MAKALAH PENDIDIKAN
TIPS
HIDUP SECARA PROFESIONAL
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tiap
individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam tingkah laku, cara
pandang, dan begitu pula kepribadianya.Salah satu yang di sorot dalam pola kehidupan
yang mumpuni adalah profesional dalam setiap aspek kehidupannya.
Profesionalitas
adalah sifat yang perlu ada pada setiap kepribadian. Tanpa sifat ini seseorang
tidak akan maju dan berkembang dalam tingkah dan lakunya, tiada peningkatan dan
tiada yang bisa menampakkan bahwa dirinya mampu untuk menerima berbagai kaadaan
yang ia terima. Seseorangakan hilang kewibawaannya apabila sifat ini tidak ia
milik.
Maka dari itu kita harus mengetahui cara dan bagaimana
mewujudkan sikap tersebut agar tercipta secara secara berkalahingga terwujudnya
suatu sikap yang diingankan oleh pribadinya dan juga orang lain.
B. Rumusan
masalah
Berdasarkan
permasalahan yang di kemukakan di atas penulis memberikan rumusan masalah
terhadap makalah ini, yaitu:
1.
Bagaimana mewujudkan sikap profesional
2.
Bagaimana cara menerapkan sikap profesional
C.
TujuanPenulisanMakalah
Berdasarkan
rumusan makalah diatas penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara menerapkan dalam diri kita sikap professional.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Profesional
Professional adalah menjalankan
tugas-tugas syar'i, tarbawi, tanzhimi, dengan cepat, tabah, mengerahkan seluruh
potensi secara maksimal serta dapat mengatasi hambatan yang dihadapinya demi
terlaksananya tugas tersebut secara optimal[1].
Menunaikannya dengan mengerahkan segenap
potensi dan kemampuan yang kita miliki.Sungguh-sungguh sudah sewajarnya menjadi
watak orang-orang beriman. Karena ia adalah pelita hati. Ia akan menunjuki
jalan yang tepat mencapai natijah yang besar. Dengan
kesungguhan, seorang pendidik dan kader dakwah akan selalu sibuk dengan hal-hal
besar. Sebaliknya malas dan main-main adalah jamur jiwa.Ia akan menimbulkan
berbagai penyakit. Ia akan direpotkan oleh masalah-masalah kecil atau ia akan
memandang masalah kecil sebagai masalah besar atau kebalikannya hal-hal besar
dianggap masalah yang ringan.
Sangat
tepat bila kaidah man jadda wajada (Siapa yang sungguh-sungguh pasti
dapat) menjadi dasar pijakan bagi seorang pendidik maupun kader dakwah dalam
menunaikan tugasnya.Terlebih bagi mereka yang menjadi contoh pada lingkungannya[2].
B.
KEHARUSAN UNTUK MEMILIKI SIFAT
PROFESIONAL
Profesionalitas
adalah sifat yang perlu ada pada setiap kepribadian . Tanpa sifat ini seseorang
tidak akan maju dan berkembang dalam tingkah dan lakunya, tiada peningkatan dan
tiada yang bisa menampakkan bahwa dirinya mampu untuk menerima berbagai kaadaan
yang ia terima. Seseorang akan hilang
kewibawaannya apabila sifat ini tidak ia milik[3].
Allah
yang maha suci dan maha kuasa pun memerintahkan setiap hambanyauntuk memiliki
sikap profesionalitas dalam diri mereka, seperti yang telah Allah firmankan
dalamsurat Ali-Imran ayat 133 ;
(#þqããÍ$yur4n<Î);otÏÿøótB`ÏiBöNà6În/§>p¨Yy_ur$ygàÊótãßNºuq»yJ¡¡9$#ÞÚöF{$#urôN£Ïãé&tûüÉ)GßJù=Ï9ÇÊÌÌÈ
Artinya
; dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertawa[4].
C. TANDA-TANDA KEPROFESIONALITAS PADA SESEORANG
Profesional merupakan
sifat asasi serta akhlak yang harus dimiliki oleh setiap pendidik maupun kader
dan aktifis dakwah yang telah berbai'at kepada Allah, menjual dirinya untuk
hidup dan mati demi kemajuan dan perkembangan Islam. bersikap profesional dalam
kehidupan sehari-harinya merupakan suatu keniscayaan, karena hanya dengannya
amanah risalah yang diberikan kepadanya dapat bejalan pada porosnya
masing-masing. Adapun tentang tanda-tanda yang menunjukan bahwa seseorang itu
memiliki sifat profesional dalam dirinya, adalah sebagai berikut :
1.
