ISLAM
MAKALAH ISLAM NIH
MAKALAH UMUM
KARAKTER ISLAMI
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Istilah Karakter,
Akhlak, Adab dan Syakhsiyyah
Istilah
karakter karakter menurut Pusat Bahasa
Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.[1]Didalam
Islam kata semakna dengan karakter yaitu meliputi Akhlak adalah budi pekerti,
watak, tabiat[2].
Adab adalah sopan, kesopanan, kehalusan, kebaikan , budi pekerti dan tingkah
laku[3]. Syakhsiyyahadalah
dalam bahasa Indonesia artinya mengenai perseorangan, kepribadian[4]
menggambarkan identitas secara menyeluruh.
Dari
masing-masing definisi menunjukan bahwa antara Karakter denganakhlak, adab dan Syakhsiyyah
memiliki kesamaan makna yaitu membahas kepribadian dan budi pekerti. Dengan
demikian dari banyaknya ragam kata tentang definisi karakter dalam islam, dapat
kita ketahui bahwa Islam sejatinya agama yang memiliki andil besar peranan dan
pengaruhnya dalam membentuk kepribadian manusia yang mulia.
Akhlak adalah suatu bentuk karakter yang kuat didalam jiwa yang
darinya muncul perbuatan yang bersifat irodiyyah dan ikhtiyariynyah
(kehendak dan pilihan)[5].sementaraal-Jahiz
mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang selalu mewarnai
setiap tindakan dan perbuatannya, tanpa pertimbangan lama ataupun keinginan.
Dalam beberapa kasus, akhlak ini sangat meresap sehingga menjadi bagian dari eewatak
dan karakter seseorang. Namun dalam kasus lain, akhlak inimerupakan perpaduan
dari proses latihan dan kemauan keras seseorang[6].
Sebagian ulama berpendapat bahwa akhlak dalm perspektif Islam
adalah sekumpulan asas dan dasar yang diajarkan oleh wahyu ilahi untuk menata
prilaku manusia. Hal ini dalam rangka mengatur kehidupan seseorang serta
mengatur interaksinya dengan orang lain. Tujuan akhir dari semua itu adalah
untuk merealisasikan tujuan diutusnya manusia diatas muka bumi ini[7].
Ketika
disandarkan pada kata islami (bernilaikan Islam) maka makna akhlak adalah
bentuk karakter yang kuat didalam jiwa yang darinya muncul perbuatan yang
bersifat irodiyyah dan ikhtiyariyyah (kehendak dan pilihan) yangmenjadi
bagian dari watak dan karakter seseorang yang berasaskan nilai-nilai Islam
berupa wahyu ilahi.
Makna kata
“dalam hadits” dapat dimaksudkan yaitu hadits yang mempunyai beberapa sinonim
yaitu sunnah, khobar dan atsar yang maknanya apa yang disandarkan kepada Nabi
MuhammadShalallahu ‘Alaihi Wasalamselain al-Qur’an. Namun makna yang
mencakup adalah sumber berita yang datang dari NabiShalallahu ‘Alaihi
Wasalam baik perkataan atau perbuatan dan atau persetujuan[8].
Dengan demikian
Karakter Islami dalam hadits adalah bentuk karakter yang kuat didalam jiwa yang
darinya muncul perbuatan yang bersifat irodiyyah dan ikhtiyariyyah
(kehendak dan pilihan) yangmenjadi bagian dari watak dan karakter seseorang
yang berasaskan nilai-nilai Islam berupa wahyu ilahi dalam hal ini berita yang
datang dari NabiShalallahu ‘Alaihi Wasalam baik perkataan atau perbuatan
dan atau persetujuan.
C.
Tatanan dan
Urgensi karakter dalam perspektif Islam
1.
Tatanan
karakter dalam perspektif Islam[9]
Tatanan akhlak dalam perspektif Islam bercirikan dua hal:
a.
Karakter
Robbani
Hal
ini menjadi dasar yang paling kuat karna setiap detik kehidupan manusia harus
berdasarkan atas hasratnya uantuk berkhidmah kepada Allah melalui interaksinya
dengan makluknya.Karena itu, wahyu dirilis sejalan dengan bentuk tatanan akhlak
ini.
b.
Karakter
Manusiawi
Jika
dilihat dari sisi akhlak yang merupakan aturan hokum dari dasar-dasar budi
pekerti umum lainnnya.Manusia memiliki peranan dalam menentukan kewajiban tertentu
yang khusus dibebankan kepadanya. Selain itu, ia memiliki peranan dalam
mengenang prilaku manusia yang lain. Atas dasar inilah akhlak dipandang sebagai
jiwa agama Islam.
