MAKALAH PENDIDIKAN
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan
persoalan yang kompleks, menyangkut semua komponen yang terkandung di dalamnya.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Alqur’an dan As- sunnah
selain mempunyai tujuan keilmuan, Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan
menjadikan manusia sebagai khalifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya suatu program yang terencana yang dapat mengantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses belajar mengajar, pelaksanaannya, sampai penilaian, dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah kurikulum pendidikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya suatu program yang terencana yang dapat mengantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses belajar mengajar, pelaksanaannya, sampai penilaian, dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah kurikulum pendidikan.
Satu hal yang paling
penting dalam masalah pendidikan formal adalah pengaturan kurikulum. Karena
kurikulumlah yang dijadikan sebagai acuan bagi berjalannya proses pendidikan.
Bahkan termasuk sebagai acuan bagi evaluasi berhasil atau tidaknya proses
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau sekolah.[1]
Kurikulum pendidikan Islam tidak terbatas
mempelajari mata pelajaran pengetahuan agama Islam saja sebagaimana kefahaman
kebanyakan masyarakat. Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai
jangkauan yang lebih luas meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang
dibenarkan oleh agama Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kurikulum
Kurikulum
berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare
yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah
raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.[2]Barulah
pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti
sejumlah mata pelajaran dalam suatu peguruan. Dalam kamus Webster tahun 1856
kurikulum diartikan dua macam, yaitu :
1.
Sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa disekolah atau
perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
2.
Sejumlah
mata elajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pndidikan atau jurusan.[3]
Kurikulum (manhaj/curriculum) adalah
seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan[4].
Kosakata Kurikulum telah masuk kedalam kosakata
bahasa Indonesia, dengan arti susunan rencana pengajaran.[5]
Sekian banyak pengertian kosakata tentang
kurikulum dari segi bahasa ini dapat diartikan, bahwa kurikulum ialah rencana
atau bahasan pengajaran, sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi jelas dan
terang. Pengertian ini terkait dengan hal yang paling menonjol dari isi
kurikulum, yaitu susunan bahan atau mata pelajaran yang akan digunakan sebagai
acuan dalam kegiatan pendidikan.[6]
Pada masa islam klasik, pakar pendidikan islam
menggunakan kata al-maddah untuk pengertian kurikulum. Karena pada masa
itu kurikulum lebih identik dengan serangkaian mata pelajaran yang harus
diberikan pada murid pada tingkat tertentu.
Sejalan dengan perjalanan waktu, pengertian
kurikulum mulai berkembang dan cakupannya lebih luas, yaitu mencakup segala
aspek yang mempengaruhi pribadi siswa.Kurikulum dalam pengertian yang modern
ini mencakup tujuan, mata pelajaran, proses belajar dan mengajar serta
evaluasi.[7]
Selanjutnya dijumpai
pula pengertian kurikulum yang dikemukakan para ahli pendidikan, di antaranya
ialah kurikulum menurut Ali Muhammad alKhawli adalah seperangakat perencanaan dan
media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Sedangkan menurut Muhammad Omar Muhammad al
Thoumy al Syaibany, kurikulum pendidikan Islam dikenal dengan istilah manhaj
yang berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya
untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka.[8]
2. Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum pendidikan
Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan
pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan
Islam adalah semua aktivitas, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja
dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka
tujuan pendidikan Islam (H.syamsul Bahri Tanrere, 1993).[9]
Konsep dasar kurikulum
sebenarnya tidak sesederhana itu,tetapi kurikulum dapat diartiakan menurut
fungsinya sebagaimana pengertian berikut:
1.
Kurikulum sebagai program studi.
2.
Kurikulum sebagai konten.
3.
Kurikulum sebagai kegiatan terencana
4.
Kurikulum sebagai hasil belajar
5.
Kurikulum sebagai reproduksi cultural
6.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar
7.
