MAKALAH ISLAM NIH
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rasulullah
` adalah perantara hidayah dari Alloh Q, yang dimana hidayah tersebut disampaikan
kepada umatnya, sehingga umatnya dapat melaksanakan tugasnya dimuka bumi ini
sebagai khalifah, serta menegakkan kalimat tauhid.
Sama
halnya dengan kedua orang tua, mereka merupakan perantara yang Alloh Q ciptakan untuk melahirkan kita di dunia ini,
dengan demikian sangatlah tingginya derajat orang tua di sisi anak-anaknya.
Maka dari itu merupakan suatu perbuatan dzolim apa bila kita tidak menghargai,
menghormati serta tidak berbuat baik kepadanya.
Birrul
walidain( بِرُّ
الْوَالِدَيْنِ
), berbakti,
mematuhi, dan merawat kedua orang tua, menjamin hak-hak mereka, memenuhi
kebutuhan mereka adalah pusat kekuatan energy kehidupan yang menghidupkan. al-Qur’an
dan sunnah menegaskan ini sebagai kewajiban. Hal ini menjelaskan betapa
besarnya perhatian Islam terhadap kedua orang tua termasuk juga sanak kerabat,
yang telah banyak berperan dalam memelihara hidup kita.
1.2
Identifikasi Masalah
Dalam
makalah ini, penyusun mengidentifikasikan masalah menjadi:
1.2.1
Anjuran Birul walidain( بِرُّ الْوَالِدَيْنِ )
1.2.2
Inspirasi dari al-Qur’an dan sunah
1.2.3
Makna hadits
1.2.4
Keutamaan Birul walidain( بِرُّ الْوَالِدَيْنِ )
1.2.5
Hak-hak Terhadap Orang tua
1.3
Batasan Masalah
Agar
pembahasan masalah tidak terlalu meluas dan lebih terfokus pada masalah yang
diteliti dan tujuan pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun hanya
membatasi masalah pada luang lingkup Birrul walidain( بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ).
1.4
Metode Pembahasan
Metode
yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan, yaitu
dengan mengumpulkan buku-buku serta data-data yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
1.5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anjuran Birrul Walidain (بِرُّ
الْوَالِدَيْنِ
)
Seorang muslim percaya akan adanya hak kedua orangtua terhadap
dirinya serta kewajiban berbakti, menaati dan berbuat baik terhadap keduanya.
Tidak hanya karena mereka berdua menjadi sebab keberadaannya, atau karena
mereka telah memberikan perlakuan baik terhadapnya dan memenuhi kebutuhannya
tapi juga karena Alloh Q
telah menetapkan kewajiban atas anak untuk berbakti dan berbuat baik kepada
kedua orang tuanya, bahkan dalam menetapkan ini, Alloh Qmenyertakan kewajiban berbakti kepada orang tua setelah penyebutan
kewajiban terhadapnya yang merupakan ibadah kepadanya semata, tanpa kepada yang
selainnya, sebagaimana firmannya :
وَقَضَىٰ
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ
أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا
وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًوَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ
ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil".[1](QS.Al-isra
: 23-24)
2.2
Inspirasi dari al-Qur’an dan Sunnah
Mengenai hal
ini, banyak sekali nash-nash dari al-Qur’an dan hadits-hadits shahih yang
mahsyur, diantaranya yang menganjurkan untuk berbakti kepada kedua orang tua
karena pahalanya yang besar, dan berbakti kepada keduanya dengan pelayanan,
memberi nafkah dan lainnya, yang menjadi penyebab masuk surga. Barangsiapa yang
melewatkan hal ini, berarti ia telah melewatkan kesempatan untuk masuk surga,
dan ia termasuk orang yang merugi.
