Bolehkah Berkhianat Terhadap Orang yang Mengkhianati Kita ? Apa dampak dan bagaimana menghindarinya ?


Dampak Perbuatan Khianat
Segala perbuatan tercela dalam syariah Islam akan membawa dampak bagi pelaku maupun orang disekitarnya. Banyak sekali dampak khianat dalam diri dan masyarakat karena dia adalah penyakit ganas yang jika menyerang akan menghancurkan hati dan akhlaq seseorang. Di antara dampak dari perbuatan khianat diantaranya;

a. Dampak kepada diri sendiri.
·         Khianat menjauhkan seseorang dari kecintaan terhadap Alloh  dan mendatangkan kebencian Alloh , sebagaimana firman Alloh :
“Sesungguhnya Alloh membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.” (QS. al-Hajj [22]: 38)
“(Yusuf berkata): ‘Yang demikian itu agar Dia (Al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Alloh tidak meridhoi tipu daya orang-orang yang berkhianat’.” (QS. Yusuf [12]: 52)
·         Menyebabkan seseorang hilang dan jatuh harga dirinya dalam masyarakat, karena orang yang berkhianat telah melepas baju kejujurannya di mata orang lain.
·         Hilangnya kepercayaan seseorang terhadapnya dan ditolak persaksiannya.
·         Mengakibatkan seseorang dikucilkan dari masyarakat. Karena orang yang berkhianat selalu membawa keresahan bagi orang lain.
·         Mendatangkan kesempitan jiwa karena setiap kali bergaul, orang akan menjauh darinya karena takut akan kejahatannya.
b.    Dampak bagi masyarakat.
·   Terjadinya kekacuan dalam masyarakat jika warganya mengidap penyakit khianat, karena satu sama lain akan saling curiga dan menuduh, hingga hilanglah ketentraman dalam masyarakat tersebut.
·  Adanya kerenggangan antara seseorang dengan yang lain dan akan memutus tali silaturahmi yang dianjurkan dijaga dalam Islam.
·  Menjauhkan masyarakat tersebut dari petunjuk Alloh  dan mengundang adzab Alloh .

Kalau kita rinci, tentunya akan banyak dampak yang diakibatkan oleh sifat khianat. Cukuplah hal-hal di atas sebagai contoh yang mewakili. Adapun dalam tingkat negara, maka khianat bisa meruntuhkan tatanan suatu negara tersebut. Coba bayangkan jika para punggawa negara adalah para pengkhianat dan koruptor ulung. Maka tak  heran jika kekayaan alam seperti uranium dan emas dirampas habis walau segunung.

Hukum Berkhianat Terhadap Orang yang Mengkhianati Kita
Terkadang dalam kehidupan kita seringkali kita merasa dikhianati seseorang. Padahal kita sudah berusaha jujur. Namun, ada saja orang yang tega mengkhianati kita. Kita pun berandai untuk membalas pengkhianatan dia karena rasa jengkel dalam hati kita, tapi hendaknya kita senantiasa mengingat sabda Nabi :
)) Ø£َدِّ الأَÙ…َانَØ©َ Ø¥ِÙ„َÙ‰ Ù…َÙ†ِ ائْتَÙ…َÙ†َÙƒَ Ùˆَلاَ تَØ®ُÙ†ْ Ù…َÙ†ْ Ø®َانَÙƒَ((
“Tunaikanlah amanah pada yang berhak menerimanya dari apa yang diamanahkan padamu, dan janganlah  engkau berkhianat kepada orang yang menghianatimu.” (HR. Abu Dawud)

Makna hadits di atas secara umum adalah kita diperintahkan menunaikan amanah pada orang yang berhak menerimanya walaupun orang tersebut telah mengkhianati kita. Karena seorang Muslim bukanlah penghianat laksana orang-orang munafik dan kafir. Misalnya seperti seseorang yang bermakar ingin mengkhianati kita dalam harta, kemudian dengan pertolongan Alloh  kita bisa terlepas dari khianat orang tersebut. Maka, kita tidak boleh berkhianat pada orang tersebut demi mengambil hartanya. Atau contoh lain seperti seseorang yang berkhianat pada harta kita, kemudian akhirnya dia mengembalikannya pada kita. Dalam hal ini, kitapun tak boleh menghianati harta dia dengan dalih dulu dia juga menghianati kita. Karena dalam hadits tersebut sangat jelas bahwa Nabi  melarang kita menghianati orang yang berkhianat pada kita.

