MAKALAH ISLAM NIH
MAKALAH NIH
DASAR FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
Dasar Filosofis Pendidikan Islam
padahakikatnyaidentikdengankonsep Filsafat
Pendidikan Islam itu sendiri, yangberasaldarisumber
yang samayakni al-Qur’an dan al-Hadits (al-Sunnah). Dari Keduasumberitukemudiantimbulpemikiran-pemikirantentangpersoalanke-Islamandalamberbagaiaspek,
termasuk landasan dasar Pendidikan Islam. Dengandemikianhasilpemikiran para ‘Ulama
sepertiqiyashdanijma’sebagaihasil olah fikir sumberpokoktadiyakni
al-Qur’an dan al-Hadits (al-Sunnah). Ajaran yang termuatdalamwahyumerupakandasardarilandasan Pendidikan
Islam yang berisiteoriumum tentangPendidikan Islam, dibinaatasdasarkonsepajaran Islam
terutamadalamal-Qur’an dan al-Hadits (al-Sunnah). Oleh karena itu, di
zaman modern seperti ini sudah banyak orang bahkan “umat muslim” sendiri sudah
mulai meninggalkan konsep dasar dalam Pendidikan Islam yang berasas pada dua
sumber primer yaitu, al-Qur’an dan al-Hadits (al-Sunnah) dan mulai mengiblat ke
arah barat atau Eropa yang jelas-jelas di sana bukan Islam yang benar
dipelajari justru mempelajari bagaimana menghancurkan Islam. Dan hadirnya
makalah ini mudah-mudah sedikit banyaknya dapat merubah paradigma tersebut demi
tercapainya Pendidikan Islam yang sebagaimana telah diaplikasikan dan
diaktualisasikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya.
B. RumusanMasalah
Berangkatdarilatarbelakangmasalah
yang telahdisebutkandiatas, makadapat di rumuskansebuahmasalahtentang“Bagaimana Konsep Dasar Filosofis Pendidikan Islam?”
C. Tujuan
Penulisan
Adapuntujuan
yang ingindicapaidari penulisan makalahiniadalahuntuk Mengetahui Ayat-Ayat
dan Hadits Tentang Dasar Filosofis Pendidikan Islam.
D. Metodologi Penulisan Tafsir
Penulisan tafsir makalah yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode
tafsir maudhu’i[1]
dengan mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dan objektif
dengan tema yang dibahas terutama yang terdapat dalam kitab-kitab tafsirpara‘Ulama, kitab-kitab tafsir dan
pendidikan (Tarbiyyah)para salaf al-shalih serta kitab-kitab/bukutafsir
dan pendidikan (Tarbiyyah) kontemporer saat ini, karena penulisan
makalah ini sangat erat kaitannya dengan pembahasan yang terdapat pada kitab/buku tersebut.
BAB II
DASAR FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM
A.
Konsep Dasar Landasan Filosofis Pendidikan
Islam
Landasan adalah sesuatu
yang menjadi sandaran semua dasar dalam suatu bangunan, sedangkan dasar adalah
fundamen yang menegakkan suatu bangunan, sehingga menjadi kuat dan kokoh dalam
pengembangan pendidikan Islam. Dalam usaha, kegiatan dan tindakan yang
disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan yang tepat
sebagai tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu, pendidikan Islam
sebagai suatu usaha dalam membentuk manusia dan peradabannya harus mempunyai
landasan yang kuat ke mana semua kegiatan itu dihubungkan atau disandarkan.[2] Baik sebagai sumber maupun
dasar yang menjadi pedoman penerapan dan pengembangannya. Landasan itu terdiri
dari al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan
ijtihad, mashlahah al-mursalah, istihsan, qiyas dan sebagainya.