Al Istijabah Al Fauriyah(responsif)
seorang pendidik maupun aktifis dan kader dakwah adalah
seorang yang ketika mendapat tugas dan
mendengar perintah dari qiyadah (pemimpin, murobbi, atau pembina) meresponnya
dengan cepat-cepat tanpa ragu atau berkomentar, karena ia memahami bahwa tugas
dan perintah yang datang dari qiyadah adalah untuk segera dilaksanakan bukan
untuk didiskusikan.
Demikianlah
para sahabat memahami perintah ketika turun ayat yang mengharamkan khamar
(Al-Maidah : 90-91).
$pkr'¯»ttûïÏ%©!$#(#þqãYtB#uä$yJ¯RÎ)ãôJsø:$#çÅ£øyJø9$#urÜ>$|ÁRF{$#urãN»s9øF{$#urÓ§ô_Íô`ÏiBÈ@yJtãÇ`»sÜø¤±9$#çnqç7Ï^tGô_$$sùöNä3ª=yès9tbqßsÎ=øÿè?ÇÒÉÈ$yJ¯RÎ)ßÌãß`»sÜø¤±9$#br&yìÏ%qããNä3uZ÷t/nourºyyèø9$#uä!$Òøót7ø9$#urÎûÌ÷Ksø:$#ÎÅ£÷yJø9$#uröNä.£ÝÁtur`tãÌø.Ï«!$#Ç`tãurÍo4qn=¢Á9$#(ö@ygsùLäêRr&tbqåktJZBÇÒÊÈ
Artinya
; Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu).
Begitu
mereka mendengar perintah untuk meninggalkan khamar langsung mereka tinggalkan
seraya berkata intahaina..intahaina.. (kami telah tinggalkan, kami telah
tinggalkan). Contoh lain tentang perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsho ke
Masjidil Haram (Al-Baqarah: 143). Disaat mereka sedang sholat datang berita
tentang berubahnya arah kiblat, mereka langsung berbalik arah dari menghadap
utara (arah Baitul Maqdis) menjadi menghadap selatan (arah Ka'bah) sehingga
masjid tempat mereka sholat saat itu diberi nama Masjid Qiblatain (masjid dua
qiblat).
Dan
contoh yang lain adalah mengenai para sahabat wanita dalam melaksanakan
perintah menutup aurat (hijab) (QS An-Nur 31).Begitu mereka mendengar perintah
memakai hijab melalui para suami mereka, langsung mereka laksanakan perintah
itu.
@è%urÏM»uZÏB÷sßJù=Ïj9z`ôÒàÒøótô`ÏB£`ÏdÌ»|Áö/r&z`ôàxÿøtsur£`ßgy_rãèùwurúïÏö7ã£`ßgtFt^ÎwÎ)$tBtygsß$yg÷YÏB(tûøóÎôØuø9ur£`ÏdÌßJè¿24n?tã£`ÍkÍ5qãã_(wurúïÏö7ã£`ßgtFt^ÎwÎ) ÆÎgÏFs9qãèç7Ï9÷rr& ÆÎgͬ!$t/#uä÷rr&Ïä!$t/#uä ÆÎgÏGs9qãèç/÷rr& ÆÎgͬ!$oYö/r&÷rr&Ïä!$oYö/r& ÆÎgÏGs9qãèç/÷rr&£`ÎgÏRºuq÷zÎ)÷rr&ûÓÍ_t/ ÆÎgÏRºuq÷zÎ)÷rr&ûÓÍ_t/£`ÎgÏ?ºuqyzr&÷rr&£`Îgͬ!$|¡ÎS÷rr&$tBôMs3n=tB£`ßgãZ»yJ÷r&Írr&úüÏèÎ7»F9$#ÎöxîÍ<'ré&Ïpt/öM}$#z`ÏBÉA%y`Ìh9$#Írr&È@øÿÏeÜ9$#úïÏ%©!$#óOs9(#rãygôàt4n?tãÏNºuöqtãÏä!$|¡ÏiY9$#(wurtûøóÎôØo£`ÎgÎ=ã_ör'Î/zNn=÷èãÏ9$tBtûüÏÿøä`ÏB£`ÎgÏFt^Î4(#þqç/qè?urn<Î)«!$#$·èÏHsdtmr&cqãZÏB÷sßJø9$#÷/ä3ª=yès9cqßsÎ=øÿè?ÇÌÊÈ
Artinya; Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.
2.