2.
Urgensi karakter (akhlak) dalam perspektif Islam[10].
1.
Merupakan salah
satu tujuan risalah Islam.
2.
Merupakan
standar kebaikan seorang Mu’min.
3.
Menjadi unsur
penentu kesempurnaan iman seseorang.
4.
Merupakan salah
satu amalan yang memperberat timbangan pada hari akhir.
5.
Akhlak dapat
mengalahkan amalan ibadah lainnya.
6.
Faktor terbesar
masuknya seseorang ke dalam surga.
7.
Orang yang baik
akhlaknya paling dicintai RosulullahShalallahu Alaihi wa Salam dan
paling dekat dengannya.
D.
Ruang Lingkup
Karakter Islami
Menurut Muhammad‘Ali Hasyimi ruang lingkup kepribadian seorang
muslim meliputi sebagai berikut:
1.
Muslim bersama
Tuhannya
2.
Muslim bersama
Dirinya
3.
Muslim bersama
Kedua Orang tuanya
4.
Muslim bersama
Istrinya
5.
Muslim bersama
Anak-anaknya
6.
Muslim bersama
Keluarga dekat dan keluarganya yang jauh
7.
Muslim bersama
Tetangganya
8.
Muslim bersama
Sahabatnya
9.
Muslim bersama
Masyarakatnya[11]
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri menyebutkan adab meliputi:
1.
Terhadap Allah Subhanahu
wata’ala
2.
Terhadap
al-Qur’an al-Karim
3.
Terhadap
Rosulullah Shalallahu Alaihi wa Salam
4.
Terhadap diri
sendiri
5.
Terhadap sesama
makhluk, meliputi:
a.
Orang tua
b.
Anak
c.
Saudara
d.
Suami Istri
e.
Kerabat
f.
Tetangga
g.
Sesame muslim
h.
Orang kafir
i.
Hewan[12]
E.
Beberapa Karakter
Islami Dalam al-Hadits
1.
Cinta Kepada AllohTa’ala
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda“Tiga hal yang jika terdapat pada
diri seseorang maka dengannya ia akan merasakan manisnya iman: Yaitu
barangsiapa yang Alloh dan Rosulnya lebih ia cintai dari pada keduanya,
mencintai seseorang yang tidak dicintainya kecuali karena Alloh, dan benci
untuk kembali kepada kekufuran setelah Alloh menyelamatkannya dari itu, sebagai
mana ia benci untuk dilmparkan ke dalam api neraka.” ( Muttafaq ‘alaih)
2.
Cinta Kepada RosulullohSholallohu
‘Alaihi Wasalam
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda“Tidaklah sempurna iman seseorang
diantara kamu sehingga Aku lebih dicintai dari pada orang tua dan anaknya serta
manusia lainnya.” ( Muttafaq ‘alaih)
3.
Adil
“Dari
Abdulloh bin Amr Rodhiallohu ‘Anhu , ia berkata, Rosululloh Sholallohu
‘Alaihi Wasalam bersabda, “sesungguhnya orangorang yang berlaku adil di
sisi alloh memiliki mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya di sebelah kanan
Yang Maha Pemurah Azza Wa Jalla kedua tangan-Nya adalah kanan. Yaitu mereka
yang bersikap adil terhadap diri mereka, keluarga, dan yang menjadi
tanggungannya.” (HR. Muslim)
4.
Bekerja keras
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda,“kalau kalian mau mengambil
seutas tali kemudian menggunalkannya untuk mengikt kayu bakar, menggendongnya
di atas punggungnya kemudian menjualnya agar Alloh menyelamatkan kehormatan
dirinya adalah lebih aik daripada dia meminta-minta kepada orang lain, yang ada
kalanya dia diberi atau tidak.
5.
Berbakti kepada
orang tua
“Dari
Abu Hurairoh Rodhiallohu ‘Anhu, ia bekata, Nabi Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda,
“sungguh merugi, sungguh merugi, kemudian merugilah ia. Ditanyakan kepada Beliau,siapa
itu wahai Rosululloh ?, Beliau menjawab, yaitu orang yang sempat bertanya
dengan kedua orang tuanya setelah tua, baik salah satunya ataupun keduanya,
tapi tidak menyebabkan masuk syurga.” (HR. Muslim)
6.
Berwajah ceria
dan berseri
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda,“janganlah kamu meremehkan suatu
kebaikan meskipun hanya sekedar berwajah ceria tat kala bertemu dengan
saudaramu” (HR. Muslim)
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda,“senyummu di hadapan saudaramu
adalah sedekah bagimu.” (HR. at-Tirmidzi)
7.