[3]Dasar dan fundamen dari
suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan
keteguhan yang menjadikan tetap berdiri tegaknya bangunan itu.[4]Dengan demikian, fungsi
dari suatu landasan pendidikan Islam adalah di samping tegaknya suatu bangunan
dalam dunia pendidikan Islam, juga agar bangunan itu tidak akan
terombang-ambing oleh berbagai “persoalan” yang mempengaruhinya dan bahkan dia
akan semakin kuat dan tegar di dalam menghadapinya.
Dasar filosofis pendidikan
Islam merupakan kajian filosofis mengenai pendidikan Islam yang didasarkan
al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli,
khususnya para sahabat nabi SAW sebagai sumber
sekunder. Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan filsafat
Islamadalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau
filsafatpendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam.[5]Dasar-dasar pendidikan
Islam secara prinsipil diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh
perangkat kebudayaannya. Dasar-dasarpembentukan dan pengembangan pendidikan
Islam yang pertama dan utamatentu saja al-Qur’an dan sunnah. Al-Qur’an misalnya
memberikan prinsip
penghormatan kepada akal, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah
manusiadan memelihara kebutuhan sosial yang hal ini sangat penting bagi
pendidikan.
Dasar pendidikan Islam
selanjutnya adalah nilai-nilai sosial kemasyarakatanyang tidak bertentangan
dengan al-Qur’an dan al-Sunnah atas prinsipmendatangkan kemashlahatan dan
menjauhkan kemudharatan bagi manusia.Kemudian warisan pemikiran para ulama dan
cendekiawan muslim yang
merupakan dasar penting dalam pendidikan Islam.[6] Di samping itu, di
bagianlain Azyumardi Azra juga mengemukakan mengenai sumber dan dasarpendidikan
Islam adalah al-Qur’an dan as-sunnah serta nilai-nilai, norma dantradisi sosial
yang memberi corak keislaman dan dapat mengikuti perkembangannya.[7]
Pendidikan Islam
berpangkal dari ajaran Ilahiyah, maka tentu harusbersumber dari kebenaran dan
kebesaran Ilahi. Bagi kita sumber kebenaranIlahi telah diperkenalkan kepada
manusia melalui para nabi berupa kitab suci.Dari empat kitab suci yang pernah
diturunkan sebagai petunjuk umat manusia, maka sejak kehadiran Rasulullah SAW.
di muka bumi ini satu yang harusditegakkokohkan yakni al-Qur’an. Di samping itu
ketetapan-ketetapan Rasul SAW juga merupakan sumber utama pendidikan Islam.[8]
Pada dasarnya bangunan
syari’at dan moralitas Islam itu mempunyai
dua sumber pokok yaitu al-Qur’an al-Karim dan sunnah Nabi SAW.[9] Al-Qur’anadalah kitabullah
yang diturunkan kepada nabi Muhammad bin Abdillah,dengan bahasa Arab yang jelas
dan fasih yang secara kronologis diturunkan dalam rentangan waktu kurang lebih
23 tahun, yang memiliki nilai-nilai ibadah. Serta sumber Islam yang kedua
adalah al-Sunnah sebagai landasanberfikir dan syari’at terdiri dari segala
sesuatu yang berasal dari Rasul saw.
1.
Al-Qur’an (kalamullah)
Al-Qur’an sebagai kalamullah yang mencakup segala aspekpersoalan kehidupan
manusia dalam berinteraksi dengan pencipta-Nya,sesama manusia dan alam semesta
yang merupakan persoalan mendasardalam setiap kehidupan manusia. Al-Qur’an
memiliki gagasan mendasaryang amat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia
yang semuanyadapat dan harus dijadikan sebagai landasan dasar utama
dalampengembangan Pendidikan Islam. Kedudukan al-Qur’an dalam
kerangkaPendidikan Islam bukan saja sebagai dasar bahkan menjadi sumber
yangsangat berharga untuk terus digali, dipahami dan diambil intisarinya
untuksenantiasa diaktualisasikan dalam hidup dan kehidupan manusia.
2.