Al-azmulQowiy (kesungguhan yang
kuat)
sebagai
seorang pendidik dan Aktifis maupun kader dakwah harus memiliki semangat dan
kesungguhan yang kuat, karena amanah yang diembannya sangat berat. Orang yang
sungguh-sungguh dan memiliki kemauan
yang kuat. Kuatnya sebuah kemauan dan keinginannya tidak akan pernah surut
selangkah pun dalam menghadapi rintangan. Ia bagaikan benteng kukuh yang
berdiri tegar menghadapi serbuan dan terjangan. Mundur bagi seorang yang kuat
kemahuannya adalah kekalahan. Karena itu ia tidak akan lari dari risiko-risiko
perjuangan.
Perhatikanlah
kisah perang Dzatur Riqa’.yang dipaparkan oleh Abu Musa Al Asy’ari RA.yang
termasuk salah seorang prajurit perang tersebut. Dalam perjalanan panjang yang
mereka tempuh itu para sahabat tidak berkeluh kesah walaupun kaki mereka
pecah-pecah.Kaki mereka yang luka akibat perjalanan panjang.Mereka mengikatnya
dengan kain-kain.Sehingga perang itu disebut Dzatur Riqa’.Mereka mengalami
kondisi yang berat namun mereka tidak lemah untuk menghadapinya.Bahkan
menceritakannya saja mereka malu-malu. Sebab itu akan menampakkan tanda
keengganan dalam menggalas tugas berat.
Di
dalam surat Ali-Imran ayat 146 Allah telah menjelaskan sifatini :
ûÉiïr'x.ur`ÏiB%cÓÉ<¯R@tG»s%¼çmyètBtbqÎn/Í×ÏWx.$yJsù(#qãZydur!$yJÏ9öNåku5$|¹r&ÎûÈ@Î6y«!$#$tBur(#qàÿãè|Ê$tBur(#qçR%s3tGó$#3ª!$#ur=ÏtätûïÎÉ9»¢Á9$#ÇÊÍÏÈ
" Dan berapa
banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut
(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa
mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh).Allah menyukai orang-orang yang sabar."
Para sahabat yang
baru saja selesai perang uhud dalam kondisi luka-luka dan belum sempat
istirahat menerima tugas baru yaitu mengejar pasukan musyrikin Quraisy dalam
perang Hamra Al Asad, mereka melaksanakan perintah qiyadah (Rasul) walaupun
harus dengan menandu dan menggendong sebagian sahabat yang tidak mampu
berjalan. Kita tahu betapa sahabat Mush'ab bin Umair pada
perang Uhud membawa panji pasukan Islam. Tangan kanannya putus terkena pedang
musuh, lalu panji dipegang dengan tangan kiri, tangan kirinya putus kemudian ia
merangkulnya dengan kedua sikunya dan ia terus maju sampai syahid.
3.
Al Mutsabarah(tabah dan ulet)
Kerja
da'wah adalah kerja besar yang tak kan berakhir kecuali dengan kematian.
Perjalanan hidupnyayang penuh dengan ujian, cobaan, tantangan dan rintangan.
Tidak ada yang sanggup menjalaninya kecuali orang-orang yang telah
menjadikannya tugas pokok dan utama yang tidak bisa dikalahkan dengan tugas
apapun, keberlangsungan dakwah menjadi fokus perhatiannya seperti yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah, beliau tidak mengenal lelah, letih, capek, jenuh,
atau malas. Beliau tidak pernah menyerah atau mundur.
Ketika orang-orang
kafir Quraisy musuh dakwah mengancam untuk menghabisi nyawanya, ia berkata:
"Demi Allah, sekalipun mereka dapat meletakkan matahari di samping kananku
dan bulan di samping kiriku, aku tidak akan berhenti berdakwah dan
meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku mati di jalannya.
Para sahabat
generasi terbaik yang langsung di bawah arahan Rasul meneruskan jalan Rasul.
Mereka berdakwah dengan meninggalkan kampung halaman, negeri dan tanah air,
isteri, anak, dan harta benda sehingga panji Islam berkibar di seluruh
dunia.Kehidupan mereka adalah jihad yang tak henti-henti dan pengorbanan yang
tanpa batas dalam membela Islam.
4.
Taskhir Kullil Imkana(mengerahkan
seluruh potensi)
Mendidik dan berdakwah menuntut para pendidik maupun
aktifis dan kader untuk mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki berupa
pemikiran, harta, waktu, tenaga, jiwa dan raga.Sehingga tidak ada potensi yang
dimilikinya kecuali telah diberikan untuk kepentingan pendidikan maupun dakwah.