Kurikulum sebagai produksi[10]
Berdasarkan keterangan
di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan
agama berupa alat untuk mencapai tujuan.Ini bermakna untuk mencapai tujuan
pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai
dengan tujuan pendidikan Islam dan menunjang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan.Maka dibutuhkanlah kurikulum sebagai alat yang memiliki berbagai
fungsi (multifungsi) demi terwujudnya finaldestination dari pendidikan
itu sendiri.
3.
Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Ciri-ciri kurikulum pendidikan islam Menurut
al-Shaibani sebagaimana yang dikutip oleh Anin Nurhayati, dalam bukunya
“Kurikulum Inovasi” , dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.
Kurikulum pendidikan islam harus mewujudkan tujuan pendidikannya, materi
pelajarannya. Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari
al-qur’an dan Hadist serta contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh
terdahulu yang baik.
b.
Kurikulum pendidikan islam sangat memperhatikan pengembangan menyeluruh
tentang aspek Pribadi siswa, yaitu dari intelektual, psikologis, sosial dan
spitritual. Untuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus dengan tujuan
pembinaan pada setiap aspek tersebut. Untuk para peserta didik harus diajarkan
berbagai ilmu pengetahuan.
c.
Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan keseimbangan antara
pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia.
Keseimbangan itu tentunya bersifat relatif karena tidak dapat di ukur secara
obyektif
d.
Kurikulum pendidikan islam juga memperhatikan seni halus, yaitu seni
ukir, pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya. Selain itu harus memperhatikan
pendidikan jasmani, latihan militer, teknik ketrampilan, latihan kejuruan,
pertukangan dan bahasa asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
e.
Kurikulum islam
juga memperhatikan perbedaan-perbedaan kebudayaan di tengah masyarakat, baik
itu kaitannya dengan kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat,
keluwesan, serta menerima perkembangan dan perubahan. Kurikulum
pendidikan islam juga memiliki keserasian dengan kesesuaian perubahan zaman.
Dalam literatul lain, disebutkan bahwa
ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.
Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan,
metode dan tehniknya yang bercorak agama.
2.
Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi
intelektual,
psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3. Memperhatikan keseimbangan berbagai
aspek ilmu pengetahuan.
4. Kurikulum yang
disusun selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik.
5. Bersifat dinamis
dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan apabila
dipandang perlu.
4. Asas Kurikulum Pendidikan
Islam
Suatu kurikulum
tak terkecuali kurikulum pendidikan Islam harus mengandung beberapa unsur
utama, seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan penilaian.Kesemua
unsur tersebut harus tersusun dan mengacu pada sumber kekuatan yang menjadi
landasan dalam pembentukannya. Sumber kekuatan tersebut dikatakan sebagai
asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.
Muhammad al
Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk kurikulum sebagai berikut:
1.
Asas religius/agama
Kurikulum
pendidikan Islam yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah sehingga
dengan adanya dasar ini kurikulum diharapkan dapat menolong peserta didik untuk
membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan
melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Sebagaimana
sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk
kamu, yang jika kamu berpegang teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat
selama-lamanya yaitu kitabullah dan sunnah nabi-Nya” (HR. Hakim).
2.
Asas falsafah
Asas ini
memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis maka kurikulum
akan mengandung suatu kebenaran terutama
kebenaran di bidang nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai
suatu kebenaran.
3.
Asas Psikologis
Asas ini
mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang berkaitan dengan
perkembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-lain, sehingga
dengan landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang belajar bagi anak-anak
dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam keadaan bagaimana anak itu
bisa memberikan hasil yang sebaik-baiknya.
4.
Asas Sosiologis
Kurikulum
diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap peserta didik,
penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan kemahiran yang akan
menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam membina umat dan
bangsanya.
Dan dapat ditambahkan pula asas Organisatoris.Dasar ini mengenai bentuk
penyajian bahan pelajaran, yakni organisasi kurikulum.Dasar ini berpijak pada
teori psikologi asosiasi, yang menganggap keseluruhan adalah bagian-bagiannya,
sehingga menjadikan kurikulum merupakan mata kuliah yang terpisah-pisah.[11]
Selanjutnya
perlu ditekankan bahwa satu asas dengan asas lainnya merupakan suatu kesatuan
yang integral sehingga dapat membentuk kurikulum pendidikan Islam yang terpadu,
yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan anak didik dalam
unsur ketauhidan, keagamaan, pengembangan pribadinya sebagai individu dan
pengembangannya dalam kehidupan sosial.