Dapat dipercaya
(al-amanah)
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda,“Tanda orang munafik ada tiga;
apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila diberi
amanat (dipercaya) ia berkhianat.” (HR. Bukhori)
8.
Jujur
“Dari
Abdulloh bin Mas’ud Rodhiallohu ‘Anhu , dari Nabi sholallohu ‘alaihi
wasalam, sesungguhnya jujur itu mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan itu
mengantarkan kepada syurga. Sungguh, seorang laki-laki bersikap jujur sehingga
ditulis sebagai orang jujur.Sesungguhnya kedustaan itu mengantarkan kepada
kejahatan, dan kejahatan itu mengantarkan kepada neraka, dan sungguh seorang
laki-laki bisa berdusta sehingga ditulis di sisi Alloh sebagai seorang pendusta.”(HR.
Muttafaaq ‘alaih)
9.
Kasih Sayang
“Dari
Jarir bin Abdulloh, dari Nabi sholallohu ‘alaihi wasalam, beliau bersabda;
barangsiapa tidak menyayangi, maka ia tidak disayangi.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
10.
Malu
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda,“Rasa malu adalah bagian dari keimanan, dan
keimanan berda di surga. Sedangkan tindakan atau ucapan kotor adalah bagian
dari perangai yang kasar, dan perangai yang kasar tempatnya di neraka.”
(HR. at-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban, dan al-Hakim)
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda,“setiap sesuatu yang dihinggapi kekejian,
maka akan tercela. Dan setiap sesutu yang dibarengi rasa malu,maka akan
terhiasi (dan menjadi indah).”(HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
11.
Menepati janji
(al-wafaa’)
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda,“Ciri-ciri orang munafik ada tiga, yaitu kia
berbicara berdusta; jika ia berjanji tidak menenepati; dan jika dipercaya
berkhianat.”(HR. Bukhori dan Muslim)
12.
Pemaaf
“Dari
Abu Hurairoh Rodhiallohu ‘Anhu, dari Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasalam
bersabda,”sedekah tidak akan mengurangi harta. Alloh tidak akan menambah
untuk seorang hambakarena maafnya kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang
merendahkan hati kecuali Alloh akan meninggikannya.” (HR. Muslim)
13.
Pemberani
Rosululloh
Sholallohu ‘Alaihi Wasalam bersabda, “Barangsiapa mati karena mempertahankan
hartanya, maka dia mati syahid. Barangsiapa mati karena mempertahankan jiwanya,
maka dia mati syahid. Barangsiapa mati karena mempertahankan agamanya, maka dia
mati syahid. Barangsiapa mati karena mempertahankan keluarganya, maka dia mati
syahid.”(Al-Jaami ash-Shaghiir.II/378)
14.
Rendah hati
Dari
Iyadh bin Himar Rodhiallohu ‘Anhu ia berkata, Rosululloh sholallohu ‘alaihi
wasalam bersabda; “sesungguhnya Alloh mewahyukan kepadaku agar kalian
bersikap rendah hati, sehingga tidak seorang pun membanggakan diri terhadap
yang lain, dan tidak seorangpun menuntut yang lain.” (HR. Muslim)
15.
Tanggung jawab
Dari
Ibnu ‘Umar dari Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Salam bersabda, “setiap kalian
adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa
yang kalian pimpin” (HR. Muslim)
16.
Tolong menolong
“Dari
Abu Abdurrahman Zaid Ibnu Kholid Al-Juhani Rodhiallohu ‘Anhu, dia berkata,
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda, “barangsiapa menyiapkan
keperluan orang yang akan akan beperang di jalan Alloh berarti ia telah
berperang. Dan barangsiapa menjangga dengan baik keluarga orang yang beperang
maka berarti ia telah ikut berperang.” (HR. Bukhori-Muslim)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Antara Karakter dengan akhlak, adab dan Syakhsiyyah memiliki
kesamaan makna yaitu membahas kepribadian dan budi pekerti. Dengan demikian
dari banyaknya ragam kata tentang definisi karakter dalam islam, dapat kita
ketahui bahwa Islam sejatinya agama yang memiliki andil besar peranan dan
pengaruhnya dalam membentuk kepribadian manusia yang mulia.
Karakter
Islami dalam al-hadits adalah bentuk karakter yang kuat didalam jiwa yang
darinya muncul perbuatan yang bersifat irodiyyah dan ikhtiyariyyah
(kehendak dan pilihan) yangmenjadi bagian dari watak dan karakter seseorang
yang berasaskan nilai-nilai Islam berupa wahyu ilahi dalam hal ini berita yang
datang dari NabiShalallahu ‘Alaihi Wasalam baik perkataan atau perbuatan
dan atau persetujuan.