Al-Sunnah al-Shohihah
Al-Sunnah bermakna seluruh sikap, perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW
dalam menerapkan ajaran Islam serta mengembangkankehidupan umat manusia yang
benar-benar membawa kepada kerahmatanbagi semua alam, termasuk manusia dalam
mengaktualisasikan diri dankehidupannya secara utuh dan bertanggung jawab bagi
keselamatan dalam kehidupannya. Kedudukan al-Sunnah dalam kehidupan dan
pemikiranIslam sangat penting, karena di samping memperkuat dan
memperjelasberbagai persoalan dalam al-Qur’an, juga banyak memberikan
dasarpemikiran yang lebih kongkret mengenai penerapan berbagai aktivitasyang
mesti dikembangkan dalam kerangka hidup dan kehidupan umatmanusia.
3.
Pemikiran Islam
Pemikiran Islam yakni penggunaan akal budi manusia dalamrangka memberikan makna
dan aktualisasi terhadap berbagai ajaran Islamyang disesuaikan dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan zamanyang muncul dalam kehidupan umat manusia dalam
berbagai bentukpersoalan untuk dicarikan solusinya yang diharapkan sesuai
dengan ajaranIslam.
4.
Sejarah Islam
Sejarah(kebudayaan)Islammerupakansegaladinamikakehidupan dan hasil karya
masa lampau yang pernah dan terusdikembangkan dalam kehidupan umat Islam secara
terus menerus. Semuaini akan memberikan gambaran bagi pembinaan dan
pengembanganPendidikan Islam yang dapat dijadikan landasan sebagai sumber
pentingPendidikan Islam.
5.
Realitas Kehidupan
Realitas kehidupan sekarang ini, yakni kenyataan realitas yangtampak dalam
kehidupan secara keseluruhan terutama menyangkutmanusia dengan segala dinamikanya,
kenyataan alam semesta dengansegala ketersediaannya. Dengan demikian realitas
ini menyangkutkehidupan manusia dan berbagai makhluk lainnya serta alam semesta
inisemuanya merupakan sumber dalam rangka pengembangan PendidikanIslam.
Dari uraian di atas,
dapat dipahami bahwa landasan dasar filosofis pendidikanIslam adalah suatu
dasar, landasan yang menjadi sumber dibangun dandikembangkannya pendidikan
Islam baik secara filosofis, maupun teoritis danempiris dalam dunia pendidikan
Islam. Dengan demikian dapat dinyatakanbahwa pemikiran mengenai landasan yang
menjadi sumber dasar pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan al-Sunnah yang
menjadi sumber primer lalu pemikiran Islam, sejarah Islam dan realitaskehidupan
yang menjadi cabang (furu’) dari pengembangan dua sumber primer tadi.
Untuk itu dalam makalah ini sumber yang akan dibahas hanya terpusat pada sumber
primer yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah karena dari sinilah ilmu-ilmu Islam yang
lain muncul.
B.
Analisis Ayat-Ayat
Al-Qur’an dan Al-Haditsyang Berkaitan dengan Dasar Filosofis Pendidikan Islam
Berikut beberapa
ayat-ayat dalam yang secara eksplisit didalamnya terdapat penjelasan tentang
dasar atau landasan dalam Pendidikan Islam. Diantaranya Allah SWT berfirman :
1. Surat al-Baqarah: 129
رَبَّنَا وَٱبعَث فِيهِم
رَسُولا مِّنهُم يَتلُواْ عَلَيهِم ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلكِتَٰبَ وَٱلحِكمَةَ
وَيُزَكِّيهِم إِنَّكَ أَنتَ ٱلعَزِيزُٱلحَكِيمُ
Artinya: “Ya Tuhan kami,
utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan
kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur’an)
dan al-Hikmah (al-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 129)
Dalam kitab Tafsir
al-Muyassar dikatakan maksud dari ayat ini, yaitu
ربنا وابعث في هذه الأمة رسولا من ذرية إسماعيل يتلو عليهم آياتك ويعلمهم
القرآن والسنة، ويطهرهم من الشرك وسوء الأخلاق.
