Sesungguhnya shalat memiliki kedudukan yang
sangat terhormat, agung, mulia dan berharga
dalam Islam. Shalat dalam Islam
ibarat kepala bagi wujud sebuah jasad.
Maka tidak mungkin terbayang dalam benak kita semua, bila ada jasad tanpa kepala. Demikian pula
tidak dapat terbayang bila Islam tanpa
shalat. Oleh karena itu, tidak heran bila shalat termasuk sebagai rukun kedua dari rangkaian lima rukun Islam,
bahkan menjadi rukun yang paling ditekankan
setelah dua ka-limat syahadat.
Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa yang mendi-rikannya, berarti ia mendirikan agama. Sebaliknya, siapa yang meninggalkannya, berarti ia telah menghancurkan
agama. Shalat juga menjadi amal yang paling
utama, ka-rena merupakan kontak atau
hubungan langsung antara seorang hamba dengan Khaliqnya, yaitu Alloh
Rosululloh bersabda:
((
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا صَلَّى يُنَاجِي رَبَّهُ ))
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian apabila
mengerjakan shalat, maka ia sedang berinteraksi (munajat) dengan Robbnya (yaitu
Alloh).” (HR. al-Bukhari)
Ia adalah mata
air jernih yang deras mengalirkan
kekuatan, keteguhan dan rahmat kasih sayang kepada seseorang, sekaligus
membersihkan kotoran dosa dan daki kesalahan-kesalahannya.
Jabir menceritakan bahwa Rosululloh bersabda:
(( مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهَرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ،
يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ ))
“Perumpamaan
shalat lima waktu adalah laksana sungai yang
mengalir deras di depan pintu salah seorang
di antara kalian, lalu ia mandi
padanya setiap hari lima kali.”
Kemudian al-Hasan berkata:
( وَمَا يُبْقِي ذَلِكَ مِنَ الدَّرَنِ؟ )
“Lantas, adakah kotoran yang
tersisa darinya?” (HR. Muslim)
Shalat
adalah rahmat Alloh bagi para hamba-Nya
yang kepada naungan-Nya mereka berteduh
sebanyak lima kali, memuji Robbnya,
bertasbih, meminta rahmat, hidayah,
maghfirah dan pertolongan-Nya. Ia adalah pembersih jiwa bagi orang-orang yang menegakkannya, baik laki-laki maupun perempuan, menghapus kesalahan-kesalahan dan juga menghilangkan
dosa-dosanya.
‘Utsman bin ‘Affan bertutur, “Aku pernah men-dengar Rosululloh
bersabda:
(( مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوْبَةٌ
فَيُحْسِنُ وُضُوْئَهَا وَخُشُوْعَهَا وَرُكُوْعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا
مِنَ الذُّنُوْبِ مَالَمْ تُؤْتَ كَبِيْرَةٌ، وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ ))
“Tidaklah
seorang Muslim datang kepadanya waktu shalat fardhu, lalu ia berwudhu dengan
baik dan melakukan shalat dengan
khusyu’ dan ruku’ dengan baik, melainkan
shalatnya pasti akan menghapus dosa-dosa sebelumnya selama ia tidak mengerjakan
dosa besar. Dan itu berlangsung se-panjang masa.”
(HR. Muslim)
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Apakah kita tidak merasa malu saat kita meninggal-kan shalat? Mengapa hanya kita yang tidak
mau menun-dukkan kepala sujud di hadapan
Robbnya, Alloh pa-dahal
seluruh alam semesta tunduk sujud dan bertasbih kepada-Nya?
Rosululloh
dalam banyak haditsnya telah mem-berikan peringatan yang keras kepada orang-orang yang suka meninggalkan shalat, di antaranya beliau
ber-sabda:
(( العَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ ))
“Perjanjian yang memisahkan
kita dengan mereka (orang-orang
kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan shalat, maka berarti
ia telah kafir.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Ketika
kita meninggalkan shalat, apakah kita tidak merasa takut jika kita digiring ke neraka Saqar
bersama-sama orang-orang kafir dan kaum pendosa lainnya?
Pada
hari kiamat nanti para penghuni
surga akan bertanya kepada para penghuni neraka:
“Apakah yang memasukkan kalian
ke dalam Sa-qar (neraka)?’. Mereka menjawab: ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS. al-Muddatstsir [74]: 42-43)
Na’udzu billahi
min dzalik!
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Tidak ada kehinaan yang lebih besar
dibandingkan kita bersanding bersama
orang-orang yang dihinakan dan dilaknat Alloh .
Dan orang yang
meninggalkan shalat akan disan-dingkan dan
dihimpun pada hari kiamat nanti bersama-sama Fir’aun, Qarun
dan Haman yang dilaknat dan di-hancurkan oleh Tuhan pencipta alam.
