#ARTIKEL
#MAKALAH
ISLAM
sifat terpuji
KIAT YANG HARUS DILAKUKAN SAAT MENDAPAT MUSIBAH BURUK
Musibah yang menimpa seorang Muslim terkadang menyakitkan, dan tidak sedikit seorang Muslim yang gagal dalam menghadapi ujian ini, ada yang putus asa, ada yang kecewa bahkan ada yang sampai menyalahkan taqdir alias ketentuan Alloh yang Maha Adil. Padahal Islam dengan kesempurnaannya telah menentukan langkah bagi mereka yang mendapatkan musibah buruk. Di antaranya:
1. Beristirjā’, sehingga mendapatkan ampunan serta rahmat dari Alloh .
Makna istirjā’ yaitu mengucapkan “Innā lillahi wa innā ilaihi rāji’ūn” yang artinya “Sesungguhnya kita hanyalah milik Alloh, dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya”.
Alloh berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn’ (sesungguhnya kita milik Alloh, dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Robb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah [2]: 155-157)
2. Melihat musibah orang lain yang lebih besar.
Dengan melihat musibah orang lain yang lebih besar, khususnya musibah para Nabi dan melihat ketegaran mereka dalam menjalani musibah tersebut, maka hal ini akan memacu kita untuk lebih menerima ketentuan Alloh . Bahkan hal ini adalah satu perintah yang diwasiatkan oleh Rosululloh kepada kita semua.
Rosululloh bersabda:
(( إِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ مُصِيبَةٌ فَلْيَذْكُرْ مُصِيبَتَهُ بِي، فَإِنَّهَا مِنْ أَعْظَمِ الْمَصَائِبِ ))
“Jika di antara kalian ada yang tertimpa musibah, maka hendaklah ia mengingatku dalam musibah itu, karena musibahku termasuk musibah yang paling besar.” (HR. ad-Darimi)
Inilah hidayah yang Rosululloh sampaikan untuk umatnya. Karena jika seseorang mengetahui bahwa di sana terdapat orang-orang yang lebih besar musibah yang dialaminya, maka hal itu akan membantunya untuk lebih bisa bersabar dalam menerima ujian.
3. Bersabar serta meyakini bahwa ini semua adalah taqdir Alloh dan bertakwa kepada-Nya.
Dari Anas ia berkata bahwa suatu saat Nabi melewati seorang wanita yang menangis di sisi kuburan, maka beliau bersabda:
(( اتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِي ))
“Bertakwalah kepada Alloh dan bersabarlah”. Kemudian wanita itu berkata: “Menjauhlah anda dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengalami musibah seperti musibahku, dan engkau tidak mengetahuinya! Kemudian diberitahukan kepadanya bahwa beliau adalah Rosululloh , kemudian wanita itupun mendatangi Nabi dan mengatakan “Aku tadi tidak mengetahuimu.” Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya kesabaran berada pada awal waktu musibah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
4. Membaca doa sebagimana yang dicontohkan oleh Rosululloh .
Sehingga diharapkan Alloh akan mengganti musibah itu dengan sesuatu yang lebih baik lagi.
Dari Ummu Salamah , ia berkata: “Aku mendengar Rosululloh bersabda:
(( مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا. إِلاَّ أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ))
“Tidak ada seorang Muslim yang tertimpa suatu musibah kemudian ia berkata: “Allohumma Ājirnī fī musibatī wa akhliflī khairan minhā” (Ya Alloh berilah aku pahala terhadap musibahku ini, dan berilah aku ganti dengan sesuatu yang lebih baik dari itu). Kecuali Alloh akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik lagi.”
Ummu Salamah melanjutkan kisahnya:
“Ketika Abu Salamah meninggal, maka akupun bergumam dalm hal: ‘Siapakah seorang Muslim yang lebih baik dari Abu Salamah? Keluarganya adalah keluarga yang pertama kali berhijrah menuju Rosululloh. Tapi kemudian aku pun membaca doa itu, dan ternyata Alloh menggantikan Abu Salamah dengan Rosululloh .” (HR. Muslim)
Ada pelajaran berharga dari kisah Ummu Salamah tersebut, yaitu:
• Disyariatkan bagi seorang Muslim ketika tertimpa musibah untuk segera beristirjā’ dan berdoa kepada Alloh agar Dia memberikan pahala atas musibah yang menimpanya.
• Kita harus meyakini bahwa Alloh akan menggantikan musibah yang menimpa kita dengan sesuatu yang lebih baik.
Ketika kita meyakini bahwa pada hakekatnya musibah itu adalah ujian dari Alloh dan ketika kita meminta ganti yang lebih baik kepada-Nya, sebagaimana yang dialami oleh Ummu Salamah , maka Alloh pun akan menggantinya, sebagaimana Alloh telah menggantikan Abu Salamah dengan Rosululloh sebagai suaminya. Dan Rosululloh jelas jauh lebih baik dari Abu Salamah .
Kemudian di penghujung bahasan ini, hendaklah kita mengetahui bahwa, besarnya pahala sabar dari Alloh bukan berarti kita dianjurkan untuk meminta ujian dari-Nya. Malah sebaliknya, kita dianjurkan oleh Rosululloh untuk meminta ‘āfiyah atau kebaikan dan keselamatan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari Mu’adz bin Jabal bahwa:
سَمِعَ النَّبِىُّ رَجُلاً وَهُوَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الصَّبْرَ. فَقَالَ: (( سَأَلْتَ اللَّهَ الْبَلاَءَ؟ فَسَلْهُ الْعَافِيَةَ ))
“Nabi mendengar ada seseorang berkata: ‘Ya Alloh berilah aku kesabaran’, maka beliau bersabda: “Engkau meminta ujian kepada Alloh? Mintalah keselamatan kepada-Nya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan Hadits Hasan)
Di samping itu, agar kita semua dan masyarakat menjadi masyarakat yang Islami, maka salah satu karakter utama yang harus dimiliki dan disebarluaskan dengan merata adalah saling berwasiat dengan kesabaran dan dalam berkasih sayang (at-tawāshi bi ash-shabr a ar-rahmah).
BACA JUGA : Kiat Sabar Terhadap Musibah dan Takdir yang Terasa Menyakitkan
Alloh berfirman:
“Dan ia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.” (QS. al-Balad [90]: 17-18)
Dan bila kita telah mampu bersabar karena mengharap balasan Alloh semata, di akhiratpun kita semua berhak untuk mendapatkan balasan yang baik, yaitu surga.
Alloh berfirman:
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Robb mereka, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Keselamatan atas kalian karena kesabaran kalian.”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” “QS. ar-Ra’d [13]: 22-24)
Semoga Alloh memberikan kita kesabaran dan menjadikannya sebagai perhiasan kita semua, sehingga kita pun menjadi orang-orang yang sabar. Amin….
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.