1. Agar mudah memahami tauhid para Ulama Ahlus-sunnah wal Jama'ah membagi tauhid menjadi tiga bagian, yaitu:
2. Mentauhidkan Alloh dalam rububiyyah-Nya, yaitu mengesakan segala sesuatu yang dilakukan Alloh , baik mencipta, memberi rizki, mengatur alam semesta dan seluruh makhluk-Nya, tanpa ada sekutu bagi-Nya.
Alloh berfirman:
"Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Alloh. Maha suci Alloh, Robb semesta alam." (QS. al-A'raf [7] : 54)Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa ada dzat lain yang mampu menciptakan dan memberi rizki, baik seluruhnya atau sebagiannya, maka orang itu telah berbuat syirik dan kufur kepada Alloh .
3. Termasuk dalam kandungan rububiyyah-Nya adalah kedaulatan tertinggi hanyalah milik Alloh ,,,,,,,,,,,,, ,,,,,,bukan milik manusia, hanya Alloh-lah yang mempunyai wewenang hukum dan mengatur seluruh perkara manusia, baik masalah hukum pidana atau hukum perdata. Barangsiapa yang memalingkannya kepada selain Alloh, maka ia musyrik.,,,,,,,,,,
Alloh berfirman:
“Ketahuilah bahwa segala hukum hanyalah milik Alloh. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat.” (QS. al-An'am [6] : 62)
“Hukum itu hanyalah milik Alloh. Dia telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf [12] : 40)
4. Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan Alloh dengan perbuatan hamba, dan disebut pula dengan tauhid ibadah. Tauhid ini mengandung tiga masalah pokok, yaitu :
a. Nusuk.
b. Hakimiyah.
c. al-Wala dan al-Baro'.
5. Tauhid uluhiyyah dalam nusuk. Yang dimaksud dengan nusuk adalah praktek-praktek peribadatan seperti sholat, doa, qur'ban, Haji, nadzar, meminta hajat dan sebagainya. semua praktek peribadatan tersebut harus sepenuhnya dipersembahkan hanya kepada Alloh semata. Barangsiapa yang mema-lingkan salah satu ibadah tersebut kepada selain Alloh , maka ia telah berbuat syirik.
Alloh berfirman:
“Katakanlah: 'Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Robb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Alloh).” (QS. al-An'am [6] : 162-163)
6. Tauhid uluhiyyah dalam hakimiyah adalah mengakui bahwa hanya Alloh-lah yang berhak membuat hukum, baik perkara ibadah atau keduniawian. Barangsiapa yang menolak hukum Alloh atau menggantikan hukum-Nya dengan undang-undang buatan manusia, maka orang itu telah jatuh dalam kesyirikan yang besar.
Alloh berfirman:
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sem-bahan selain Alloh yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Alloh?” (QS. asy-Syuro [42]: 21) ﴿
“…Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”(QS. al-Maidah [5] : 44)
7. Tauhid uluhiyyyah dalam al-wala' dan al-baro'. al-wala' artinya kedekatan, kecintaaan dan pembelaan. Wajib bagi kaum muslimin memberikan wala' (loyalitas) mutlak hanya terhadap agama islam dan kaum muslimin.
Alloh berfirman:
“Sesungguhnya penolong kalian hanyalah Alloh, Rosul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Alloh). Dan Barangsiapa berwala' kepada Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang yang beriman, maka sesungguhnya pengikut (agama) Alloh itulah yang pasti menang.” (QS. al-Maidah [5] : 55-56)
8. Tidak boleh seorang Muslim memberikan al-wala' (loyalitas) mutlak kepada orang–orang kafir, karena barangsiapa yang melakukan demikian, maka ia termasuk golongan mereka.