Artinya: Ya Tuhan kami
utuslah kepada bangsa ini seorang rasul dari keturunan Isma’il yang ia
membacakan kepada mereka dan mengajarkan mereka al-Quran (al-Kitab) dan
al-Sunnah (al-Hikmah), dan menyucikan diri mereka dari
kemusyrikan dan akhlak yang tercela.
Dalam kitab Aisar
al-Tafasir syaikh al-Jaza’iri menuturkan,
وابعث فيهم رسولاً: هذا الدعاء استجابه
الله تعالى، ومحمد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هو ما طلباه.
الكتاب: القرآن.
الحكمة: السنة
يزكيهم: يطهر أرواحهم ويكمل عقولهم،
ويهذب أخلاقهم بما يعلمهم من الكتاب والحكمة.
Artinya: “Dan utuslah
kepada mereka seorang Rasul: Ini adalah jawaban atas doa yang dipanjatkan kepada
Allah SWT, dan Muhammad SAW adalah jawabannya.
Al-Kitab: Al-Quran.
Al-Hikmah: al-Sunnah
Menyucikan mereka:
membersihkan jiwa mereka dan pikiran mereka, memperbaiki akhlak mereka dengan
apa yang ada di dalam al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah).”
2.
Surat al-Baqarah: 151
كَمَا أَرسَلنَا فِيكُم
رَسُولا مِّنكُم يَتلُواْ عَلَيكُم ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُم وَيُعَلِّمُكُمُ
ٱلكِتَٰبَ وَٱلحِكمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَم تَكُونُواْ تَعلَمُونَ
Artinya: “Sebagaimana
(Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepada
kalian Rasul diantara kalain yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian dan mensucikan kalian dan mengajarkan
kepada kalian al-Kitab dan al-Hikmah,
serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui.”(QS. Al-Baqarah:
151)
Dalam kitab Tafsir
al-Muyassar dikatakan maksud dari ayat ini, yaitu
كما أنعمنا عليكم باستقبال الكعبة أرسلنا فيكم رسولا منكم يتلو عليكم الآيات
المبينة للحق من الباطل، ويطهركم من دنس الشرك وسوء الأخلاق، ويعلمكم الكتاب
والسنة وأحكام الشريعة، ويعلمكم من أخبار الأنبياء، وقصص الأمم السابقة ما كنتم
تجهلونه.
Artinya:”Sebagaimana
telah kami beri nikmat dengan dikembalikannya Ka’bah, kami utus kepada kalian
seorang Rasul dari kaum kalian, yang membacakan kepada kalian ayat-ayat yang
jelas lagi haq dari kebatilan, dan menyucikan kalian dari kotoran
kesyirikan dan kebrukan akhlak, mengajarkan kepada kalian al-Kitab (al-Qur’an),
al-Sunnah dan hukum-hukum Syari’at Islam serta mengajarkan kepada kalian
hal-hal dari kabar para nabi, cerita-cerita para pemimpin umat terdahulu yang
kalian belum mengetahuinya.”
3.
Surat Ali ‘Imran: 164
لَقَد مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى
ٱلمُؤمِنِينَ إِذ بَعَثَ فِيهِم رَسُولا مِّن أَنفُسِهِم يَتلُواْ عَلَيهِم
ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِم وَيُعَلِّمُهُمُ
ٱلكِتَٰبَ وَٱلحِكمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبلُ لَفِي ضَلَٰل مُّبِينٍ
Artinya: “Sungguh Allah
telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus
diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan
kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata).” (QS.