5.
Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Prinsip pada dasarnya merupakan konsistensi dalam mewujudkan suatu
tujuan.Sebagai tonggak yang harus dipegang dalam meniti jalan yang mengantarkan
kepada tujuan.Dalam suatu kurikulum pendidikan, prinsip merupakan komponen
penting demi tercapainya kurikulum yang intregral dan matang.Sehingga dalam
pelaksanaannya mencapai kesempurnaan yang diinginkan. Terlebih lagi dalam
kurikulum pendidikan islam yang berdasarkan kepada sumber pokok agama islam,
yaitu Al qur’an dan As sunnah. Maka disini dituntut kesinambungan
prinsip-prinsip kurikulum pendidikan islamdan sumber pokok islam. Dalam
merumuskan kurikulum pendidikan islam para pakar berbeda-beda dalam
analisisnya.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Prinsip berdasarkan islam termasuk ajaran dan
nilai-nilainya.
2.
Prinsip mengarah kepada tujuan, artinya seluruh
aktivitas yang diproduksi oleh kurikulum harus mengarah kepada tujuan
3.
Prinsip pertautan antara seluruh kegiatan
kurikulum dengan seluruh aspek sosiologis, baik internal ataupun eksternal.
4.
Prinsip Relevansi, kesuaian dengan kondisi
sekarang
5.
Prinsip Fleksibelitas
6.
Prinsip Integritas, artinya SDM yang dihasilkan oleh kurikulum mampu
menyelaraskan dan mengintegralkan kehidupan dunia dan akhirat
7.
Prinsip Efisiensi, mengarahkan dengan cermat pendayagunaan usaha untuk
mencapai tujuan
8.
Prinsip Kontunitas dan Kemitraan, adalah bagaimana kurikulum mempunyai
kelanjutan dalam kerjanya dengan kaitan-kaitan kurikulum-kurikulum lain
9.
Prinsip Individulaitas, artinya kurikulum memperhatikan kondisi pribadi
anak didik
10.
Prinsip pemerataan, artinya seluruh peserta didik berhak memperoleh
pembelajaran yang baik beserta hal-hal yang mendukung pembelajarannya
11.
Prinsip Kedinamisan, artinya kurikulum harus bersifat progresif terhadap
perkembangan ilmu pengeahuan dan perubahan social
12.
Prinsip Keseimbangan, artinya kurikulum dapat mengembangkan potensi
pesert didik secara harmonis
13.
Prinsip Efektivitas, adalah agar kurkulum dapat menunjang efektifitas
guru dalam mengajar dan murid dalam belajar.[12]
6.
Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Materi pembelajran yang terdapat dalam kurikulum
pendidikan Islam pada masa sekarang nampaknya semakin luas. Hal ini karena
dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, selain juga
semakin beratnya beban yang ditanggung oleh pihak sekolah sebagai penyelenggaa pendidikan. Oleh karena tuntutan perkembangan yang
demikian pesatnya maka para perancang kurikulum pendidikan Islam juga dituntut
untuk memperluas cakupan yang terkandung dalam kurikulum pendidikan Islam,
antara lain berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran dan pendidikan.
Sebagaimana dikutip oleh alAbrasyi, bahwa Kurikulum
Pendidikan Islam terbagi dalam dua tingkatan, yaitu:Tingkatan pemula (manhaj
ibtida’i) yang mencakup materi kurikulum pemula difokuskan pada pembalajaran al
Qur’an dan as Sunnah, dan tingkatan atas (manhaj ‘ali) yakni kurikulum yang
mempunyai dua kualifikasi, yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan dzatnya
sendiri , seperti ilmu syari’ah yang mencakup fiqh, tafsir, hadits, ilmu kalam
dan ilmu- ilmu yang ditujukan untuk ilmu-ilmu lain, dan bukan berkaitan dengan
dzatnya sendiri, seperti, ilmu bahasa, matematika dan mantiq (logika).
