Metode Nabi dalam Mendidik Anak
Ada beberapa rambu-rambu yang diajarkan Rosululloh dalam mendidik anak, diantaranya:
1.Mengedepankan Akidah.
Dalam mendidik anak, Rosululloh senantiasa mengedepankan pendidikan akidah pada diri yang di didiknya, yaitu mengenalkan anak kepada Alloh dan mentauhidkan-Nya. Ini merupakan tujuan manusia diciptakan dan misi para Rosul di utus ke bumi. Rosululloh berusaha keras untuk mendidik anak menanamkan rasa tawakkal dan menggantungkan hati anak kepada Alloh semata, sebagaimana pendidikan beliau kepada Ibnu ‘Abbas sewaktu kecilnya. Pada suatu hari dia berjalan dibelakang Rosululloh . Diriwayat yang lain ia dibonceng bersama Rosululloh . Dalam setiap kesempatan nabi tak pernah lepas dari dzikir, dakwah, nasihat dan bimbingan kepada orang yang bersamanya. Dan merupakan kebahagiaan tersendiri bisa menemani Rosululloh dalam suatu keperluan. Pada momen yang baik tersebut Rosululloh memberikan nasihat kepada Ibnu ‘Abbas yang masih kecil dengan haditsnya yang sangat terkenal:
(( يَا غُلاَمَ إِنيِّ أُعَلِمُكَ كَلِمَاتٍ اِحْفَظِ اللهَ يَحَفْظكَ اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تِجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَاعْلَمُ أَنَّ الأُمَةَ لَوِ اجْتَمْعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوْا عَلىَ أَنْ يَضُرُوَكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضْرُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءِ قَدْ كَتَبَه اللهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ الأُقَلاَمُ وَجَفَّتِ الصُحُفُ ))
“Wahai anak muda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Alloh, niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Alloh niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Alloh, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh. Ketahuilah, sesungguhnya jika suatu umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Alloh tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Alloh tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR. at-Tirmidzi)
Demikian Rosululloh menanamkan pada diri/jiwa anak rasa tawakkal dan percaya diri kepada Alloh . Begitu juga dalam mengajarkan keberanian di jalan Alloh, bahwa tidak ada yang mampu memberikan manfaat dan mudhorot kecuali hanya Alloh semata, walaupun seluruh manusia berkumpul di dunia untuk melakukannya, hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan izin Alloh . Dan hadits tersebut mengajarkan juga kepada diri anak untuk beriman kepada takdir Alloh .
2. Memperhatikan Sholat
Rosululloh memerintahkan kepada orang tua untuk mengajarkan sholat kepada anaknya pada usia tujuh tahun dan memukul anak pada usia 10 tahun bila enggan sholat, sebagaimana dalam haditsnya:
(( مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمُ أَبْناَءُ عَشْرِ سِنِيْنَ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي المَضَاجِع ِ))
“Perintahkanlah anak-anakmu sekalian untuk sholat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka (bila enggan sholat) ketika berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud)
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, al-’Alqomi berkata: “Hendaklah mengajarkan mereka hal-hal yang diperlukan mengenai sholat, diantaranya tentang syarat-syarat dan rukun sholat. Dan memerintahkan mereka untuk mengerjakan sholat setelah belajar.” Dikatakan juga bahwa “Diperintahkannya memukul itu hanya untuk yang telah berumur sepuluh tahun karena pada saat itu ia telah mampu menahan derita pukulan pada umumnya. Dan yang dimaksud dengan memukul itu adalah pukulan yang tidak membahayakan dan tidak melukai, dan hendaknya menghindari wajah dalam memukul.”
Rosululloh juga mengajarkan kepada anak untuk merapatkan shof ketika sholat. Begitu juga mengajarkan posisi sholat seorang laki-laki ketika sholat berjamaah. Perhatian beliau pada pendidikan sholat tercermin dalam hadits Jabir bin Samuroh .
