Tafkhim berarti menebalkan suara huruf, sedangkan Tarqiq
adalah menipiskannya. Tafkhim dan Tarqiq terdapat pada 3 hal:
a.
Lafazh Jalalah
Lafdzul Jalalah adalah lafadz Allah. Al-Jalalah maknanya
adalah kebesaran atau keagungan. Lafadz ini banyak disebutkan dalam al-Qur`an. Cara
membacanya ada dua macam, yaitu tafkhim dan tarqiq.
Lafadz Jalalah dibaca tafkhim apabila keadaannya sebagai berikut:
1. Apabila Lafadz Jalalah berada di awal susunan kalimat atau disebut Mubtada’
(Istilah tata bahasa Arab).
Contoh: اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
2. Apabila Lafadz Jalalah berada setelah huruf berharakat fathah.
Contoh: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
3. Apabila Lafadz Jalalah berada setelah huruf berharakat dhammah. Contoh: نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ
Sedangkan dibaca Tarqiq apabila sebelum lafazh Jalalah adalah huruf
berharakat kasroh. Contoh: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ
الرَّحِيمِ
b.
Huruf-huruf Isti’la ( خ – ص – ض – غ – ط – ق – ظ )
Semua huruf isti’la harus dibaca tafkhim, dengan dua tingkatan.
Pertama: Tingkatan tafkhim yang kuat, yakni ketika sedang berharakat
fathah atau dhammah.
Contoh: خَيْرٌ، يُظْلَمُون
Kedua: Tingkatan tafkhim yang
lebih ringan, yakni ketika berharakat kasrah atau ketika sukun dengan huruf
sebelumnya berharakat kasrah.
Contoh: طِيْنٍ، سِخْرِيًا
Juga harus dibaca tafkhim apabila nun mati atau tanwin (hukum ikhfa’
haqiqi) bertemu dengan huruf isti’la, kecuali apabila bertemu dengan huruf ghain
dan kha’.
Contoh: يَنْصُرْكُمْ، يَنْطِقْ
Sebaliknya, seluruh huruf istifal (huruf-huruf selain huruf isti’la) harus
dibaca tarqiq, kecuali ra’ dan lam pada lafadz jalalah.
c. Huruf Ro’,
Huruf Ro’ dibaca tafkhim apabila:
1.
Ro’ berharakat fathah.
Contoh: اَلرَّسُوْلَ
2.
Ro’ berharakat dhammah.
Contoh: أجرٌ غيرُ ممنون
3.
Ro’ sukun sebelumnya
berharakat fathah. Contoh: وأَرْسَلَ علَيْهِمْ
4.
Ro’ sukun sebelumnya huruf
berharakat dhammah. Contoh:فُرْقَان
5.
Ro’ sukun karena waqaf
sebelumnya huruf berharakat fat-hah. Contoh:الكَوْثَرَ
6. Ro’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat dhamaah. Contoh:التكاثُرُ
7. Ro’ sukun karena waqaf sebelumnya alif. Contoh: الغَفَّارُ
8. Ro’ sukun karena waqaf sebelumnya waw. Contoh: شَكُورٌ
9. Ro’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati, dan didahului huruf fathah atau dhammah.
Contoh: الفَجْرِ، صُفْرٌ
10. Ro’ sukun sebelumnya hamzah washol. Contoh: ارْجِعِي، أَمِ ارْتَابُو
11. Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la tidak berharakat
kasrah serta berada dalam satu kalimat. Contoh: قِرْطَاسٌ مِرْصَادٌ
Sedangkan huruf Ro’ dibaca
tarqiq apabila keadaannya sebagai berikut:
1.
Ro’ berharakat kasrah.
Contoh: رِحْلَةَ الشَّتَاءِ
2.
Ro’ sukun sebelumnya
berharakat kasrah dan sesudahnya bukan huruf isti’la, atau bertemu huruf
isti’la namun dalam kata yang terpisah. Contoh: فِرْعَونَ فَاصْبِرْ صَبْرًا
3.
Ro’ sukun karena waqaf
sebelumnya huruf kasrah atau ya’ sukun. Contoh:جَمِيعٌ مُنْتَصِرٌ
4.
Ro’ sukun karena waqaf
sebelumnya bukan huruf isti’la dan sebelumnya di dahului oleh kasrah. Contoh:ذِي الذِّكْرِ
Kemudian Ro’ yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:
1. Ro’ sukun sebelumnya berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la berharakat
kasrah. Contoh: فِرْقٍ
2. Ro’ sukun karena waqaf, sebelumnya huruf isti’la sukun yang diawali dengan
huruf berharakat kasrah. Contoh: عَيْنَ القِطْرِ، مِصْرِ
3. Ro’ sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya’ terbuang. Contoh: عَذَابِي
terimakasih kak
BalasHapus