Berikut adalah inspirasi dari al-Qur’an:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ
بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥوَهْنًاعَلَىٰوَهْنٍوَفِصَٰلُهُۥفِىعَامَيْنِأَنِ ٱشْكُرْ لِى
وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن
تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦعِلْمٌفَلَاتُطِعْهُمَاوَصَاحِبْهُمَافِىٱلدُّنْيَا
مَعْرُوفً وَٱتَّبِعْسَبِيلَمَنْأَنَابَإِلَىَّثُمَّإِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Luqman [31]: 14-15)
وَٱعْبُدُوا ٱللَّهَوَلَاتُشْرِكُوا بِهِۦشَيْـًٔاوَبِٱلْوَٰلِدَيْنِإِحْسَٰنًاوَبِذِىٱلْقُرْبَىٰ
وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ
وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنبِوَٱبْنِٱلسَّبِيلِوَمَامَلَكَتْأَيْمَٰنُكُمْإِنَّ ٱللَّهَ
لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًافَخُورًا
“Sembahlah AllahQ dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya AllahQ tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Qs. an-Nisa [4]: 36)
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَٰنًا حَمَلَتْهُأُمُّهُۥكُرْهًاوَوَضَعَتْهُكُرْهًاوَحَمْلُهُۥ
وَفِصَٰلُهُۥثَلَٰثُونَشَهْرًاحَتَّىٰٓإِذَابَلَغَأَشُدَّهُۥوَبَلَغَ
أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَرَبِّأَوْزِعْنِىٓأَنْأَشْكُرَنِعْمَتَكَٱلَّتِىٓ
أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًاتَرْضَىٰهُ
وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ إِنِّىتُبْتُإِلَيْكَوَإِنِّىمِنَ
ٱلْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi; berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri". (Qs. al-Ahqaf [46]: 15)
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حُسْنًاوَإِنجَٰهَدَاكَلِتُشْرِكَبِىمَالَيْسَلَكَبِهِۦعِلْمٌفَلَا
تُطِعْهُمَآ إِلَىَّمَرْجِعُكُمْفَأُنَبِّئُكُمبِمَاكُنتُمْ
تَعْمَلُونَ
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada
dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.”(Qs. al-Ankabut [29]: 8)
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا إِلَّآ إِيَّاهُ
وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا إِمَّايَبْلُغَنَّعِندَكَ
ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا
تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًاكَرِيمًا
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ
ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil". (Qs. al-Isra
[17]: 23-24)
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُمَاحَرَّمَ رَبُّكُمْ
عَلَيْكُمْ أَلَّاتُشْرِكُوابِهِۦشَيْـًٔاوَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ
إِحْسَٰنًاوَلَاتَقْتُلُوٓاأَوْلَٰدَكُممِّنْإِمْلَٰقٍنَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ
وَإِيَّاهُمْ وَلَاتَقْرَبُواٱلْفَوَٰحِشَمَاظَهَرَ
مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَاتَقْتُلُواٱلنَّفْسَٱلَّتِىحَرَّمَٱللَّهُإِلَّا
بِٱلْحَقِّ ذَٰلِكُمْوَصَّىٰكُمبِهِۦلَعَلَّكُمْتَعْقِلُونَ
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang
diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu
yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).”(Qs.
al-An’am [6]: 151)
Inspirasi dari sunah Nabi`:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
أَىُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا ».
قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ». قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ
قَالَ « ثُمَّ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ
اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى.( متفق عليه )
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah ` Perbuatan apakah yang paling dicintai Alloh Q?. Rasulullah ` menjawab,
Shalat tepat pada waktunya. Aku bertanya lagi, kemudian apa?. Rasulullah ` menjawab, Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi
kemudian apa? … Rasulullah ` menjawab,
jihad di jalan Allah Q.”[2]
Serta masih banyak lagi hadits yang semakna dengan
hadits diatas.
2.3 Makna Hadits
al-Bir(البر ) berarti berbuat baik dan taat (ash-shidq wa
ath-tha’ah). Bagi orang Arab kata kerja barra-yabarru untuk mengatkan bahwa
seseorang itu baik, barra-yabarru fi yaminihi berarti (seorang)
menempati janji, tidak mengingkarinya, barra-yabarru rahimahu berarti
(seorang) menyambungkan tali kasih sayangnya, jika konteknya hubungan hamba dan
tuannya; Fulan yabarru rabbahu, maka artinya si fulan taat kepada
Raabnya (Lisanul Arab, Ibnu Manzhur Bab IV/51).[3]
Makna al-Bir (البر )dalam hadist diatas adalah kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah
`: al-bir adalah baiknya
akhlak.(HR.Muslim.1794)
al-Bir (البر ) merupakan hak kedua
orang tua dan kerabat dekat, lawan dari al-Uquuq yaitu kejelekan dan
menyia-nyiakan hak.
al-Bir (البر )adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka
perintahkan kepada engkau selama tidak berkamasiat kepada Allah Q dan al-uquuq dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya.
Berkata Urwah bin Zubair tentang firman
AllahQ yang artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan ( Qs.al-israa : 24). Yaitu : Jangan sampai mereka
berdua tidak dita’ati sedikitpun. (Disebutkan dalam kitab Ad-Durul Mantsur
5/259).
Berkata imam al-Qurtubyv: termasuk uquqq (durhaka) kepada kedua orang tua adalah meyelisihi
atau menentang keinginan keinginan mereka dari (perkara-perkara ) yang mubah,
sebagaimana البر(berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi apa yang memenuhi
keingin mereka. Oleh karena itu,apabila salah satu atau keduanya memerintahkan
sesuatu , wajib engkau menta’atinya selama hal itu bukan perkara maksiat,
walaupun apa yang mereka perintahkan bukan perkara wajib tapi mubah pada
asalnya, demikian pula apabila apa yang mereka perintahkan adalah perkara yang
mandub (disukai atau disunnahkan). (al-Jami’ li Ahkamil Quran jilid 6 hal.238).