Rosululloh bersabda:
“Saya sholat zhuhur bersama Rosululloh , kemudian beliau keluar kepada keluarganya dan saya mengikutinya. Beliau disambut oleh anak-anak dan beliau mengusap pipi mereka satu persatu. Adapun saya juga di usap pipi saya dan saya merasakan tangan beliau dingin, lembut dan harum seakan-akan baru beliau keluarkan dari botol minyak wangi.” (HR. Muslim)
Semua contoh tersebut menunjukkan bahwa Rosululloh sangat menekankan pendidikan sholat kepada anak-anak.
3.Mengajarkan Akhlak Mulia
Seorang anak membutuhkan pengajaran akan adab–adab yang mulia. Semua itu karena minimnya pengetahuan mereka. Seorang anak kecil sangat peka untuk meniru segala tingkah laku yang dilihat ataupun didengar. Hati anak ibarat lembaran yang masih putih polos, tergantung dengan tinta apa dia diukir. Jika diukir dengan tinta emas, maka perangainya pun berkilau seperti emas.
Oleh karena itu, Rosululloh sangat semangat mengajarkan adab mulia kepada anak kecil. Diantaranya sabda beliau kepada Hasan bin ‘Ali waktu kanak-kanak:
(( حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَ سَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلىَ مَالاَ يَرِيْبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأَنِيْنَةٌ وَإِنَّ الكَذِبَ رِيْبَةٌ ))
“Saya hafal nasihat dari Rosululloh , ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan kedustaan adalah keraguan’.” (HR. at-Tirmidzi di shohihkan al-Albani)
Nasihat mulia itu begitu tertanam dalam hati Hasan hingga dewasa. Begitu juga pengajaran Nabi kepada ‘Umar bin Abi Salamah , anak tiri beliau, ketika tangan beliau suka berpindah-pindah dalam satu nampan.
Rosululloh bersabda:
(( يَا غُلَامٌ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ ))
“Wahai anak laki-laki! sebutlah nama Alloh dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah apa yang ada di dekatmu. Maka hal tersebut menjadi kebiasaanku setelah itu.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Dalam hadits tersebut, Rosululloh mengajarkan adab makan; seperti membaca “Bismillah” sebelum makan, makan dengan tangan kanan, dan melarang perilaku yang kurang sopan seperti berpindah-pindah tangan dalam satu nampan. Termasuk pengajaran mulia dari Nabi adalah pengajaran beliau ketika makan bersama-sama kepada ‘Anas bin Malik .
Rosulluloh bersabda:
“Wahai anakku, apabila kamu masuk kepada keluargamu, ucapkanlah salam. Niscaya hal itu akan mendatangkan barokah kepadamu dan pada keluargamu.” (HR. al-Bukhori)
4. Menumbuhkan Jiwa Kemandirian
Jiwa kemandirian seorang anak harus dibina sejak dini. Tidak sepantasnya orang tua memanjakan anak secara berlebihan, sebab hasil dari kemanjaan adalah ketergantungan dan anak tidak ulet dalam menempuh kehidupan.
Bahkan, Rosululloh membiasakan anak untuk mandiri dan mengemban tanggung jawab. Suatu hari Rosululloh pernah melewati ‘Abdulloh bin Ja’far bin ‘Abu Tholib. Waktu itu ‘Abdulloh yang masih kecil sedang menjual mainan anak-anak dari kulit yang di buat oleh ibunya. Seketika itu Rosululloh berdoa, “Ya Alloh, berkahilah perdagangannya.”
Sungguh, ini merupakan akhlak Rosululloh yang begitu agung. ‘Abdulloh bin Ja’far adalah anak dari saudara sepupu beliau . Ayahnya adalah salah satu komandan jihad yang syahid di perang Mu’tah. Walaupun demikian, Rosululloh tidak merasa malu melihat anak pamannya di pasar menjual mainan. Bahkan beliau mendoakannya. Padahal beliau adalah orang yang paling mulia di sisi Alloh dan manusia. Beliau tahu pekerjaan itu bukan pekerjaan rendahan, bahkan melatih kemandirian anak sebagai bekal hidup di masa depan.
Imam Ibnul al-Qoyyim memberikan petuah bijak untuk para orang tua melalui nasihatnya.