Ali ‘Imran : 164)
Dalam kitab Tafsir
al-Muyassar dikatakan maksud dari ayat ini, yaitu
لقد أنعم الله على
المؤمنين من العرب; إذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم، يتلو عليهم آيات القرآن، ويطهرهم
من الشرك والأخلاق الفاسدة، ويعلمهم القرآن والسنة، وإن كانوا من قبل هذا الرسول
لفي غيٍّ وجهل ظاهر.
Artinya: “Berbahagialah
orang beriman dari kalangan orang-orang Arab, telah diutusnya seorang Rasul
dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat al-Quran,
dan menyucikan mereka dari kemusyrikan dan sifat perusak, dan mengajarkan
mereka al-Qur'an dan al-Sunnah, karena dulu sebelum Rasul ini diutus mereka
berada dalam kebodohan (Kejahiliyahan) yang jelas.”
Dalam kitab Aisar
al-Tafasir syaikh al-Jaza’iri menuturkan,
من هداية الآيات:
1- تحريم الغلول، وأنه من
كبائر الذنوب.
2- طلب رضوان الله واجب،
وتجنب سخطه واجب كذلك، والأول يكون بالإيمان وصالح الأعمال والثاني يكون بترك
الشرك والمعاصي.
3- الإسلام أكبر نعمة
وأجلها على المسلمين فيجب شكرها بالعمل به والتقيد بشرائعه وأحكامه.
4- فضل العلم بالكتاب والسنة.
Artinya: “Rambu-rambu dalam ayat ini meliputi:
a)
Janganlah bersifat ghuluw
karena hal itu merupakan dosa yang besar.
b)
Meminta keridhaan Allah
adalah wajib, dan wajib pula untuk menghindari murka-Nya, yaitu dengan memiliki
iman dan beramal sholih, dan yang kedua dengan meninggalkan syirk dan maksiat.
c)
Islam adalah niikmat
terbesar hidup ini bagi seorang Muslim oleh karena itu kita dituntut untuk
bersyukur atasnya.
d)
Sesungguhnya keutamaan
ilmu ada pada antusias kita pada al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Sunnah.
4.
Surat al-Nisa’: 113
وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمً
Artinya: “Dan (juga karena) Allah telah menurunkan al-Kitab (al-Qur’an)
dan al-Hikmah (al-Sunnah) kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang
belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.”
(QS. Al-Nisa’: 113)
Dalam kitab Tafsir
al-Muyassar dikatakan maksud dari ayat ini, yaitu
وأنزل الله عليك القرآن
والسنة المبينة له، وهداك إلى علم ما لم تكن تعلمه مِن قبل أمرًا عظيمًا.
Artinya: “Allah telah menurunkan
kepadamu (Muhammad)al-Qur'an dan al-Sunnah yang jelas, yang akan membimbingmu
akan sesuatu yang belum kau ketahui.”
5.
Surat al-Jumu’ah: 2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ
رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya: “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf
dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-ayat-Nya,
menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab
(al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah),
meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS.
Al-Jumu’ah: 2)
Dalam kitab Tafsir
al-Muyassar dikatakan maksud dari ayat ini, yaitu
الله سبحانه هو الذي أرسل
في العرب الذين لا يقرؤون، ولا كتاب عندهم ولا أثر رسالة لديهم، رسولا منهم إلى
الناس جميعًا، يقرأ عليهم القرآن، ويطهرهم من العقائد الفاسدة والأخلاق السيئة،
ويعلِّمهم القرآن والسنة
Artinya: “Dia-lah yang
mengutus atas orang-orang Arab yang tidak bisa membaca, yang mereka tidak
memiliki kitab dan juga pesan kepada mereka, Seorang Rasul dari kalangan mereka
untuk seluruh umat umat manusia, dibacakan kepada mereka al-Qur'an, dan
menyucikan mereka dari doktrin-doktrin dan akhlak yang buruk, dan mengajarkan
mereka al-Qur'an dan al-Sunnah.”
C.