Rosululloh pernah bersabda tentang shalat:
(( مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وَبُرْهَانًا
وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ تَكُنْ لَهُ نُوْرًا وَلاَ
بُرْهَانًا وَلاَ نَجَاةً، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ
وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ ))
“Barangisapa yang menjaganya, maka ia menjadi cahaya,
bukti dan keselamatan baginya pada hari Kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak akan mendapatkan cahaya, bukti
dan keselamatan, dan pada hari Kiamat ia akan
bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay
bin Khalaf.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani dan Ibnu
Hibban dengan sannad jayyid)
Na’udzu billahi
min dzalik!
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Sebagai
orang yang beriman, marilah kita agungkan shalat dengan cara:
1. Menjaga waktu dan batas-batasnya, yaitu dengan
shalat tepat pada waktunya,
2.
Meneliti rukun-rukunnya,
hal-hal yang wajib dan hal-hal
yang disunnahkan sebagai kesempurnaannya,
3. Bersegara
menunaikannya dengan penuh semangat saat kewajibannya tiba, dan
4. Menyesal dan bersedih, jika tidak dapat menunaikan dengan baik dan sempurna.
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Kebahagiaan,
kesuksesan dan keselamatan –jika kita laksanakan shalat dengan baik– tidak akan diraih
kecuali oleh diri kita sendiri yang
akan merasakannya. Sedang-kan kesengsaraan, kegagalan dan kecelakaan
–jika kita abaikan shalat– tidak akan menimpa kecuali pada diri kita sendiri
juga!
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Pakailah
pakaian kita yang terbaik, saat panggilan
shalat telah tiba. Rapih, sopan, baik, harum
semerbak dan menutup aurat secara
sempurna. Demikian pula tempat shalat
dan sujud, kita rapihkan, bersihkan dan harumkan. Bersihkan najis-najis yang
ada, singkirkan gambar, tulisan, ukiran atau apa saja yang mengganggu kekhusyu’an kita di hadapan Alloh , tanpa sedikitpun
kita merasa berat melakukannya, karena Alloh pasti akan membalas semua kebaikan dan
kesungguhan kita tersebut.
Alloh berfirman:
“Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah
di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesung-guhnya Alloh tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. al-A’raf [7]: 31)
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Sempurnakanlah wudhu saat kita hendak menunai-kan shalat menghadap Alloh .
Shalat tanpa wudhu tentulah tidak
sah, karena wudhu adalah kunci
pembuka shalat. Wudhu menjadi
penghapus dosa dan pengangkat derajat
bagi siapa yang melakukannya, walaupun di saat dingin menggigil atau panas menyengat. Setiap kesalahan dan kekeliruan yang ada di setiap bagian tubuh yang
dibasuh dengan air wudhu akan rontok
berguguran ter-hapus kebaikan dan
keutamannya, hingga dia keluar dalam keadaan bersih dan suci dari
dosa-dosa kecil.
Sentuhan-sentuhan
air wudhu itu kelak di akhirat akan menjadi
tanda cemerlang yang bersinar, hingga menghantarkan kita ke telaga Rosululloh , sebagai
tanda orang-orang yang berhak memasuki surga yang penuh kenikmatan.
Rosululloh mengingatkan:
(( مَنْ
تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى
تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ ))
“Barangsiapa
yang berwudhu’ lalu ia sempurnakan wudhunya, niscaya akan keluar dosa-dosa dari tubuhnya,
hingga dosa-dosa yang berada di bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim)
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Untuk
dapat mewujudkan dan merealisasikan wudhu yang baik, benar dan sempurna, maka upayakanlah
menunaikannya dengan rapih dan baik, di antaranya:
1. Niatkanlah wudhu kita ikhlash karena Alloh , bu-kan
sekedar ingin mendinginkan tubuh, membasuh dan
memperindah wajah atau tujuan-tujuan lain yang lebih rendah.
Rosululloh mengingatkan:
(( إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ))
“Sesungguhnya
setiap amal itu tergantung niat-nya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan
diba-las) berdasarkan apa yang ia niatkan.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
2. Cuci dan basuhlah seluruh anggota wudhu
dengan sempurna.
Cucilah kedua
telapak tangan dengan membaca bas-malah, berkumur dan
masukkanlah air ke hidung, lalu keluarkan
kembali dengan tertib. Cucilah wajah dengan merata, jangan sampai ada
yang tersisa. Cucilah tangan hingga siku, jangan sampai lekukan di siku-siku
tangan kita tertinggal tanpa terkena air wudhu.