Alloh berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman dekat dan pendukung (kalian), sebagian mereka menjadi pendukung bagi seba-gian yang lain. Dan barangsiapa di antara kalian yang berwala'(loyalitas), maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. al-Maidah [5]: 51)
9. al-Baro' artinya membenci, menjauhi, dan memusuhi. Maksudnya kita harus menyalurkan semua hal tersebut kepada orang-orang kafir dan agama mereka. Alloh berfirman tentang sikap Nabi Ibrohim terhadap orang-orang kafir:
Alloh berfirman:
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada Ibrohim dan orang-orang yang bersama dengannya ketika mereka berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Alloh, kami kafirkan kalian dan telah nyata antara Kami dan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Alloh saja.” (QS. al-Mumta-hanah [60] : 4)
10. Tauhid al-asma' wa as-sifat adalah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang dijelaskan di dalam al-Qur'an dan hadits tanpa menakwilnya (merubahnya) atau menolaknya atau menyamakan dengan makhluk-Nya.
Alloh berfirman:
“…Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Nya, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.” (QS. asy-Syuro [42] : 11)
11. Termasuk dalam kandungan tauhid asma' wa sifat, Alloh wajib disucikan dari setiap nama dan sifat –yang mengandung– kekurangan (aib) secara mutlak, seperti mengantuk, tidur, lemah, bodoh, dan lainya, tanpa menghilangkan seluruh nama dan sifat Alloh . Adapun nama dan sifat yang tidak disebutkan dalam al-Qur'an dan as-Sunnah, maka kita tidak membahasnya. (untuk lebih detailnya tentang masalah asma' dan sifat silahkan baca buku LBKI "Mengenal Alloh").
12. al-Iman terdiri dari empat unsur yaitu: (1) per-kataan hati; (2) perbuatan hati; (3) perkataan lisan; dan (4) perbuatan anggota badan. Perkataan hati adalah ilmu syar'i yang diyakini oleh sese-orang, perbuatan hati seperti takut dan cinta kepada Alloh . Sedangkan perkataan lisan seperti syaha-datain, istighfar, tasbih, dan lain-lain. Perbuatan anggota badan seperti sholat, puasa, haji, infak, dan lainnya. Ketika salah satu unsur itu tidak ada sama sekali atau mengerjakan salah satu pembatal keislaman maka batAlloh keislaman seseorang.
13. Iman bisa bertambah dan berkurang, bertambah karena ketaatan, dan berkurang karena bermaksiat. Para pelaku dosa besar berada dalam ancaman yang sangat berat, tapi tidak mengeluarkannya dari keimanan, di akhirat kelak dia berada di bawah kehendak Alloh . Jika Alloh berkehendak maka diampuni karena rahmat-Nya dan jika Alloh berkendak maka Dia akan mengadzabnya karena keadilan-Nya.
14. Seorang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, maka ia adalah seorang Muslim sampai terbukti dengan jelas melakukan pembatal keislaman.
15. Tidak boleh memvonis seorang Muslim dengan kafir tanpa bukti yang nyata, dan tidak boleh menentukan dia berada dalam surga atau neraka.
16. Ahlus Sunnah wal Jama'ah beriman akan adanya malaikat, tugasnya, sifatnya dan nama-namanya, yang dijelaskan di dalam al-Qur'an dan hadits-hadits Rosululloh . Alloh berfirman:
“Segala puji bagi Alloh Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Alloh menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir [35] : 1 )
17. Ahlus Sunnah beriman kepada semua kabar ghaib yang datang dari Alloh melalui al-Qur'an dan as-Sunnah serta tidak mempercayai kabar ghaib apapun selain dari keduanya. Tidak ada yang dapat mengetahui hal yang ghaib kecuali Alloh , barangsiapa yang mengaku bisa mengetahui hal yang ghaib maka ia telah kafir.
Alloh berfirman:
“Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Alloh", dan mereka tidak menge-tahui kapan mereka akan dibangkitkan.” (QS. an-Naml [27] : 65)
18. Ahlus Sunnah beriman kepada semua kitab yang diturunkan Alloh kepada Rosul-rosul-Nya, tanpa membeda-bedakannya, membenarkan seluruh isi yang ada dalam kitab al-Qur'an dan kitab-kitab terdahulu sebelum diselewengkan. Serta mengimani bahwa al-Qur'an adalah Kalamulloh bukan makhluk.