”Seyogyanya anak dijauhkan dari kemalasan, pengangguran, dan santai, tetapi biasakan ia bekerja. Jangan dibiarkan santai, kecuali untuk mempersiapkan diri dan badannya untuk kesibukan yang lain. Karena kemalasan dan pengangguran berakibat jelek, dan hasilnya penyesalan. Sebaliknya, rajin dan lelah hasilnya terpuji, baik di dunia maupun di akhirat kelak atau keduanya. Orang yang paling santai di dunia adalah orang yang paling lelah di akhirat kelak dan orang yang paling santai di akhirat kelak adalah orang yang dulunya paling lelah di dunia. Kepemimpinan didunia dan kebahagiaan di akhirat tidak bisa di raih kecuali melewati jembatan kelelahan.”
5.Bersikap Adil Kepada Anak
Sensitivitas perhatian anak dari kedua orang tuanya sangat peka. Seringkali perhatian orang tua kepada anak emasnya membuat para saudaranya iri akan hal tersebut. Sebagian besar kerenggangan atau permusuhan sesama saudara pemicu utamanya adalah ketidak adilan orang tua dalam memberikan hak kepada anaknya.
Suatu kisah besar yang diabadikan dalam al-Qur’an tentang saudara-saudara Yusuf yang menduga bahwa ayah mereka lebih menganak emaskan Yusuf dibanding saudaranya.
Alloh berfirman:
(yaitu) ketika mereka berkata: “Sesunggunya Yusuf dan saudara kandungnya lebih di cintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita ini adalah satu golongan yang kuat. Sesungguhnya ayah kita benar-benar dalam kesalahan yang nyata.” (QS. Yusuf [12]: 8)
Akhirnya perasaan tersebut menggiring mereka untuk melancarkan permusuhan kepada Yusuf yang tercermin dalam ucapan mereka.
Alloh berfirman:
“Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayah kalian tertumpah kepada kalian saja, dan sesudah itu hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik.” (QS. Yusuf [12]: 9)
Makar buruk tersebut penyebabnya adalah agar perhatian ayah mereka pindah kepada mereka setelah berhasil menyingkirkan Yusuf dari mereka.
Suatu hari Rosululloh didatangi ayah Nu’man bin Basyir dengan maksud mempersaksikan Nabi tentang satu pemberian yang telah ia berikan kepada Nu’man daripada saudara-saudaranya. Kemudian beliau pun bertanya, “Apakah engkau memberi semua anakmu seperti ini?” Ia menjawab, “Tidak.” Nabi pun bersabda:
(( اعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ فِي الْعَطِيَّةِ ))
“Berlaku adillah kepada anak-anak kalian dalam pemberian.” (HR. al-Bukhori)
‘Anas bin Malik meriwayatkan bahwa seseorang berada di sisi Rosululloh , kemudian anak laki-lakinya datang dan ia pun menciumnya lalu mendudukkannya dalam pangkuannya. Setelah itu datang anak perempuannya dan ia pun menyuruh duduk di depannya. Rosululloh bersabda, “Kenapa engkau tidak menyamakan antara mereka?”
Demikianlah anak harus diperlakukan sama, meskipun dalam urusan ciuman seperti hadits tersebut di atas. Semua itu karena sikap adil akan mencegah rasa kedengkian dan menghadirkan rasa cinta dan kasih sayang.
6. Menanamkan Rasa Cinta dan Kasih Sayang
Kebutuhan seorang anak akan rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarga sangatlah besar. Ketiadaan rasa tersebut akan berakibat adanya gangguan mental pada diri anak.
Sungguh menakjubkan sekali kasih sayang beliau kepada anak-anak. Dalam kehidupannya, Nabi mencontohkan bagaimana menyayangi anak. Suatu hari Rosululloh bermain kuda-kudaan dengan cucunya, Hasan dan Husain. Ketika Rosululloh sedang merangkak di atas tanah sementara kedua cucunya berada di punggungnya, ‘Umar datang lalu berkata, “Hai anak laki-laki, alangkah indah tungganganmu.” Rosululloh menjawab, “Alangkah indahnya para penunggangnya!”