Usaplah kepala
kita secara merata agar lebih sempurna, jangan takut
kusut pada sisiran rambut. Cucilah
kaki kita hingga kedua mata kaki,
jangan lalai mencuci le-kukan mata kaki yang sering tidak terkena air
wudhu. Kemudian, berdoalah:
(( أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ
التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ))
“Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan (yang ber-hak diibadahi secara benar) kecuali Alloh
Yang Maha Esa. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Alloh, jadi-kanlah
aku termasuk orang-orang yang
bertaubat dan jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang bersuci.”
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Ingatlah
selalu, shalat adalah taman bagi segala
macam peribadatan. Di dalamnya penuh dengan pengagungan yang indah dan menakjubkan. Ia dimulai dengan
takbir, lalu membaca kalamullah (al-Qur’an), kemudian ruku’ sebagai bentuk pengagungan kepada Alloh ,
lalu bang-kit dari ruku’ yang
dipenuhi dengan berbagai pujian kepada-Nya, kemudian sujud dengan mensucikan-Nya. Di dalamnya disertai
panjatan doa, dilanjutkan dengan duduk untuk
berdoa dan tasyahud, kemudian diakhiri dengan salam. Itulah rangkaian
gerakan menawan dan ucapan shalat yang agung.
Shalat
adalah penolong dalam segala urusan penting, pencegah dari segala maksiat dan penahan dari
berbagai kemunkaran. Shalat adalah cahaya bagi orang-orang yang beriman yang memancar dari dalam hatinya dan yang akan menyinarinya ketika di padang mahsyar
kelak. Dan shalat adalah kebahagiaan
jiwa orang-orang beri-man dan penyejuk jiwanya.
Rosululloh bersabda:
(( وَجُعِلَتْ
قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ ))
“Shalat
dijadikan sebagai penyenang dan penyejuk jiwaku.”
(HR. Ahmad dan an-Nasa’i)
Rosululloh juga mengingatkan:
“Barangsiapa yang menjaga shalatnya, niscaya ia
akan menjadi cahaya, bukti dan
penyelamat (ba-ginya) pada hari kiamat.” (HR. Ahmad, Ibnu Hib-ban dan ath-Thabrani)
Saudaraku
kaum Muslimin dan Muslimat....
Marilah kita tunaikan
shalat dengan penuh khusyu’ dan sempurna, dengan demikian surga yang penuh ke-nikmatan pun rindu memanggil nama kita. Untuk
men-capai kesempurnaan tersebut, marilah kita
berusaha semaksimal mungkin untuk
mendirikannya dengan sebaik-baiknya. Caranya adalah:
1. Niatkanlah setiap peribadatan kita hanya karena
Alloh , terutama ketika
mengerjakan shalat.
Jangan biarkan jiwa diarahkan untuk
mencari yang lebih rendah dan hina yang akan
lenyap, yaitu selain Alloh .
2. Rapatkanlah
shaf-shaf kita agar Alloh menyatukan hati-hati kita.
Rasululloh mengajarkan agar barisan shaf sem-purna, maka rapatkanlah kaki-kaki dan bahu-bahu kita hingga saling
menyentuh. Alloh akan menyambung rahmat-Nya bagi siapa saja
yang menyambung shaf yang putus, dan memutuskan rahmat-Nya bagi siapa saja yang memutuskan shaf di waktu shalat. Rapatnya
shaf-shaf di waktu shalat akan merapatkan hati-hati kita semua-nya. Sebaliknya, kerenggangan shaf di waktu shalat
akan membawa kerenggangan hati-hati kaum Muslimin.
Rosululloh bersabda:
(( أَلاَ
تَصُفُّوْنَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟ )) قُلْنَا: ( وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟
) قَالَ: (( يُتِمُّوْنَ الصُّفُوْفَ الأُوَلَ وَيَتَرَاصُّوْنَ فِي الصَّفِّ ))
“Tidakkah kalian
bershaf-bershaf sebagaimana
para Malaikat bershaf-bershaf di sisi Robbnya?’. Kami bertanya: ‘Bagaimanakah
para malaikat bershaf-shaf di sisi Robbnya?’.
Beliau bersabda: “Mereka
menyempurnakan shaf-shaf yang per-tama
dan berapat-rapat dalam shaf.”
(HR. Muslim)
Ibnu Mas’ud berkata:
“Dahulu Rosululloh menyentuh pundak-pundak kami di waktu hendak
shalat dan bersabda:
(( إِسْتَوُوْا، وَلاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ ))
“Luruskanlah!
Jangan sampai tidak rata, niscaya akan berselisih hati-hati kalian.”