19. Ahlussunnah beriman bahwa Alloh telah mengutus Rosul-rosul-Nya kepada setiap umat dengan tauhid. Ahlus Sunnahpun bersaksi bahwa para Rosul yang mulia itu telah menyampaikan risalah Alloh dan menunaikan amanah mereka. Alloh berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sem-bahlah Alloh (saja), dan jauhilah thaghut.” (QS. an-Nahl [16] : 36)
20. Hari kiamat pasti datang. Tiada keraguan tentang- nya. Tidak ada seorang makhlukpun mengetahui tentang waktunya, hanya Alloh lah yang me-ngetahuinya. Surga dan neraka sudah ada pada saat ini dan keduanya kekal serta tak akan punah. Kaum musyrikin akan kekal di neraka dan kaum muwahidin akan kekal di surga.
Alloh berfirman:
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari kiamat. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari itu hanya di sisi Alloh.” Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh Jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. al-Ahzab [33] : 63)
21. Termasuk beriman kepada hari akhir, yaitu mengimani adanya adzab dan nikmat kubur. Dan setiap mayit akan ditanya oleh dua malaikat yang bernama Munkar dan Nakir.
مَرَّ النَّبِيُّ بِقَبْرَيْنِ، فَقَالَ: (( إنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا: فَكَانَ لا يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْل، وَأَمَّا الآخَرُ: فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ))
“Nabi melewati dua kuburan, maka Nabi bersabda: "Sesungguhnya mereka berdua sedang diadzab, dan mereka tidaklah diadzab untuk suatu perkara yang besar, adapun salah seorang dari mereka tidak pernah menjaga (dirinya) dari percikan air kencing, dan yang lainnya tukang mengadu domba.” (HR. Bukhori dan Muslim)
22. Termasuk beriman kepada hari akhir adalah meng-imani, bahwa kaum Mukminin akan melihat Alloh di hari kiamat nanti.
Alloh berfirman:
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, kepada Robbnya mereka melihat.” (QS. al-Qiyamah [75] : 22-23 )23. Ahlus Sunnah wal Jama'ah beriman kepada qodarulloh, bahwasannya seluruh yang baik maupun yang buruk hanya dari Alloh saja.
al-Qur'an dan as-Sunnah mewajibkan kita beriman kepada empat rukun qodar berikut ini:
Alloh Maha mengetahui segala sesuatu. Ilmu-Nya adalah azali, tidak pernah didahului oleh kajahilan. Dia mengetahui apa-apa yang akan datang, yang sedang terjadi maupun sesu-dahnya.
“Dan bertakwalah kalian kepada Alloh; niscaya Alloh akan mengajarkan kalian ilmu; dan Alloh Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Baqoroh [2]: 282) Mengimani bahwa Alloh telah menulis semua perkara yang akan terjadi hingga hari kiamat di Lauhul Mahfudz.
Dan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.
Rosululloh bersabda:
(( كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ-قَالَ وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاء ))
“Alloh menuliskan qodar setiap makhluk lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, dan beliau pun bersabda:“Dan Arsy nya berada diatas air.”(HR. Muslim)
Segala sesuatu yang dikehendaki Alloh yang bersifat kauniyah pasti terwujud, dan apa yang tidak dikehendaki Alloh tidak akan pernah terwujud.
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia meng-hendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!”, maka terjadilah ia.” (QS.Yasin [36] : 82)
Mengimani bahwa Alloh adalah pencipta segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang bukan ciptaan Alloh , termasuk manusia, kehendak manusia, dan amal manusia.
“Alloh-lah yang menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS.az-Zumar [39] : 62)
“Dan Alloh-lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan.” (QS. Ash-Shofat [37] : 96)
Demikianlah Panduan ringkas memahami aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah beserta prinsip-prinsip dasarnya, mudah-mudahan kita semua bisa tetap konsisiten memegang kuat aqidah ini, walaupun berbagai macam gelombang fitnah menerjang kita dan kaum muslimin pada umumnya. Tidak ada solusi yang terbaik untuk meraih kejayaan umat selain jalan salafussolih yang telah terbukti keberhasilannya.
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.