proses belajar dan mengajar serta evaluasi.[7]
Selanjutnya dijumpai pula pengertian kurikulum yang dikemukakan para ahli pendidikan, di antaranya ialah kurikulum menurut Ali Muhammad alKhawli adalah seperangakat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.
Sedangkan menurut Muhammad Omar Muhammad al Thoumy al Syaibany, kurikulum pendidikan Islam dikenal dengan istilah manhaj yang berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka.[8]

2.    Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitas, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam (H.syamsul Bahri Tanrere, 1993).[9]
Konsep dasar kurikulum sebenarnya tidak sesederhana itu,tetapi kurikulum dapat diartiakan menurut fungsinya sebagaimana pengertian berikut:
1.      Kurikulum sebagai program studi.
2.      Kurikulum sebagai konten.
3.      Kurikulum sebagai kegiatan terencana
4.      Kurikulum sebagai hasil belajar
5.      Kurikulum sebagai reproduksi cultural
6.      Kurikulum sebagai pengalaman belajar
7.      Kurikulum sebagai produksi[10]
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan.Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan menunjang sesuai dengan kebutuhan pendidikan.Maka dibutuhkanlah kurikulum sebagai alat yang memiliki berbagai fungsi (multifungsi) demi terwujudnya finaldestination dari pendidikan itu sendiri.

3.    Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Ciri-ciri kurikulum pendidikan islam Menurut al-Shaibani sebagaimana yang dikutip oleh Anin Nurhayati, dalam bukunya “Kurikulum Inovasi” , dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.         Kurikulum pendidikan islam harus mewujudkan tujuan pendidikannya, materi pelajarannya.  Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari al-qur’an dan Hadist serta  contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh terdahulu yang baik.
b.        Kurikulum pendidikan islam sangat memperhatikan pengembangan menyeluruh tentang aspek Pribadi siswa, yaitu dari intelektual, psikologis, sosial dan spitritual. Untuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus dengan tujuan pembinaan pada setiap aspek tersebut. Untuk para peserta didik harus diajarkan berbagai ilmu pengetahuan.
c.         Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia. Keseimbangan itu tentunya bersifat relatif karena tidak dapat di ukur secara obyektif
d.        Kurikulum pendidikan islam juga memperhatikan seni halus, yaitu seni ukir, pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya. Selain itu harus memperhatikan pendidikan jasmani, latihan militer, teknik ketrampilan, latihan kejuruan, pertukangan dan bahasa asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
e.         Kurikulum islam juga memperhatikan perbedaan-perbedaan kebudayaan di tengah masyarakat, baik itu kaitannya dengan kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, keluwesan, serta menerima perkembangan dan perubahan. Kurikulum  pendidikan islam juga memiliki keserasian dengan kesesuaian perubahan zaman.
Dalam literatul lain, disebutkan bahwa ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.            Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode dan tehniknya yang bercorak agama.
2.            Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi intelektual,
psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3.      Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4.      Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik.
5.      Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan apabila dipandang perlu.

4.    Asas Kurikulum Pendidikan Islam

Suatu kurikulum tak terkecuali kurikulum pendidikan Islam harus mengandung beberapa unsur utama, seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan penilaian.Kesemua unsur tersebut harus tersusun dan mengacu pada sumber kekuatan yang menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber kekuatan tersebut dikatakan sebagai asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.
Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk kurikulum sebagai berikut:
1.         Asas religius/agama
Kurikulum pendidikan Islam yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah sehingga dengan adanya dasar ini kurikulum diharapkan dapat menolong peserta didik untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kamu, yang jika kamu berpegang teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitabullah dan sunnah nabi-Nya” (HR. Hakim).


2.         Asas falsafah
Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis maka kurikulum akan mengandung suatu kebenaran  terutama kebenaran di bidang nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran.
3.         Asas Psikologis
Asas ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-lain, sehingga dengan landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang belajar bagi anak-anak dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam keadaan bagaimana anak itu bisa memberikan hasil yang sebaik-baiknya.
4.         Asas Sosiologis
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap peserta didik, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan kemahiran yang akan menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam membina umat dan bangsanya.
Dan dapat ditambahkan pula asas Organisatoris.Dasar ini mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran, yakni organisasi kurikulum.Dasar ini berpijak pada teori psikologi asosiasi, yang menganggap keseluruhan adalah bagian-bagiannya, sehingga menjadikan kurikulum merupakan mata kuliah yang terpisah-pisah.[11]
Selanjutnya perlu ditekankan bahwa satu asas dengan asas lainnya merupakan suatu kesatuan yang integral sehingga dapat membentuk kurikulum pendidikan Islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan anak didik dalam unsur ketauhidan, keagamaan, pengembangan pribadinya sebagai individu dan pengembangannya dalam kehidupan sosial.