Berkata syekh Islam
ibnu Taimiyyahv: berkata Abu Bakra dalam kitab Zaadul Musaafir
barangsiapa yang menyebabkan orangtuanya marah dan menangis, maka dia harus
mengembalikan keduanya agar dia bisa tertawa (senang) kembali.( Ghadzaul
al-Baab 1/382 ).
2.4
KeutamaanBirul walidain( بِرُّ
الْوَالِدَيْنِ )
Sangatlah
banyak pahala yang akan kita dapatkan apabila kita melaksanakan apa-apa yang
Alloh Q perintahkan kepada kita, salah satunya adalah
mendapatkan keridhoannya. Begitu juga dengan birrul walidain( بِرُّ
الْوَالِدَيْنِ ), adapun pahala yang
akan didapat kan, diantaranya:
1.
Termasuk Amalan
Yang Paling Mulia
Dari Abdullah bin Mas’ud cberkata
: Saya bertanya kepada Rasulullah ` :
Apakahamalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah` : "Sholat tepat pada waktunya", Saya bertanya : Kemudian
apa lagi?, Bersabada Rasulullah `"Berbuat
baik kepada kedua orang tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka
Rasulullah ` bersabda : "Berjihad di jalan
Allah Q".(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih
keduanya).
2.
Merupakan Salah
Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah Q
berfirman (artinya): "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya….", hingga akhir ayat berikutnya :
"Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik
yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama
penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada
mereka." (QS. Al Ahqaf 15-16). Diriwayatkan oleh Ibnu Umarcbahwasannya seorang laki-laki datang kepada Rasulullah ` dan berkata : Wahai Rasulullah `sesungguhnya
telah menimpa kepadaku dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi
saya? Maka bersabda Rasulullah ` : "Apakah
Ibumu masih hidup?", berkata dia : tidak. Bersabda beliau ` : "Kalau bibimu masih ada?", dia berkata :
"Ya" . Bersabda Rasulullah `
:" Berbuat baiklahpadanya". (Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam
Jami’nya dan berkata Al ‘Arnauth : 6 Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh
Ibnu Hibban dan al-Hakim.Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).
3.
Termasuk Sebab
Masuknya Seseorang Ke Surga
Dari
Abu Hurairah adia berkata : Saya mendengar Rasulullah ` bersabda: "Celakalah dia, celakalah dia", Rasulullah ` ditanya : Siapa wahai Rasulullah`?,
Bersabda Rasulullah ` : "Orang
yang menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya dalam usia lanjut kemudian
dia tidak masuk surga". (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No.
1758 ).
Dari Mu’awiyah bin Jaahimah a,
Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah `
kemudian berkata : "Wahai Rasulullah ` , saya
ingin (berangkat) untuk berperang, dan saya datang (ke sini) untuk minta
nasehat pada anda. Maka Rasulullah `bersabda : "Apakah
kamu masih memiliki Ibu?". Berkata dia : "Ya". Bersabda
Rasulullah `: "Tetaplah dengannya karena
sesungguhnya surga itu dibawah telapak kakinya". (Hadits Hasan
diriwayatkan oleh Nasa’I dalam Sunannya dan Ahmad dalam Musnadnya, Hadits ini
Shohih. (Lihat Shahihul Jaami No. 1248)
4.
Dipanjangkan
usia
Dari Anas bin Malik a dia
berkata, aku pernah mendengar Rasulullah `
bersabda : barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan
rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada orangtuanya dan menyambung tali
silaturrahmi.( HR. al-Bukhori no.2067)
5.