Saat
ini sebagian pendidik maupun
aktifis dan kader dakwah
belum
maksimal dalam memperjuangkan seluruh
potensi mereka. Kita baru memberikan sisa potensi untuk dakwah,
sisa waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, dan sisa dana. Sehingga hasilnya pun
belum terlihat nyata.
padahal Allah telah mengingatan kita dalam surat
At-Taubah ayat 24:
ö@è%bÎ)tb%x.öNä.ät!$t/#uäöNà2ät!$oYö/r&uröNä3çRºuq÷zÎ)urö/ä3ã_ºurør&uróOä3è?uϱtãurîAºuqøBr&ur$ydqßJçGøùutIø%$#×ot»pgÏBurtböqt±ørB$ydy$|¡x.ß`Å3»|¡tBur!$ygtRöq|Êös?¡=ymr&Nà6øs9Î)ÆÏiB«!$#¾Ï&Î!qßuur7$ygÅ_urÎû¾Ï&Î#Î7y(#qÝÁ/utIsù4Ó®LymÎAù'tª!$#¾ÍnÍöDr'Î/3ª!$#urwÏökutPöqs)ø9$#úüÉ)Å¡»xÿø9$#ÇËÍÈ
"Katakanlah, "Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada
Allah, Rasul-Nya, dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik .
¨bÎ)©!$#3utIô©$#ÆÏBúüÏZÏB÷sßJø9$#óOßg|¡àÿRr&Nçlm;ºuqøBr&ur cr'Î/ÞOßgs9sp¨Yyfø9$#4cqè=ÏG»s)ãÎûÈ@Î6y«!$#tbqè=çGø)usùcqè=tFø)ãur(#´ôãurÏmøn=tã$y)ymÎûÏp1uöqG9$#È@ÅgUM}$#urÉb#uäöà)ø9$#ur4ô`tBur4nû÷rr&¾ÍnÏôgyèÎ/ÆÏB«!$#4(#rçųö6tFó$$sùãNä3Ïèøu;Î/Ï%©!$#Läê÷èt$t/¾ÏmÎ/4Ï9ºsuruqèdãöqxÿø9$#ÞOÏàyèø9$#ÇÊÊÊÈ
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran.dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar." (QS At-Taubah 111)
5. Mughalabatul 'Adzar (mengerahkan seluruh potensi)
Amanah mendidik dan berdakwah hanya dapat diemban oleh
orang-orang yang memiliki Azimah (idealisme yang tinggi) bukan orang
yang memilih tujuan yang rendah, senang dengan hidup santai dan rileks, memilih
istirahat dan tidak mau susah. Da'wah hanya dapat dikerjakan oleh orang yang
dapat mengalahkan udzur bukan pandai membuat udzur, berupaya maksimal untuk
terus aktif di medan jihad dan memberikan kontribusi yang terbaik buat Agama,
Negara, dan hidupnya.
Salah satu contoh sahabat bernama Amru bin Jamuh, seorang
tua renta yang kakinya pincang dan nyaris buta. Begitu mendengar seruan jihad,
ia langsung menyatakan ingin bergabung dalam barisan para mujahidin walaupun
ketiga anaknya melarang dengan alasan mereka sudah mewakili keluarga dan sudah
sangat cukup udzur baginya untuk tidak ikut jihad. Tapi
apa komentarnya? Ia berkata masalahnya adalah surga. "Apakah kalian dapat
memberikan jaminan surga buat saya kalau saya tidak ikut jihad?" Hingga
akhirnya ia mendapat restu dan do'a dari Rasul. "Ya Allah masukkanlah ia
ke dalam surga dengan kakinya yang pincang!" Akhirnya ia mati syahid di
medan perang. Ia tidak menjadikan udzur sebagai hambatan dan penghalang untuk
ikut berperang. Walaupu tidak bisa angkat senjata, tapi dengan ia bergabung ke
dalam barisan mujahidin, ia dapat menambah jumlah tentara. Walaupun ia tidak
berhadapan langsung dengan musuh, ia dapat menjaga barang-barang milik tentara
di belakang. Ia selalu berpandangan positif ingin memberikan kontribusi
langsung dan nyata untuk dakwah[5].
BAB III
KESIMPULAN
Professional
adalah menjalankan tugas-tugas syar'i, tarbawi, tanzhimi, dengan cepat, tabah,
mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi hambatan yang
dihadapinya demi terlaksananya tugas tersebut secara optimal.