Analisis Ayat-Ayat al-Qur’an Tentang
Dasar Filosofis Pendidikan Islam
Dari ayat-ayat dan tafsir
ringkas yang dipaparkan di atas terdapat kalimat yang sama dan menunjukan
tentang dasar filosofis Pendidikan Islam yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW
yaitu kalimat al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah). Dan dapat
ditarik kesimpulan bahwa Allah SWT sesungguhnya telah mengajarkan kepada Rasul
bagaimana cara mendidik dan mengajarkan para sahabatnya dan kaum muslimin
tentang Islam yang benar pada waktu itu yaitu dengan berpedoman kepada al-Kitab
(al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah). Karena dengan berlandaskan dua landasan
primer tersebut konsep Pendidikan Islam akan memiliki arah yang jelas
sebagaimana yang telah tertuang dalam penjelasan-penjelasan para ulama yaitu,
untuk menyucikan diri-diri umat manusia dari syirk dan akhlak yang buruk, lalu
mengajarkan mereka dengan al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah).Hal
ini selaras dengan hadits nabi SAW yaitu,
يا أيها الناس أني قد تركت
فيكم ما إن اعتصمتم به، فلن تضلوا بعدي أبدا : كتاب الله و سنة نبيه
Artinya: “Wahai manusia
sesungguhnya aku (Muhammad SAW) telah meninggalkan wasiat kepada kalian,
barangsiapa yang berpegang teguh kepadanya maka ia tidak akan pernah tersesat
selamanya, wasiat itu adalah Kitabullah dan Sunnah nabi-Nya” (HR.
Bukhori dan Muslim)
D.
Faidah-Faidah Pembahasan Tentang Dasar
Filosofis Pendidikan Islam
Pemahaman terhadap
ayat-ayat al-qur’an dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan tersebut, amat
erat kaitannya dengan kegiatan pendidikan. Keterkaitan ini dapat dilihat dari
hal-hal sebagai berikut:
Pertama,tujuan akhir dari pendidikan adalah merubah sikap mental dan perilaku
tertentu yang dalam konteks islam adalah agar menjadi seorang muslim yang
terbina seluruh potensi dirinya sehingga dapat melaksanakan fungsinya sebagai
muslim dalam rangka beribadah kepada Allah sesuai dengan pedoman dalam
al-Qur’an dan al-Sunnah.
Kedua, bahwa dalam kegiatan pengajaran tersebut seorang pendidik harus
mengajarkan ilmu pengetahuan keislaman yang bersumber dari al-Qur’an dan
al-Sunnah. Dari proses pengajaran yang demikian itu akan terciptalah pemahaman
penghayatan dan pengalaman yang sesuai dengan rambu-rambu keislaman yang bernar.
Ketiga, bahwa melalui pendidikan diharapkan
pula lahir manusia yang kreatif, sanggup berpikir sendiri, walaupun
kesimpulannya lain dari yang lain, sanggup mengadakan penelitian, penemuan dan
seterusnya. Sikap yang demikian itu amat dianjurkan dalam al-Qur’an.
Keempat, bahwa pelaksanaan pendidikan harus
mempertimbangkan prinsip pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan petunjuk
al-Qur’an. Yaitu pengembangan ilmu pengetahuan keislaman yang ditujukan bukan
semata-mata untuk pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan untuk
membawa manusia semakin mampu menangkap hikmah di balik ilmu pengetahuan, yaitu
rahasia keagungan Allah dari keadaan yang demikian itu, maka ilmu pengetahuan
tersebut akan memperkokoh aqidah, meningkatkan ibadah dan akhlak yang mulia.
Kelima, pengajaran berbagai ilmu pengetahuan keislaman
dalam proses pendidikan yang sesuai dengan ajaran al-Qur’an, akan menjauhkan
manusia dari sikap takabur, sekuler dan ateistik, sebagaimana yang pada umumnya
dijumpai pada pengembangan ilmu pengetahuan di masyarakat Barat dan Eropa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Islam sesungguhnya telah
memiliki konsep dasar filosofis Pendidikan Islam yang dicontohkan oleh nabi
Muhammad SAW yaitu berupaal-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah).