Doa’nya
Dikabulkan
Dari Umar bin
al-Khatab a, dia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah ` : “ Akan datang kepada kalian Uwais bin Amir bersama rombongan
dari Yaman, dari Murad, kemudian Qaran. Dia pernah berpenyakit sopak putih,
lalu sembuh darinya kecuali bagian tubuh sebesar dirham. Dia memiliki seorang
ibu yang dia sangat berbakti kepadanya, sekiranya dia bersumpah atas Nama AllohQ, niscaya AllohQ akan
mengabulkannya. Jika kalian bisa meminta kepadanya untuk memohonkan ampunan
kepada AllohQ, maka
lakukanlah”.[4] (HR. Muslim
no.52)
2.5 Hak-hak
Terhadap Orang tua
Perlu
diperhatikan bahwa Alloh Qmenyertakan
perintah untuk menyembah-Nya dengan perintah untuk berbuat baik kepada kepada
kedua orang tua, untuk menjelaskan betapa agung hak kedua orang tua yang harus
ditunaikan oleh anak, karena mereka berdua adalah sebab nyata keberadaan dan
kehidupan sang anak. Adapun hak-hak tersebut sebagai berikut:
1. Mematuhi setiap yang diperintahkan atau dilarang oleh keduanya
dalam hal-hal yang bukan kemaksiatan kepada Allah Q dan tidak menyelisihi syariatnya, karena tidak boleh menta’ati
makhluk dalam bermaksiat terhadap AllahQ, hal ini berdasarkan pada firman AllahQ : “dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukanku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu , maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya didunia dengan baik (QS.Al-Luqman
: 15)
Dan sabda Rasulullah `:“
sesungguhnya ketaatan itu dalam hal kebaikan” (HR.Muslim)
2. Memuliakan dan mengagungkan keduanya, bersikap santun terhadap keduanya,
menghormati keduanya dengan perkataan dan perbuatan, tidak menghardik kedua dan
tidak mengangkat suara terhadap mereka, tidak berjalan dihadapan (dengan
congkak) mereka, tidak lebih mengutamakan istri dan anak daripada keduanya
tidak memanggil mereka dengan nama mereke tetapi dengan panggilan ayah dan ibu
serta tidak bepergian kecuali dengan izin dan kerelaan mereka.
3. Berbuat baik terhadap keduanya dengan segala sesuata yang mampu
dilakukan , seperti memberi makanan,pakaian, mengobati dan mencegah mara bahaya
serta mempertaruhkan jiwa untuk melindungi mereka.
4. Menyambung hubungan silaturrahim yang tidak ada hubungan Rahim
kecuali melalui mereka berdua, mendoakan dan memohonkan ampunan bagi keduanya
serta melaksanakan janji keduanya dan menghormati teman-teman mereka.[5]
BAB
III
PENUTUP
Alloh Qmenyertakan
kewajiban berbakti kepada orang tua setelah penyebutan kewajiban terhadapnya
yang merupakan ibadah kepadanya semata, tanpa kepada yang selainnya.
Sangatlah banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang anjuran untuk
berbakti kepada kedua orang tua tidak hanya satu atau dua ayat akan tetapi
banyak ayat yang menerangkannya yang berarti menghormati kedua orang tua
sangatlah utama, begitu juga dengan hadits sangatlah banyak riwayat yang
menjelaskan tentang keutamaan birrul walidain.
Makna birul walidan itu sendiri merupakan berbuat baik kepada
kepada kedua orang tua, dengan melaksanakan semua perintahnya selama tidak
dalam kesyirikan.
Birul walidain merupakan salah satu syiar Alloh Q, yang dimana kita selaku seorang muslim
apabila menegakkan , mengagungkan serta menghormati apa-apa yang ada disisi Alloh Q maka
akan mendapatkan kebaikan yang besar.
Orang tua merupakan sebab utamanya kita hadir di muka bumi ini,
maka dari itu merupakan suatu keharusan kita selaku seorang anak untuk
memperlakukan orang tua kita dengan memberikan perlakuan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman
al-harbi, Ghalib, 2011,Sungguh Merugi Siapa Yang Mendapati Orangtuanya Masih
Hidup Tetapi Tidak Meraih Surga,Jakarta: Darul Haq.
al-Hazimy,
Ibrahim, 2010, Keutamaan Birul Walidain, Jakarta: Qisthi Press.
Jabir
al-Jaza’iri, Abu Bakar, 2011, Minhajul Muslim, Jakarta: Darul Haq.
Abu Izzuddin,
Solikhin dan Astuti, Dewi, 2010,The Great Power of Mother, Yogyakarta:
Pro-U Media.
Al-Qur’an
Digital
[1]Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, Minhajul Muslim, Darul Haq,
2011. Cet. 6. Hlm. 217
[2]Ibrahim al-Hazimy, Keutamaan Birul Walidain, Qisthi Press,
2010. Cet. 15. Hlm. 4-7
[4]Solikhin Abu Izzuddin dan Dewi Astuti, The Great Power of Mother,
Pro-U Media, Cet.4, hlm. 85
[5]Abu
Bakar Jabir al-Jaza’iri, Minhajul Muslim, Darul Haq, 2011. Cet.6., hlm.
221-222
assalamu'alaikum, ada nama yang membuat artikel ini?
BalasHapussaya izin coppy untuk tugas sekolah saya, maaf kalau ditugas saya tulis tanpa nama.
ada baiknya untuk memberi nama penulis artikel.
terimakasih
Sisipkan saja linknya ka :)
HapusItu bisa jadi sumber.
Terimakasih, sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih, menjadi salah satu inspirasi dalam penulisan khutbah jum'at berbakti kepada orang tua saya. Semoga menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.
BalasHapus