Allah
yang maha suci dan maha kuasa pun memerintahkan setiap hambanyauntuk memiliki
sikap profesionalitas dalam diri mereka, seperti yang telah Allah firmankan
dalamsurat Ali-Imran ayat 133 ;
(#þqããÍ$yur4n<Î);otÏÿøótB`ÏiBöNà6În/§>p¨Yy_ur$ygàÊótãßNºuq»yJ¡¡9$#ÞÚöF{$#urôN£Ïãé&tûüÉ)GßJù=Ï9ÇÊÌÌÈ
Artinya
; dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertawa.
Adapun tentang
tanda-tanda yang menunjukan bahwa seseorang itu memiliki sifat profesional
dalam dirinya, adalah sebagai berikut :
1.
Al Istijabah Al Fauriyah(responsif)
seorang pendidik maupun aktifis dan kader dakwah adalah
seorang yang ketika mendapat tugas dan
mendengar perintah dari qiyadah (pemimpin, murobbi, atau pembina) meresponnya
dengan cepat-cepat tanpa ragu atau berkomentar, karena ia memahami bahwa tugas
dan perintah yang datang dari qiyadah adalah untuk segera dilaksanakan bukan
untuk didiskusikan.
2.
Al-azmulQowiy (kesungguhan yang kuat)
sebagai
seorang pendidik dan Aktifis maupun kader dakwah harus memiliki semangat dan
kesungguhan yang kuat, karena amanah yang diembannya sangat berat. Orang yang
sungguh-sungguh dan memiliki kemauan
yang kuat.
3.
Al Mutsabarah(tabah dan ulet)
Kerja
da'wah adalah kerja besar yang tak kan berakhir kecuali dengan kematian.
Perjalanan hidupnyayang penuh dengan ujian, cobaan, tantangan dan rintangan.
Tidak ada yang sanggup menjalaninya kecuali orang-orang yang telah menjadikannya
tugas pokok dan utama yang tidak bisa dikalahkan dengan tugas apapun, tidak
mengenal lelah, letih, capek, jenuh, atau malas. tidak pernah menyerah atau
mundur.
4.
Taskhir Kullil Imkana(mengerahkan
seluruh potensi)
Mendidik dan berdakwah menuntut para pendidik maupun
aktifis dan kader untuk mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki berupa
pemikiran, harta, waktu, tenaga, jiwa dan raga.Sehingga tidak ada potensi yang
dimilikinya kecuali telah diberikan untuk kepentingan pendidikan maupun dakwah.
5.
Mughalabatul
'Adzar (mengerahkan seluruh potensi)
Amanah mendidik dan berdakwah hanya
dapat diemban oleh orang-orang yang memiliki Azimah (idealisme yang
tinggi) bukan orang yang memilih tujuan yang rendah, senang dengan hidup santai
dan rileks, memilih istirahat dan tidak mau susah. Da'wah hanya dapat
dikerjakan oleh orang yang dapat mengalahkan udzur bukan pandai membuat udzur,
berupaya maksimal untuk terus aktif di medan jihad dan memberikan kontribusi
yang terbaik buat Agama, Negara, dan hidupnya.
Maka dari itu jadikanlah pribadi kita dengan pribadi
yang berakhlakul al-karimah yang memiliki sikap profesionalitas dalam dirinya yang membedakan kita dengan orang fasik.Semoga Allah menjadikan kita diantara orang-orang
yang profesional
dalam melakukan segala aktifitas.
[1]http://www.islamedia.web.id/2013/03/jiddiyah-ciri-kader-militan.html.
diunduh pada hari minggu tanggal 06 oktober 2013 pukul 08:00 WIB.
[2]
http://www.islamedia.web.id/2013/03/jiddiyah-ciri-kader-militan.html. diunduh
pada hari minggu tanggal 06 oktober 2013 pukul 08:00 WIB.
[3]http://tarbiyahpewaris.blogspot.com/2009/08/jiddiyah-kesungguhan-dalam-dakwah-dan.html. diunduh pada hari kamis tanggal 10 oktober 2013 pukul 08:00 WIB.
[4]http://tarbiyahpewaris.blogspot.com/2009/08/jiddiyah-kesungguhan-dalam-dakwah-dan.html..
diunduh
pada hari sabtu tanggal 12 oktober 2013
pukul 08:00 WIB.
[5]http://www.islamedia.web.id/2013/03/jiddiyah-ciri-kader-militan.html.
diunduh
pada hari minggu tanggal 06 oktober 2013 pukul 08:00 WIB.
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.