Semua itu karena sifat khianat tidak layak ada dalam diri seorang Muslim sejati. Hanya orang munafik dan kafirlah yang pantas menyandang sifat khianat. Namun, apabila permasalahannya orang yang mengkhianati kita tidak memberikan hak kita, maka dibolehkan bagi kita untuk mengambil hak kita tanpa sepengetahuannya sesuai apa yang menjadi hak kita. Jika  kita mengambil lebih maka kita telah berkhianat padanya. Hal ini sebagaimana kisah Hindun binti Utbah  dan suaminya Abu Sufyan  yang telah tersebut di atas. Wallohu ’alam.

Cara Menghindari Khianat
Jika dibiarkan, penyakit khianat akan menjadi kronis dalam diri seseorang. Mulanya orang berkhianat adalah karena terpaksa, namun lama kelamaan menjadi terbiasa. Sebenarnya khianat bukan penyakit bawaan lahir dari seseorang, namun ia penyakit yang menular dari lingkungan. Karena fithroh seseorang adalah suci dari berbagai penyakit yang merusak aqidah ketika dilahirkan. Oleh karena itu, perlu adanya terapi untuk menghilangkan penyakit tersebut dalam diri seseorang. Adapun beberapa cara yang bisa ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepedulian terhadap nilai-nilai Islam dalam bidang aqidah maupun akhlaq dengan cara bimbingan melalui pembinaan ilmu syar’i yang benar yang sesuai dengan al-Qur’an dan sunnah, karena ilmu syar’i adalah modal utama seseorang bisa mengenal Alloh  sehingga menjadikan seseorang tahu akan yang halal dan haram.
2. Mensucikan jiwa dari berbagai kotoran dan penyakit hati dan mendidiknya untuk melawan syahwat serta melatih kesabaran dalam ketaatan.
3. Senantiasa berpikir akan akibat buruk dari khianat, terlebih akibat yang akan ditanggung ketika di akhirat, sehingga hal ini akan menjadi penghalang bagi dia untuk tidak berkhianat.
4. Berteman dengan orang-orang yang sholih yang senantiasa mengajak dia menuju ketaatan pada Alloh  dan Rosul-Nya .
5. Segera meninggalkan lingkungan yang buruk menuju ke komunitas sholih yang bisa menjaga dien dan akhlaqnya dari penyakit tersebut.

Bertobat Sebelum Terlambat
Sungguh sangat tak pantas bagi seorang yang mencintai Alloh  dan rosul-Nya  bersemayam dalam jiwanya sifat khianat. Bagaimana mungkin ia berkhianat sementara dia tahu bahwa kelak ia akan bertemu dengan Alloh  dan mempertanggung jawabkannya? Dan bagaimana dia tega berkhianat kepada saudaranya yang sebenarnya tak halal harta, darah dan kehormatannya? Hanya orang-orang munafiklah yang pantas menyandang baju khianat yang berhias dengan ancaman kekal di dasar neraka Jahannam.

Saudaraku kaum Muslimin, sungguh tak ada kata terlambat untuk bertobat dari khianat sebelum ajal tiba atau datangnya hari kiamat. Pintu Alloh  selalu terbuka kepada para hamba-Nya yang ingin bertobat. Jangan sampai ada dalam diri kita sifat khianat yang terlaknat. Jika kita dapati sifat khianat, bersegeralah untuk bertobat. Semoga Alloh  menjaga diri, keluarga dan masyarakat kita dari sifat khianat yang terlaknat.

BACA JUGA : PENGERTIAN KHIANAT SERTA DALILNYA DARI ALQURAN DAN HADITS

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.