AlGhazali membagi isi Kurikulum Pendidikan Islam
dengan empat kelompok dengan mempertimbangkan jenis dan kebutuhan ilmu itu
sendiri, yaitu : 1). Ilmu- ilmu Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama, misalnya fiqh, tafsir dan
sebagainya, 2). Ilmu bahasa sebagai alat untuk mempelajari ilmu al Qur’an dan ilmu agama. 3). Ilmu-ilmu yang fardlu kifayah, seperti matematika, kedokteran, industri,
pertanian dan lain-lain. 4). Ilmu-ilmu beberapa cabang ilmu filsafat.
Sedangkan Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir mengambil isi
Kurikulum Pendidikan Islam yang berpijak pada QS.Fushshilat ayat 53 :
óOÎgÎã\y$uZÏF»t#uäÎûÉ-$sùFy$#þÎûuröNÍkŦàÿRr&4Ó®Lymtû¨üt7oKtöNßgs9çm¯Rr&,ptø:$#3öNs9urr&É#õ3ty7În/tÎ/¼çm¯Rr&4n?tãÈe@ä.&äóÓx«îÍkyÇÎÌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaa) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri (anfus), sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa alQur’an itu adalah benar.Dan apakah Tuhanmu tidak
cukup (bagikamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”
Dalam ayat ini terkandung tiga isi Kurikulum
Pendidikan Islam, yaitu:
1.
Isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”
Ilmu ini meliputi ilmu kalam, fiqh, akhlaq/tasawuf, ilmu-ilmu tentang al Qur’an dan lain- lain.
2.
Isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”.
Ilmu ini berkaitan dengan perilaku manusia, baik sebagai makhluk individu
maupun sosial, berbudaya dan berakal.Ilmu ini meliputi ilmu sejarah, politik, bahasa,
filsafat, psikologi dan lain-lain.
3.
Isi kurikulum yang berorientasi pada“kealaman”.
Ilmu ini berkaitan dengan alam semesta, seperti : ilmu fisika , kimia,
pertanian, perikanan, biologi danlain-lain.[13]
7.
Organisasi kurikulum
Dalam studi kurikulum
dikenal beberapa organisasi kurikulum.Bentuk organisasi kurikulum tersebut
memiliki cirri tersendiri dan mengalami pengembangan secara berurutan, sjalan
dengan berbagai penemuan baru dalam ilmu kuikulum. Diantara organisasi
kurikulum sebagai berikut :
1.
Separated Subject Curiculum
Bentuk Sparated Subject
terdiri dari mata pelajaran-pelajaran. Kurikulum ini menyajikan segala bahan
pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaraan (subject) yang terpisah-pisah
satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara yang satu dengan yang lainnya.
2.
Correlated Curiculum
Merupakan bentuk
organisasi yang menghubungkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lain. Hubungan ini dapat dilakukan baik secara sewaktu-waktu ataupun
sevara diupayakan.
3.
Broad Fields Curiculum
merupakan bentuk
organisasi kurikulum yang dibuat dengan
melebur mata pelajaran-mata pelajaran sejenis ke dalam satu pelajaran.
Batas-batas mata pelajaran itu menjadi kabur.
4.
Integrated Curriculum
Kurikulum ini
meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan
pelajaran dalam bentuk unit atau kseluruhan.Dengan kebulatan bahan pelajaran
diharapkan dapat membentuk kepribdian murid yang integral, selaras dengan
kehidupan sekitarnya.[14]
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa
kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis
diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
1.
Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan,
metode dan
tehniknya yang bercorak agama.
2.
Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi
intelektual,
psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3. Memperhatikan keseimbangan berbagai
aspek ilmu pengetahuan.
4. Kurikulum yang disusun selalu
disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik.
5. Bersifat dinamis dan fleksibel yakni
sanggup menerima perkembangan dan perubahan
apabila dipandang perlu.