‘Usamah bin Zaid memberi kesaksian, “(Sewaktu aku masih kecil), Rosululloh pernah mengambil aku untuk didudukkan pada pahanya, sedangkan Hasan didudukkan pada paha beliau yang satunya, kemudian kami berdua didekapnya, seraya berdoa, “Ya Alloh, kasihanilah keduanya, karena aku telah mengasihi keduanya.” (HR. al-Bukhori)
Rosululloh pun meneteskan air mata disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrohim. ‘Abdurrohman bin ‘Auf bertanya kepada beliau: “Apakah anda juga menangis wahai Rosululloh?” Rosululloh menjawab: “Wahai Ibnu ‘Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhoi Alloh Ta’ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrohim.” (HR. al-Bukhori)
Suatu hari Aqro’ bin Haabis masuk menemui beliau . Seketika itu dia melihat beliau mencium Hasan dan Husain. Aqro’ berkata: “Apakah kalian mencium anak–anak kecil? Sesungguhnya aku memiliki sepuluh anak, tidak seorang pun pernah aku cium sama sekali.”
Rosululloh bersabda:
(( أَوَ أَمْلِكُ لَكَ إِنْ نَزَعَ الله ُمِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ ))
“Apakah aku bisa menguasai dirimu bila Alloh telah mencabut kasih sayang dari dalam hatimu?” (HR. al-Bukhori)
Hari ini banyak sekali orang yang mengaku mengikuti sunnah Nabi , namun tak pernah memberikan waktu bercanda kepada anak tercinta dengan dalih kesibukan yang tak kunjung habisnya. Padahal Rosululloh adalah orang yang paling sibuk mengurus umatnya. Namun beliau meluangkan waktu untuk anak atau cucunya tercinta. Bahkan, sebagian suami menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sang istri. Lebih tragis lagi sebagian istripun tidak tahu akan pendidikan anaknya karena sibuk dengan karir dan menyerahkan semua tugasnya kepada pembantu rumah tangga. Ujung-ujungnya keluarga berantakan tak tahu apa jadinya.
Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Nabi Muhammad tidaklah marah, memukul, membentak, atau menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka. Sungguh beliau benar-benar memberikan suri teladan bagi orang tua untuk menanamkan rasa cinta dan kasih sayangnya kepada putra-putrinya.
7.Membina Ketangkasan dan Keberanian
Dalam membina anak, Rosululloh senantiasa membina keberanian dan ketangkasan. Ketika di Madinah, Rosululloh seringkali mempertontonkan keberanian anak-anak Anshor. Dari Samuroh bin Jundub , dia berkata:
“Di suatu tahun saya dan Rosululloh menerima seorang anak (Rofi’ bin Khudaij) dan menolak saya. Saya berkata, “Ya Rosululloh , engkau telah mengikutkan dia dan menolak saya. Seandainya saya bergulat dengannya saya akan mengalahkannya.” Beliau bersabda, “Bergulatlah dengannnya.” Sayapun bergulat dengannya dan saya mengalahkannya sehingga Rosululloh mengikutkan saya.” (HR. al-Hakim)
Nabi terkadang juga menyaksikan pergulatan pemuda Anshor agar di terima menjadi pejuang Islam dalam barisan jihad. Nabi tidak mengadakan pergulatan ini sebagai ajang suka ria belaka atau ajang pamer otot sambil membuka aurat sebagaimana atlet-atlet gulat zaman sekarang yang berpakaian minim dan membuka aurat. Rosululloh sengaja menggelar acara itu bukan untuk mencari kepahlawanan yang semu. Akan tetapi untuk meningkatkan kemampuan dan mengukur kekuatan demi membela dan meninggikan agama Alloh supaya tidak dilecehkan orang-orang kafir.
8. Memberi Balasan Perilaku Baik.
Suatu hari ketika Ibnu ‘Abbas masih kecil, ia pernah bermalam bersama Rosululloh . Ia berkata, “Nabi masuk ke kamar kecil, maka aku menyediakan air wudhu untuk beliau.” Beliau berkata: “Siapakah yang menyediakan air ini?” Lantas beliau pun di beritahu, maka beliau berdoa untuknya sebagai balasan atas kebaikannya.
))اَللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ وَ عَلِّمْهُ التَأْوِيْلَ((
“Ya Alloh pahamkanlah ia dalam agama dan ajarilah ia ta’wil ( tafsir al-Qur’an)”.
Doa tersebut benar-benar berkah, ketika dewasanya Ibnu ‘Abbas menjadi sosok ulama yang ilmunya bagaikan samudera. Sehingga karena keluasan ilmunya itu dia di juluki sebagai “pena umat ini”.
Dari ‘Abdulloh bin Mas’ud berkata perihal dirinya; “Aku melihat diriku masih berumur enam tahun, dan di muka bumi tidak ada seorang Muslim selain kami.” Kemudian ia bercerita;
Ketika itu aku tengah mengembala domba milik Uqbah bin Abi mu’ith , kemudian Rosululloh dan Abu Bakar lewat disampingku, Beliau bertanya, “Hai nak, apakah ada susu?” “Ya, ada akan tetapi saya mendapat kepercayaan untuk menjaganya.” jawab saya. Beliau bertanya, “Apakah ada domba betina yang belum di kawini oleh pejantan?” Lalu saya membawa seekor domba betina, Beliau mengusap puting susunya, maka keluarlah air susunya. Beliau memerahnya dan menampungnya di sebuah wadah. Beliau minum lalu memberikannya kepada Abu Bakar. Kemudian beliau bersabda, “Menyusutlah”. Maka, air susu itu menjadi susut. Kemudian saya mendatangi beliau. Saya berkata, “Beliau mengusap kepala saya seraya bersabda, ‘Semoga Alloh merahmatimu, sungguh kamu seorang anak yang cerdas’.” (HR. al-Hakim)
Alangkah baiknya jika para orang tua meneladani pujian Nabi kepada anak yang banyak di jumpai dalam kehidupan sehari-harinya. Karena jiwa seorang anak butuh motivasi dari kedua orang tuanya.
Dan tidaklah mengapa memberikan hadiah kepada anak atas prestasi yang dia raih seperti anak telah menghafal juz ‘amma atau menghatamkan al-Qur’an atau menghafal hadits-hadits pilihan. Karena semua itu mampu mendongkrak semangat anak untuk lebih maju dan berprestasi.
9. Menjaga Lebih baik Daripada Mengobati.
Metode Nabi dalam mendidik anak bertumpu pada penjagaan daripada pengobatan. Rosululloh selalu memberikan antisipasi sebelum suatu penyakit menjangkiti. Konsep tersebut memberikan pagar betis -dengan izin Alloh– kepada anak untuk tidak terjerumus pada hal-hal yang dilarang oleh syariat.
Berbeda sekali dengan metode orang tua zaman sekarang, mereka sangat mengesampingkan efek penjagaan. Sengaja mereka memberikan anak ruang bebas untuk bergaul tanpa penjagaan. Akhirnya ketika sang anak terjerumus dalam bahaya dan terjangkit kronisnya baru kebingungan mencari jalan keluarnya. Dalam konteks ini bisa kita pahami sabda Nabi tentang hak-hak anak yang menginjak usia sepuluh tahun.
”….Dan pisahkan mereka (antara anak laki-laki dan perempuan) dalam tempat tidurnya.”
Begitu juga tentang tindakan beliau yang memalingkan wajah Fadl bin ‘Abbas ketika masih remaja. Saat itu datanglah seorang wanita Khots’amiyyah bertanya kepada beliau . Maka Fadl lama memandang wanita tersebut, sehingga beliau memalingkan pandangan Fadl bin Abbas dari wanita tersebut.
Hari ini banyak orang tua yang mengesampingkan penjagaan anak-anaknya. Setiap hari anak di biarkan menonton film dan sinetron cabul di TV. Begitu juga konser-konser musik yang di lantunkan orang-orang yang bertingkah fasik. Padahal tayangan-tayangan tersebut meracuni akidah anak, mendidik anak cengeng dan menyeret kejurang pacaran dan perzinaan. Namun siapa yang hari ini peduli dengan pergaulan anaknya terutama anak remaja? Bukankah musik dan pacaran telah menjadi tren dalam hidup mereka. Hanya beberapa gelintir remaja yang di rahmati dan dijaga Alloh yang selamat dari jeratannya. Mudah-mudahan anak-anak kita termasuk orang-orang yang senantiasa dalam lindungan Alloh dari tipuan dan rayuan setan.