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah SWT sesungguhnya telah mengajarkan
kepada Rasul bagaimana cara mendidik dan mengajarkan para sahabatnya dan kaum
muslimin tentang Islam yang benar pada waktu itu yaitu dengan berpedoman kepada
al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (al-Sunnah) tersebut. Karena dengan
berlandaskan dua landasan primer tersebut konsep Pendidikan Islam akan memiliki
arah yang jelas sebagaimana yang telah tertuang dalam penjelasan-penjelasan
para ulama yaitu, untuk menyucikan diri-diri umat manusia dari syirk dan akhlak
yang buruk, lalu mengajarkan mereka dengan al-Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah
(al-Sunnah).Hal ini selaras dengan hadits nabi SAW yaitu,
يا أيها الناس أني قد تركت
فيكم ما إن اعتصمتم به، فلن تضلوا بعدي أبدا : كتاب الله و سنة نبيه
Artinya: “Wahai manusia sesungguhnya aku (Muhammad SAW) telah meninggalkan
wasiat kepada kalian, barangsiapa yang berpegang teguh kepadanya maka ia tidak
akan pernah tersesat selamanya, wasiat itu adalah Kitabullah dan Sunnah
nabi-Nya” (HR. Bukhori dan Muslim)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Al-Maktabah al-Syamilah.
Darajad, Zakiah, dkk., Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
Bandung: al-Ma’arif, 1980.
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1997.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi
Menuju Millenium Baru, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Azra, Azyumardi, Esai-Esai Intelektual Muslim dan
Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Sasono, Adi, Solusi Islam Atas Problematika Umat(Ekonomi,
Pendidikan dan Dakwah), Jakarta: Gema Insani Press, 1998.
Uweis, Abdul Halim, Koreksi Terhadap Umat Islam Suatu
Telaah dan Alternatif Jawabannya, terj. Abu Hurairah., Jakarta: Darul Ulum
Press, 1989.
Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir
al-Ayat al-Tarbawiy). Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010.
[1] Metode tafsir yang cara bekerjanya dimulai dengan menetapkan tema yang akan dibahas, menghimpun ayat-ayat yang ada hubungannya dengan
tema, menghubungkan antara ayat-ayat, mempelajari latar belakang turunnya
ayat-ayat, menjelaskan makna kosa kata yang terdapat pada ayat-ayat,
mempelajari latar belakang turunnya ayat-ayat, melakukan pembahasan ayat dengan
menggunakan hadits, kaidah kebahasaan, dan menganalisanya dengan menggunakan
ilmu bantu yang relevan, dan kemudian menyimpulkannya. Lihat Dr. H. Abuddin
Nata, M.A., Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al-Ayat al-Tarbawiy). Jakarta:
PT Raja Grafindo, 2010, hal. 4.
[2]Lihat Prof. Dr. Zakiah Darajad, dkk., Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, hal. 19.
[4]Lihat Ahmad D.
Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: al-Ma’arif, 1980,
hal. 41.
[5]Lihat Prof. Dr. H. Abuddin
Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997,
hal 30-31.
[6]Lihat Prof. Dr. Azyumardi
Azra, M.A., Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, hal. 9.
[7]Lihat Prof. Dr. Azyumadi
Azra, M.A.,Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1999, hal. 76-77.
[8]Lihat Adi Sasono, Solusi
Islam Atas Problematika Umat(Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah),Jakarta: Gema
Insani Press, 1998, hal. 90.
[9]Lihat Dr. Abdul Halim Uweis, Koreksi
Terhadap Umat Islam Suatu Telaah dan Alternatif Jawabannya, terj. Abu
Hurairah., Jakarta: Darul Ulum Press, 1989, hal. 39-42.
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.