Doa adalah sebuah permohonan yang memiliki nilai spiritualitas sangat tinggi. Permohonan yang merupakan bentuk permintaan tulus dari lubuk sanubari seorang hamba yang lemah kepada Robbnya Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Doa mampu mengubah segalanya, mampu memberi-kan manusia apa yang menjadi harapan dan cita-citanya. Tentunya bukan sembarangan doa, tapi doa yang memi-liki syarat yang menyebabkan doa itu memiliki nilai tinggi untuk dikabulkan. Terlebih jika doa itu dipanjat-kan oleh seorang yang jauh dari maksiat, selalu taat ter-hadap perintah Robb-Nya senantiasa taqarrub (mendekat-kan diri) kepada-Nya dan mengharapkan cinta-Nya.
Ibarat melempar sesuatu yang ada di seberang, sema-kin dekat maka semakin besar pula kemungkinan me-ngena dan tepat sasaran. Sama halnya doa yang kita pan-jatkan, tidak jauh dari amal perbuatan kita sehari-hari, kalau bagus maka akan bagus juga responnya. Begitu juga dengan persangkaan hamba terhadap Robbnya. Jika ia panjatkan doa dengan penuh keyakinan bahwa Alloh akan mengabulkannya, maka insya Alloh doa itu pun akan terkabulkan.
Hakikat Doa
Alloh menjadikan doa sebagai bentuk peribadat-an seorang hamba kepada-Nya, begitu sabda Rosululloh : الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ “Doa adalah ibadah”. Bahkan doa bisa mengantarkan hamba untuk mencapai kedudukan yang tinggi di sisi Alloh . Kenapa bisa demikian? Bukankah ketika seseorang meminta kepada orang lain, harga diri-nya menjadi jatuh dan rendah di hadapan orang lain? Itulah bedanya manusia dengan Pencipta-Nya.
Ketika Alloh memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya berdoa, mereka menjadikan doa itu sebagai sarana pengharapan, permohonan dan tempat bersandar kepada-Nya dalam meminta segala kebutuhan dalam kehidupan.
Hakikat doa sebenarnya adalah menampakkan ke-fakiran kepada Alloh , berlepas diri dari segala bentuk kekuasaan dan kekuatan, merasakan aspek kehinaan dan kerendahan sebagai makhluk, juga sebagai sarana untuk memuji dan mengagungkan Sang Khaliq (Pencipta). Sekaligus sebagai pengakuan hamba terhadap kemuliaan dan kebesaran-Nya. Maka ketinggian derajat seorang ham-ba adalah tatkala ia menjadi dekat dengan Alloh .
Bahkan doa itu menjadi sesuatu yang paling mulia bagi Alloh .
Rosululloh bersabda:
(( لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ مِنَ الدُّعَاءِ ))
“Tidak ada sesuatupun yang paling mulia bagi Alloh selain doa.” (HR. Ahmad)
Doa menjadi bagian dari upaya mendekatkan diri pada Alloh . Dia menyediakan berbagai jalan bagi hamba-Nya agar semakin dekat kepada-Nya.
Doa adalah solusi mujarab bagi siapa saja yang hatinya terluka, sanubarinya bersedih, selalu dirundung dengan penderitaan dan diliputi dengan kefakiran, sehingga pi-kirannya menjadi kacau.
Doa adalah obat ampuh bagi siapa saja yang tersesat dari jalan yang lurus, linglung di tempat orang-orang yang tersesat dan lupa dari kehidupan akhirat.
Doa adalah jalan keluar bagi siapa saja yang semua pintu solusi telah tertutup di hadapannya, namun solusi dari Dzat Yang Maha Mulia Lagi Maha memberi tidak akan pernah terkunci.
Doa adalah senjata ampuh bagi setiap Mukmin yang menghadapi berbagai problematika dalam kehidupannya. Oleh karena itu, Alloh memerintahkan kepada mere-ka agar berdoa dan memohon kepada-Nya.
Alloh berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepa-damu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (se-gala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam ke-benaran.” (QS. al-Baqarah [2]: 186)
Oleh sebab itu, banyak berdoa kepada Alloh akan semakin memperbanyak kebaikan yang diraih, kebaikan yang bersifat batin ataupun yang nampak di depan mata. Kebaikan batinnya adalah akan merasa semakin dekat dengan Alloh , memuji-Nya, mengagungkan-Nya, merasa selalu memerlukan-Nya dan hati menjadi lem-but. Kebaikan yang dapat dilihat adalah ketika doa itu dikabulkan oleh Alloh , bahkan tidak dikabulkannya doa itupun adalah merupakan sebuah kebaikan.
Rosululloh bersabda:
(( مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ، إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا: إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ: اللَّهُ أَكْثَرُ ))
“Tidaklah seseorang yang berdoa kepada Alloh dengan doa yang tidak mengandung dosa, atau memutus silaturahim, kecuali Alloh akan mem-berikan kepadanya salah satu dari tiga hal berikut, yaitu (1) dikabulkan doanya; (2) disimpan untuk-nya kebaikan yang serupa; atau (3) dihilangkan keburukan darinya. Maka para sahabat berkata, “Ya Rosululloh, kalau begitu kami akan memper-banyak doa”. Beliaupun menimpali:, “Alloh pun (akan memberi) lebih banyak lagi!” (HR. Ahmad)
Terkabulnya Doa Para Nabi
Doa adalah salah satu bentuk tawakkal seorang Muk-min terhadap Alloh setelah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Dengan doa manusia bisa meminta apapun yang men-jadi keinginannya dan sebagai rasa rendah diri dan butuh akan rahmat dan pertolongan Robbnya. Setelah beru-saha, manusia menyerahkan hasil dari usahanya itu ke-pada Alloh dan tentu manusia akan selalu berharap agar Alloh memberikan yang terbaik sebagai buah dari usahanya itu. Di sinilah sebenarnya letak keagungan Alloh , memberikan kesempatan manusia untuk ber-usaha mendapatkan sesuatu dan Dia berjanji mengabul-kan doa yang manusia panjatkan.
Para nabi adalah manusia yang paling dekat dengan Alloh . Mereka adalah manusia yang selalu bermuna-jat kepada Robb-Nya. Tatkala berbagai masalah menye-limuti dan merundung kehidupan mereka, maka mereka tak segan dan ragu untuk menengadahkan kedua tangan untuk memohon dan meminta kepada Alloh .
BACA JUGA : KISAH-KISAH TERKABULNYA DOA
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.