(HR. Muslim)
Rosululloh juga bersabda:
(( أَقِيْمُوا صُفُوْفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ
ظَهْرِيْ. وَكَانَ أَحَدُناَ يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ
بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ ))
“Luruskan dan rapatkan shaf-shaf kalian,
karena aku melihat kalian dari belakangku.”.
Dan adalah bahu salah seorang dari kami menempel pada bahu kawannya dan
kakinya menyentuh kaki kawan-nya. (HR. al-Bukhari)
3. Berdirilah
menghadap kiblat dengan baik dan arah-kan
pandangan mata ke tempat sujud, jangan me-mandang ke atas, atas tengok kanan dan
kiri.
Ini akan
membantu kekhusyu’an dan kesempurnaan shalat kita.
4. Jika kita tidak mampu berdiri, maka duduklah seperti
duduk di waktu tasyahhud, dan jika tak mampu juga, maka
berbaringlah.
Semuanya telah
Alloh ringankan (rukhshah) bagi
orang-orang yang tidak mampu melakukannya.
5. Dirikanlah shalat dengan baik dan laksanakanlah seluruh rukun-rukun dan sunnah-sunnah shalat
dengan sempurna.
Dari mulai takbir hingga salam jangan sampai ada yang
tertinggal. Kerjakanlah dengan thuma’nīnah.
Jangan
tergesa-gesa dan terlalu cepat tanpa jeda
waktu tenang pada setiap bagian dari gerakan
shalat. Karena semua itu akan menghilangkan kesempurnaan ibadah
kita kepada Alloh .
Rosululloh bersabda:
(( لاَ يَنْظُرُ
اللهُ إِلَى صَلاَةِ رَجُلٍ لاَ يُقِيْمُ صُلْبَهُ بَيْنَ رُكُوْعِهِ وَسُجُوْدِهِ
))
“Alloh tidak akan melihat shalat seseorang
yang tidak meluruskan punggungnya di
antara ruku’ dan sujudnya.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)
6. Jangan sampai mendahului imam
dalam setiap ge-rakan.
Sebaiknya kita
mengikuti imam dengan baik dan sempurna, tunggulah sampai imam
sempurna menger-jakan setiap gerakan, baru kita mengikutinya.
Jika imam selesai takbir, barulah
kita bertakbir. Jika imam telah ruku’ dengan
rata, maka barulah kita ruku’. Jika imam telah sujud dengan tertib hingga menyentuh tanah atau
lantai, maka barulah kita sujud. Begitu sete-rusnya,
setiap gerakan shalat kita mengikuti imam de-ngan baik.
Ingatlah, bahwa mendahului imam
dalam gerakan atau ucapannya
akan mendapatkan hukuman yang tidak ringan
di sisi Alloh .
7. Jangan lupa berdzikir setelah
shalat, walaupun hanya
duduk sejenak untuk membaca Subhānallah
(33 kali), al-Hamdu lillah (33 kali) dan Allāhu Akbar (33 kali).
Kemudian alangkah
baiknya bila digenapi menjadi seratus kali dengan membaca:
(( لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ))
Maka kesalahan-kesalahan kita
akan diampuni seka-lipun sepenuh buih di lautan. (HR. Muslim)
Jangan
tinggalkan dzikir tersebut, karena dzikir akan menumbuhkan thuma’nīnah (ketentraman)
bagi hati-hati kita, dan akan menjadi benteng yang kokoh dari berbagai rongrongan setan.
8.
Dirikanlah shalat lima waktu di masjid dengan ber-jama’ah, jangan sampai tertinggal atau
melalaikannya.
Terlalu banyak
faedah dan keutamaan dari shalat
berjama’ah di masjid. Shalat berjama’ah lebih utama 27 derajat dibandingkan shalat sendiri; bukan hanya para malaikat
yang berebut menetapkan amal berjalan kaki menuju
masjid shalat berjama’ah, bahkan Alloh
men-jadikan salah satu sebab mendapatkan jaminan hidup
baik serta mati dalam kebaikan serta sebagai salah satu sebab penyucian seorang
hamba dari dosa-dosanya.
Alangkah agung
dan mulia jaminan ini semua, hidup dalam kebaikan dan
mati dalam kebaikan pula.
Siapakah yang telah menjanjikan
hal-hal tersebut?
Dialah Alloh Yang Maha Tunggal. Alloh telah memuji orang-orang yang senantiasa memakmurkan
masjid-masjid-Nya dalam firman-Nya:
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Alloh adalah orang-orang yang
beriman kepada Alloh dan hari kemudian,
serta tetap mendirikan shalat, menunaikan
zakat dan tidak takut (kepada
siapapun) selain kepada Alloh, maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah [9]: 18)
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.