10. Evaluasi yang Bersifat Pertengahan dan Proporsional.
Orang tua dalam mengevaluasi kesalahan anaknya terbagi menjadi tiga kelompok, yakni ekstrim, meremehkan dan pertengahan. Kelompok pertama mengawasi anak dalam setiap gerak-geriknya. Orang tua berperan seolah intel bagi anaknya. Kemanapun dan apapun tingkah laku anak harus di ketahui dan dilaporkan dari yang kecil sampai yang besar kepada orang tua. Adapun golongan yang kedua sebaliknya, mereka memanjakan anak dan menuruti semua permintaannya tanpa ada evaluasi yang proposional. Dua keadaan tersebut semuanya tercela. Adapun metode terbaik adalah pertengahan.
Rosululloh dalam mengevaluasi kesalahan anak sangat proporsional, tidak berlebihan dan tidak meremehkan. Itulah sifat Rosululloh yang terpuji dalam segala hal. Dalam memberikan evaluasinya Rosululloh sangat beragam dan variatif. Tentu semuanya disesuaikan dengan tingkat kesalahan dan bahayanya. Apakah pelakunya terus membandel atau bertobat, dan apakah kesalahan tersebut disengaja atau tidak. Begitu juga hal-hal lainnya sangat diperhatikan Rosululloh .
Diantara evaluasi beliau adalah evaluasinya terhadap Mu’adz bin Jabal . Ia adalah seorang remaja belia yang menjadi imam sholat di kaumnya. Suatu hari ia memperpanjang sholat dengan kaumnya. Padahal di belakang dia para orang tua dan orang yang mempunyai banyak keperluan. Maka Nabi bersabda kepadanya,
“Apakah engkau suka membuat celaka, wahai Mu’adz!” (HR. Ahmad)
Jadi beliau tidak mendiamkan kesalahannya dan tidak memarahinya lebih dari kesalahan yang di lakukannya. Terkadang adakalanya beliau cukup dengan diam dan menampakkan kemarahan melalui raut muka beliau. Diantaranya sebagaimana yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ketika ia pernah membeli bantal duduk bergambar yang dilarang seperti gambar-gambar hewan. Maka, ketika Rosululloh melihatnya, beliau berdiri di depan pintu dan tidak mau masuk. ‘Aisyah berkata, “Aku mengetahui ketidaksukaan pada raut muka beliau.” Lantas aku berkata, “Wahai Rosululloh , aku bertobat kepada Alloh dan Rosul-Nya, perbuatan salah apa gerangan yang telah aku lakukan?” Lantas, beliau bersabda,” Kenapakah bantal ini…?” (HR. Muslim)
11. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri.
Suatu ketika pernah dihidangkan semangkuk susu kepada nabi , lantas beliau meminum sebagiannya. Di sebelah kanan beliau ada seorang anak kecil, sedang di sebelah kiri beliau ada beberapa orang tua, maka beliau bersabda kepada anak kecil itu, “Apakah engkau mengizinkanku memberikan (sisa) susu kepada orang yang di sebelah kiri saya.” Anak kecil itu pun menjawab, “Tidak. Demi Alloh, aku tidak akan mendahulukan seorang pun untuk bagianku dari sisa anda.” Lantas beliau meletakkan mangkuk susu tersebut di tangan kanan si anak.” (HR. al-Bukhori Muslim)
Perhatian Rosululloh kepada anak kecil disampingnya tersebut membuat percaya dirinya tumbuh. Terlebih ketika Rosululloh meminta izin kepadanya untuk merelakan hak minumnya setelah beliau, sementara hal tersebut bukan masalah yang besar dan mendasar. Karena merupakan kebiasaan Nabi mengawali sesuatu dari kanan.