Tatanankarakter dalam perspektif Islammemiliki dua ciri yaitu
karakter manusiawi dan karakter robbani. Jika ditinjau fari urgensi karakter
dalam perspektif Islam, Islam adalah agama yang memiliki perhatian serius
tentang pendidikan karakter
Ruang
lingkup karakter dalam islam bersifat universal (menyeluruh). Hal ini tentunya
berbeda dengan karakter umum yang yang hanya mencakup antar sesama manusia
saja.
Beberapa
karakter Islami dalam al-Hadits diantaranyaCinta kepada Alloh Ta’ala; Cinta
kepada Rosululloh Sholallohu ‘Alaihi Wasalam; Adil; Bekerja keras; Berbakti
kepada orang tua; Berwajah ceria dan berseri; Dapat dipercaya (al-amanah);
Jujur; Kasih Sayang; MaluMenepati janji (al-wafaa’); Pemaaf; Pemberani; Rendah
hati; Tanggung jawab; Tolong menolong.
DAFTAR
PUSTAKA
al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 2011. Minhajul Muslim Konsep Hidup
Ideal Dalam Islam. Jakarta: Darul Haq.
al-Mishri, Mahmud. 2011. Ensiklopedia Akhlak Muhammad Shalallahu
Alaihi Wasalam. Jakarta: Pena Pundi
Aksara.
Haqi, Ahmad Mu’adz. 2000. al-Arbaûna Hadîtsan Fî al-Akhlak.
Riyadh:Daar Thowîqo Li an-Nasyri wa at-Tawzî’ .
Hasyimi,Muhammad ‘Ali. 2011.Membentuk Pribadi Muslim Ideal:
Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah. Jakarta: al-I’tishom.
Husaini,
Adian. 2012. Pendididikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter & Beradab.
Jakarta: Cakrawala Publishing. .
Khon, Abdul Majid. 2012.Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah.
Munawwir, A.W. 1997. Kamus Arab-Indonesia Terlengkap.
Surabaya: Pustaka Progressif .
Purwadarminta, W.J.S. 2001.Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Zubaidi.2011 Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
[2]W.J.S.
Purwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
2001.Hal. 18
[3]W.J.S.
Purwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
2001.Hal. 6
[4] A.W. Munawwir,
Kamus Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif . 1997.
Hal.700
[5]Abu Bakar Jabir
al-Jazairi, Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal Dalam Islam. Jakarta:
Darul Haq. 2011. Hal.347
[6]Mahmud
al-Mishri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam. Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2011. Hal.6
[7]Mahmud
al-Mishri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam. Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2011. Hal.6
[8] Abdul Majid
Khon, ,Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah. 2012. Hal.3
[9]Mahmud
al-Mishri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam. Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2011. Hal.6-7
[10]Ahmad Mu’adz
Haqi, al-Arbaûna Hadîtsan Fî al-Akhlak. Riyadh:Daar Thowîqo Li an-Nasyri
wa at-Tawzî’ .2000. Hal. 10-11
[11]Muhammad ‘Ali
Hasyimi. Membentuk Pribadi Muslim Ideal: Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah.
Jakarta: al-I’tishom. 2011. Hal.3
[12]Abu Bakar Jabir
al-Jazairi, Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal Dalam Islam. Jakarta:
Darul Haq. 2011. Hal. XV
Its My Faith- Apa yang dimaksud dengan kosmopolitan? Dan apa sejatinya hubungan antara Islam dengan kosmopolitanisme? Sesungguhnya, artikel ini ingin mengajak pembaca yang budiman supaya mengenali apa saja nilai-nilai Islam yang universal, atau lebih keren dapat juga kita sebut sebagai Islam kosmopolitan tersebut. Di Indonesia, kajian Islam kosmopolitan akan mudah kita temukan pada beberapa tulisan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Terutama karena Presiden RI keempat tersebut menulis buku berjudul… https://www.itsme.id/membenihkan-watak-islam-kosmopolitan/
BalasHapusPelajaran dan pendidikan akhlak sangat penting bagi pelajar muslim di seluruh Indonesia. Bagi seorang muslim dan muslimah sudah seharusnya Kita memiliki semangat dan ghirah dalam mempelajari bahasa arab. Terlebih lagi bahasa arab dan wasilah bagi kita dalam mengenal ilmu syari.
BalasHapusbentuk ciri ciri adab islami kepada saudara Ciri ciri orang kreatif Ufa Bunga SMartphone