5.    Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Prinsip pada dasarnya merupakan konsistensi dalam mewujudkan suatu tujuan.Sebagai tonggak yang harus dipegang dalam meniti jalan yang mengantarkan kepada tujuan.Dalam suatu kurikulum pendidikan, prinsip merupakan komponen penting demi tercapainya kurikulum yang intregral dan matang.Sehingga dalam pelaksanaannya mencapai kesempurnaan yang diinginkan. Terlebih lagi dalam kurikulum pendidikan islam yang berdasarkan kepada sumber pokok agama islam, yaitu Al qur’an dan As sunnah. Maka disini dituntut kesinambungan prinsip-prinsip kurikulum pendidikan islamdan sumber pokok islam. Dalam merumuskan kurikulum pendidikan islam para pakar berbeda-beda dalam analisisnya.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1.            Prinsip berdasarkan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya.
2.            Prinsip mengarah kepada tujuan, artinya seluruh aktivitas yang diproduksi oleh kurikulum harus mengarah kepada tujuan
3.            Prinsip pertautan antara seluruh kegiatan kurikulum dengan seluruh aspek sosiologis, baik internal ataupun eksternal.
4.            Prinsip Relevansi, kesuaian dengan kondisi sekarang
5.            Prinsip Fleksibelitas
6.            Prinsip Integritas, artinya SDM yang dihasilkan oleh kurikulum mampu menyelaraskan dan mengintegralkan kehidupan dunia dan akhirat
7.            Prinsip Efisiensi, mengarahkan dengan cermat pendayagunaan usaha untuk mencapai tujuan
8.            Prinsip Kontunitas dan Kemitraan, adalah bagaimana kurikulum mempunyai kelanjutan dalam kerjanya dengan kaitan-kaitan kurikulum-kurikulum lain
9.            Prinsip Individulaitas, artinya kurikulum memperhatikan kondisi pribadi anak didik
10.        Prinsip pemerataan, artinya seluruh peserta didik berhak memperoleh pembelajaran yang baik beserta hal-hal yang mendukung pembelajarannya
11.        Prinsip Kedinamisan, artinya kurikulum harus bersifat progresif terhadap perkembangan ilmu pengeahuan dan perubahan social
12.        Prinsip Keseimbangan, artinya kurikulum dapat mengembangkan potensi pesert didik secara harmonis
13.        Prinsip Efektivitas, adalah agar kurkulum dapat menunjang efektifitas guru dalam mengajar dan murid dalam belajar.[12]

6.    Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Materi pembelajran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan Islam pada masa sekarang nampaknya semakin luas. Hal ini karena dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, selain juga semakin beratnya beban yang ditanggung oleh pihak sekolah sebagai penyelenggaa pendidikan. Oleh karena tuntutan perkembangan yang demikian pesatnya maka para perancang kurikulum pendidikan Islam juga dituntut untuk memperluas cakupan yang terkandung dalam kurikulum pendidikan Islam, antara lain berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dan pendidikan.
Sebagaimana dikutip oleh alAbrasyi, bahwa Kurikulum Pendidikan Islam terbagi dalam dua tingkatan, yaitu:Tingkatan pemula (manhaj ibtida’i) yang mencakup materi kurikulum pemula difokuskan pada pembalajaran al Qur’an dan as Sunnah, dan tingkatan atas (manhaj ‘ali) yakni kurikulum yang mempunyai dua kualifikasi, yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan dzatnya sendiri , seperti ilmu syari’ah yang mencakup fiqh, tafsir, hadits, ilmu kalam dan ilmu- ilmu yang ditujukan untuk ilmu-ilmu lain, dan bukan berkaitan dengan dzatnya sendiri, seperti, ilmu bahasa, matematika dan mantiq (logika).
AlGhazali membagi isi Kurikulum Pendidikan Islam dengan empat kelompok dengan mempertimbangkan jenis dan kebutuhan ilmu itu sendiri, yaitu : 1). Ilmu- ilmu Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama, misalnya fiqh, tafsir dan sebagainya, 2). Ilmu bahasa sebagai alat untuk mempelajari ilmu al Qur’an dan ilmu agama. 3). Ilmu-ilmu yang fardlu kifayah, seperti matematika, kedokteran, industri, pertanian dan lain-lain. 4). Ilmu-ilmu beberapa cabang ilmu filsafat.
Sedangkan Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir mengambil isi Kurikulum Pendidikan Islam yang berpijak pada QS.Fushshilat ayat 53 :
óOÎgƒÎŽã\y$uZÏF»tƒ#uäÎûÉ-$sùFy$#þÎûuröNÍkŦàÿRr&4Ó®Lymtû¨üt7oKtƒöNßgs9çm¯Rr&,ptø:$#3öNs9urr&É#õ3tƒy7În/tÎ/¼çm¯Rr&4n?tãÈe@ä.&äóÓx«îÍky­ÇÎÌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaa) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri (anfus), sehingga jelaslah bagi mereka bahwa alQur’an itu adalah benar.Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagikamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”
Dalam ayat ini terkandung tiga isi Kurikulum Pendidikan Islam, yaitu:
1.      Isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”
Ilmu ini meliputi ilmu kalam, fiqh, akhlaq/tasawuf, ilmu-ilmu tentang al Qur’an dan lain- lain.
2.      Isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”.
Ilmu ini berkaitan dengan perilaku manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sosial, berbudaya dan berakal.Ilmu ini meliputi ilmu sejarah, politik, bahasa, filsafat, psikologi dan lain-lain.
3.      Isi kurikulum yang berorientasi pada“kealaman”.
Ilmu ini berkaitan dengan alam semesta, seperti : ilmu fisika , kimia, pertanian, perikanan, biologi danlain-lain.[13]
7.    Organisasi kurikulum
       Dalam studi kurikulum dikenal beberapa organisasi kurikulum.Bentuk organisasi kurikulum tersebut memiliki cirri tersendiri dan mengalami pengembangan secara berurutan, sjalan dengan berbagai penemuan baru dalam ilmu kuikulum. Diantara organisasi kurikulum sebagai berikut :
1.      Separated Subject Curiculum
Bentuk Sparated Subject terdiri dari mata pelajaran-pelajaran. Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaraan (subject) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara yang satu dengan yang lainnya.
2.      Correlated Curiculum
Merupakan bentuk organisasi yang menghubungkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain. Hubungan ini dapat dilakukan baik secara sewaktu-waktu ataupun sevara diupayakan.
3.      Broad Fields Curiculum
merupakan bentuk organisasi  kurikulum yang dibuat dengan melebur mata pelajaran-mata pelajaran sejenis ke dalam satu pelajaran. Batas-batas mata pelajaran itu menjadi kabur.
4.      Integrated Curriculum
Kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau kseluruhan.Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat membentuk kepribdian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya.[14]

 BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.            Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode dan
tehniknya yang bercorak agama.
2.            Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi intelektual,
psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3.      Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4.      Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik.
5.      Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan
apabila dipandang perlu.
Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk kurikulum sebagai berikut:
1.            Asas religius/agama
2.            Asas falsafah
3.            Asas Psikologis
4.            Asas Sosiologis
Untuk menentukan isi kurikulum pendidikan Islam dibutuhkan syarat yang perlu diajukan dalam perumusannya, yaitu;
1.            Materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
2.            Adanya Relevansi Dengan Tujuan Pendidikan Islam.
3.            Sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4.            Perlunya membawa anak didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan mempunyai fungsi pragmatis. Sehingga mereka mempunyai ketrampilan- ketrampilan yang riil.
5.            Penyusunan kurikulum yang bersifat integral, terorganisir dan terlepas dari segala kontradiksi antara materi satu dengan materi yang lain.
6.            Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan masalah- masalah yang mutakhir, yang sedang dibicarakan dan relevan dengan tujuan negara setempat.
7.            Adanya metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan memperhatikan perbedaan masing- masing individu.
8.            Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik.
9.            Memperhatikan aspek - aspek sosial.
10.        Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap peserta didik.
11.        Memperhatikan kepuasan pembawaan fitrah, seperti memberikan waktu istirahat dan refresing untuk menikmati suatu kesenian.
12.        Adanya ilmu alat untuk mempelajari ilmu- ilmu lain.
isi Kurikulum Pendidikan Islam, yaitu:
1.      Isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”
Ilmu ini meliputi ilmu kalam, fiqh, akhlaq/tasawuf, ilmu-ilmu tentang al Qur’an danlain- lain.
2.      Isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”.
Ilmu ini berkaitan dengan perilaku manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sosial, berbudaya dan berakal.Ilmu ini meliputi ilmu sejarah, politik, bahasa, filsafat, psikologi dan lain-lain.
3.      Isi kurikulum yang berorientasi pada“kealaman”.
Ilmu ini berkaitan dengan alam semesta, seperti : ilmu fisika , kimia, pertanian, perikanan, biologi danlain-lain.
           
            Organisasi kurikulum
1.      Separated Subject Curiculum
2.      Correlated Curiculum
3.      Broad Fields Curiculum
4.      Integrated Curriculu


2.      SARAN
Dengan segala keterbatasan kami, demikianlah makalah ini kami buat. Kesempurnaan hanyalah ada pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. oleh karena itu sudah pasti makalah ini memerlukan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang baik hatinya demi lebih baiknya makalah setelah ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Amin.


DAFTAR PUSTAKA
Mujib dan Jusuf Mudzakir, Abdul . 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media,
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nata, Abuddin. 2012. Sejarah Pendidikan islam: Pada periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta: Rajawali Pers
Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,
Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

                                                                                               




[2]Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, hal. 230
[3]Ahmad Tafsir. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, hal 80
[4]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, hal.122
[5]Abuddin Nata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group hal. 121
[6]Abuddin Nata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group hal. 121
[7]Abuddin Nata. 2012. Sejarah Pendidikan islam: Pada periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta:    Rajawali Pers, hal 115
[8]Abuddin Nata. 2012. Sejarah Pendidikan islam: Pada periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta:    Rajawali Pers, hal 122
[10]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, hal 122-123
[11]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, hal 124-131
[12]Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, hal. 243-245
[13]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, hal 153
[14]Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, hal.  251-254

1 komentar:

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.