PENGERTIAN KHIANAT SERTA DALIL DARI ALQURAN DAN HADITS


Khianat adalah sifat terlaknat penghancur seluruh umat. Sebuah sifat yang menjadikan kaum-kaum terdahulu mendapatkan adzab yang amat berat. Dialah sifat tercela bagi hamba yang senantiasa berbuat maksiat. Islam sangat mencela sifat khianat karena ia termasuk perbuatan tercela sekaligus maksiat.

Ketika amanat diserahkan pada orang yang khianat, maka inilah tanda hari kiamat. Dan tatkala khianat telah menjadi adat di kalangan masyarakat, maka menyebarlah kemungkaran di tengah umat. Memang dahsyat bahaya khianat. Bukan hanya keluarga dan masyarakat, negarapun bisa kacau dalam waktu yang sangat singkat karena tersebarnya khianat. Bagaimana tidak jika demi kepentingan pribadi dan kelompok, seseorang rela berkhianat dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat? Maka tak jarang kalau di negeri ini banyak para koruptor dan penjilat. Mereka Berkoar-koar seolah membawa misi rakyat namun ternyata bermain curang dibalik misi yang terlihat memikat. Benar-benar karena khianat terkadang susah dibedakan antara pejabat dan penjahat. Terkadang pula memang penampilan ala konglomerat, tapi ternyata pemakan daging dan penimbun harta dari tetesan keringat orang melarat. Memang tega mereka itu. Demi memuaskan nafsu syahwat, mereka membiarkan hukum Alloh   terlantar dan jutaan orang mati sekarat.

Memang bahaya sekali sifat khianat jika telah membumi dalam hati dan mengakar kuat. Agar  tidak terjatuh dalam khianat, hendaknya kita paham pengertian, macam-macamnya serta solusinya secara tepat.

Makna dan Hakikat Khianat

Khianat adalah lawan dari amanah. Khianat bisa diartikan sebagai suatu perbuatan yang tidak melaksanakan atau menjaga apa yang diamanahkan dan menjadi kewajibannya kepada Alloh   dan Rosul-Nya  ,, begitu juga orang lain atasnya. Khianat adalah salah satu sifat dari orang munafik sebagaimana dijelaskan Nabi   dalam sabdanya:

“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; apabila berbicara berbohong, dan apabila berjanji mengingkari, dan apabila di percaya ia berkhianat.” (HR. Muslim)

Tidak ada dalam hati seorang mukmin yang sejati sifat ini. Bahkan, dalam al-Qur’an Alloh   menggambarkan sifat seorang mukmin sejati yang mendapatkan keberuntungan adalah yang menepati amanahnya.
Alloh   berfirman:

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS. al-Mu’minun [23]: 8)
Tidak didapati dalam kamus orang beriman bahwa ia berkhianat terhadap amanah yang diberikan kepadanya. Terutama amanah dari Alloh   dan Rosul-Nya   untuk menyembah dan beribadah dengan tauhid dan ittiba’. Itulah amanah yang kebanyakan manusia hari ini berkhianat padanya. Begitu juga segala bentuk amanah yang diberikan manusia padanya selama bukan dalam bermaksiat kepada Alloh   dan RosulNya  . Maka seorang mukmin yang bertaqwa senantiasa menjaga amanah tersebut agar tidak berkhianat. Dan karena saking dipercayanya Rosullulloh   dan tak pernah berkhianat sebelum kenabiannya, beliau   mendapatkan gelar “al-Amin” artinya orang yang sangat dipercaya karena tak pernah berkhianat.

Dalil yang Mengharamkan Sifat Khianat

Alloh   berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Alloh dan Rosul (Muhammad) dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedang kalian mengetahui.” (QS. al-Anfal [8]: 27)Imam Ibnu Katsir   memberikan statement mengenai ayat tersebut, “Yang shohih adalah ayat ini bersifat umum, walaupun benar bahwasanya ia turun karena sebab tertentu (seperti kisah Hatib tersebut). Namun, ibroh atau pelajaran diambil dari keumuman lafadz ayat bukan sebab khususnya. Dan inilah pendapat mayoritas para ulama. Dan makna khianat dalam ayat di atas adalah bersifat umum, mencakup dosa-dosa besar dan kecil, baik yang disengaja maupun tidak.”
Alloh   berfirman:

“Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.” (QS. al-Anfal [8]: 58)

“… Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa.” (QS. an-Nisaa’ [4]: 107)

“… Sesungguhnya Alloh tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (QS. al-Hajj [22]: 38)

“… dan bahwasanya Alloh tidak meridhoi tipu daya orang-orang yang berkhianat.” (QS. Yusuf [12]: 52)

Alloh   tidak menyukai orang yang berbuat khianat. Ayat-ayat di atas merupakan dalil haramnya berkhianat dalam segala hal. Banyak hadits yang menjelaskan tentang keharaman berkhianat. Diantaranya hadits dari Abdulloh bin ‘Amr.

Rosululloh   bersabda:
“Ada empat perkara; barangsiapa yang empat perkara itu ada padanya, maka ia adalah orang munafiq yang sebenarnya. Dan barangsiapa ada padanya satu bagian dari yang empat perkara itu berarti ada padanya satu bagian dari kemunafiqan, sehingga ia meninggalkannya, yaitu: apabila diberi amanat ia  khianat, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji menyelisihi dan apabila bertengkar ia curang.” (HR. al-Bukhori)

Dari Abu Huroiroh  , dari Nabi  , beliau   bersabda : “Alloh berfirman: Ada tiga golongan yang besok pada hari kiamat menjadi musuh-Ku; Orang yang berjanji dengan nama-Ku, kemudian dia khianat, Orang yang menjual orang merdeka, lalu ia makan harganya (hasil penjualan itu), dan orang yang mempekerjakan buruh (karyawan) dan karyawan itu telah bekerja dengan baik, tetapi orang tersebut tidak memberikan upahnya.” (HR. al-Bukhori)

 ))عَÙ†ْ Ø«َÙˆْبَانَ Ù‚َالَ Ù‚َالَ رَسُولُ اللهِ: Ù…َÙ†ْ Ù…َاتَ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ بَرِيءٌ Ù…ِÙ†ْ Ø«َلاَØ«ٍ، الْÙƒِبْرِ Ùˆَ الْغُÙ„ُÙˆْÙ„ِ Ùˆَ الدَّÙŠْÙ†ِ، دَØ®َÙ„َ اْلجَÙ†َّØ©َ(( 
“Dari Tsauban   ia berkata, “Rasululloh   bersabda: “Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan terbebas dari tiga hal, yaitu: sombong, khianat dan hutang, maka ia masuk surga.” (HR. at-Tirmidzi)

Dari ayat al-Qur’an dan hadits di atas menunjukkan bahwa khianat adalah haram dalam Islam. Dan merupakan sifat yang dibenci Alloh   karena termasuk sifat orang–orang munafiq yang dikabarkan Alloh   mereka berada di tempat paling bawah dari dasar neraka Jahannam.

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.