Bagaimana seorang anak kecil bisa duduk di samping kanan beliau, sementara di sekeliling beliau para orang tua? Dan bagaimana percaya diri anak tersebut terbina sehingga sampai menolak tawaran Nabi memberikan haknya kepada orang yang di samping kirinya? Tidak lain karena prioritas madrasah Nabi tidak terbatas pada membuat anak-anak merasa dibutuhkan dan dihormati, bahkan kepercayaan diri mereka tumbuh dari pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka bersama Nabi .
Adapun maksud Nabi meletakkan mangkuk itu kepada anak kecil tersebut agar di ketahui bahwa beliau menerima alasannya dan menghormatinya. Terkadang untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka, Rosul memberikan tugas tertentu, seperti menyuruh mengimami sholat sebagaimana Mu’adz bin Jabal , atau menjadi pimpinan pasukan sebagaimana Usamah bin Zaid dan hal-hal lainnya. Semua itu tidak lain untuk menumbuhkan rasa percaya diri mereka di jalan Alloh .
Itulah beberapa contoh nyata metode Nabi dalam mendidik anak. Kalau kita gali lagi tentunya akan lebih banyak lagi kita dapati. Namun, cukuplah contoh tersebut mewakili bahwa beliau benar–benar sosok murobbi sejati bagi sang anak.
BACA HALAMAN SELANJUTNYA
ANAK-ANAK DISEKITAR RASULULLAH
CV Bahagia Sukses Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa jual dan sewa berbagai jenis tenda dengan harga murah dan kualitas terbaik.
BalasHapusTenaga kerja profesional dan terlatih, cara kerja efektif dan efesien dalam membangun Tenda Roder, sehingga anda tidak perlu cemas.
Tenda Roder / Tenda Hanggar ini menjadi pilihan utama untuk kegiatan outdor dengan kebutuhan skala yang besar. Karena meskipun sifat nya temporary / sementara penggunaan tenda ini sangat aman dan sangat nyaman karena menggunakan material terbaik yang efektik / blackout mencegah bagian dalam terpapar sinar UV matahari / kemasukan air hujan. Sehingga tenda dapat bertahan dengan kokoh.
Meskipun terik matahari sangat panas atau sedang hujan deras, tenda roder tetap mampu mengakomodasi kebutuhan dan kenyamanan penghuni maupun barang - barang didalamnya.
Keunggulan Tenda Roder
Alasan utama seseorang menyewa Tenda Roder karena kualitas produk yang terjamin. Selain itu Tenda roder memiliki sejumblah keunggulan berikut :
- Mudah Diinstalasi
- Bersifat Portable
- Desain Tenda dapat menyesuaikan keinginan
- Ukuran Tenda yang lebar, yaitu mulai dari bentangan 10, 15 dan 20 , serta penjang ke belakang mulai dari bentangan 5 m. / sesuai kebutuhan dilokasi.
- Atap dan Dinding tahan terhadap sinar UV karena menggunakan PVC blackout,
Untuk Informasi lebih lanjut anda bisa mehubungi 081316140397 rahma.
office ; Ruko Cendana raya NO. 15A, Bencongan indah, karawaci tangerang.
Jasa Pengiriman Kami Melayani Pesanan Seluruh Indonesia.
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://id.pinterest.com/tangerang0290/
https://twitter.com/TangerangRoder
https://www.instagram.com/tendarodertangerang1/
https://sites.google.com/d/13ngcAypBp3gn-PdcA7XaRjpYZH8Cu3kM/p/1THW6hgDfmbFrFrMj9qbjdbOh4Fg7_1Sq/
#tendamurah #sewatendamurah #jualtenda #jualtendamurah #jualsewatenda #jualsewatendamurah #tendamembran #tendahanggar #tendasarnafil #tendabazar #tendakerucut #tendagudang #tendajualan #tendadarurat #tendavaksin #tendaevent #tendaroder #tendapabrik #tendacafe #tendajabodetabek #tendatangerang #tendabogor #tendalaris #tendakerucut #tendapameran #tendakarnaval #tendavaksinasi #tendakerucut #tenda #jualtenda #jualtendajakarta