Muhammad al
Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk kurikulum sebagai berikut:
1.
Asas religius/agama
2.
Asas falsafah
3.
Asas Psikologis
4.
Asas Sosiologis
Untuk menentukan isi kurikulum pendidikan Islam dibutuhkan syarat yang
perlu diajukan dalam perumusannya, yaitu;
1.
Materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah
manusia.
2.
Adanya Relevansi Dengan Tujuan Pendidikan Islam.
3.
Sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia
peserta didik.
4.
Perlunya membawa anak didik kepada objek
empiris, praktik langsung, dan mempunyai fungsi pragmatis. Sehingga mereka
mempunyai ketrampilan- ketrampilan yang riil.
5.
Penyusunan kurikulum yang bersifat integral,
terorganisir dan terlepas dari segala kontradiksi antara materi satu dengan
materi yang lain.
6.
Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan
masalah- masalah yang mutakhir, yang sedang dibicarakan dan relevan dengan
tujuan negara setempat.
7.
Adanya metode yang mampu menghantar tercapainya
materi pelajaran dengan memperhatikan perbedaan masing- masing individu.
8.
Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
9.
Memperhatikan aspek - aspek sosial.
10.
Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif
terhadap peserta didik.
11.
Memperhatikan kepuasan pembawaan fitrah, seperti
memberikan waktu istirahat dan refresing untuk menikmati suatu kesenian.
12.
Adanya ilmu alat untuk mempelajari ilmu- ilmu
lain.
isi Kurikulum Pendidikan Islam, yaitu:
1. Isi kurikulum yang berorientasi pada “ketuhanan”
Ilmu ini meliputi ilmu kalam, fiqh, akhlaq/tasawuf, ilmu-ilmu tentang al Qur’an danlain- lain.
2. Isi kurikulum yang berorientasi pada “kemanusiaan”.
Ilmu ini berkaitan
dengan perilaku manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sosial, berbudaya
dan berakal.Ilmu ini meliputi ilmu sejarah, politik, bahasa, filsafat,
psikologi dan lain-lain.
3. Isi kurikulum yang berorientasi pada“kealaman”.
Ilmu ini berkaitan dengan alam semesta, seperti : ilmu fisika , kimia,
pertanian, perikanan, biologi danlain-lain.
Organisasi kurikulum
1.
Separated Subject Curiculum
2.
Correlated Curiculum
3.
Broad Fields Curiculum
4.
Integrated Curriculu
2.
SARAN
Dengan segala keterbatasan kami, demikianlah makalah ini kami buat. Kesempurnaan hanyalah ada pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
oleh karena itu sudah pasti makalah ini memerlukan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca yang baik hatinya demi lebih baiknya makalah setelah
ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Mujib dan Jusuf Mudzakir, Abdul . 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media,
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nata, Abuddin. 2012. Sejarah Pendidikan
islam: Pada periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta: Rajawali Pers
Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,
Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
http://mtsmawalisongongabarponorogo.blogspot.com/2011/04/hakekatkurikulum-pendidikan-islam.html di unduh hari rabu 11 sept 2013 jam 21: 23
[1]http://mts-ma-walisongo-ngabar-ponorogo.blogspot.com/2011/04/hakekat-kurikulum-pendidikan-islam.html di unduh hari rabu
11 sept 2013 jam 21: 23
[4]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, hal.122
[7]Abuddin Nata. 2012. Sejarah Pendidikan islam: Pada periode Klasik dan
Pertengahan. Jakarta: Rajawali
Pers, hal 115
[8]Abuddin Nata. 2012. Sejarah Pendidikan islam: Pada periode Klasik dan
Pertengahan. Jakarta: Rajawali
Pers, hal 122
[9]http://mts-ma-walisongo-ngabar-ponorogo.blogspot.com/2011/04/hakekat-kurikulum-pendidikan-islam.html di unduh hari rabu
11 sept 2013 jam 21: 23
[10]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, hal 122-123
[11]Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media, hal 124-131
Izin copy paste min, nanti akan diserta kan sumber nya
BalasHapus