ARTIKEL
ISLAM
PEMBAHASAN LENGKAP
IMAN KEPADA HARI AKHIR / KIAMAT. PEMBAHASAN LENGKAP
Iman kepada hari akhir adalah
rukun iman yang kelima. Yaitu
beriman akan berakhirnya kehidupan dunia
ini dan akan datangnya suatu hari yang tanpa akhir. Ia adalah suatu keyakinan akan
adanya kehidupan setelah kematian yang
diawali dengan alam barzakh, lantas
seluruh jin dan manusia –dari yang pertama hingga terakhir– akan dibangkitkan kembali untuk memper-tanggungjawabkan segala perbuatannya ketika di dunia. Kemudian mereka akan mendapatkan balasan dengan
surga dan keridhaan Alloh –semoga Alloh menjadikan kita semua sebagai ahlinya–, atau neraka dan kemurkaan-Nya –na’udzu billahi min dzalik–.
Saudaraku kaum Muslimin dan Muslimat….
Semoga
Alloh senantiasa merahmati kita semua.…
Semua yang difirmankan Alloh
dan yang disam-paikan oleh Rosululloh berkaitan dengan segala keja-dian hari akhir adalah benar (haqq) dan wajib kita
imani dengan sepenuh hati. Hari akhir
sangatlah dekat dengan kita. Ia
diawali dengan kematian seseorang menuju alam barzakh (kubur).
Mari kita renungkan hadits Rosululloh ketika be-liau menceritakan detik-detik terakhir kehidupan sese-orang yang didatangi oleh malaikat maut:
“Sesungguhnya jika seorang Mukmin berada pada saat akan berpisah
dengan dunia dan akan menghadap ke
akhirat, maka ia dihadiri oleh para
malaikat (pem-bawa rahmat) yang turun
dari langit, yang wajah me-reka putih
bagaikan matahari, yang membawa
kafan dan wewangian surga, lalu
mereka duduk di hadapannya sejarak
pandangan matanya. Kemudian datanglah ma-laikat maut, lalu duduk di dekat kepalanya dan berkata kepadanya, “Wahai jiwa yang baik –dalam riwayat
lain: “Wahai jiwa yang tenang–,
keluarlah menuju ampunan dan ridha Robbmu!”. Lalu jiwa itu keluar perlahan se-perti tetesan air mengalir dari mulut kantong air, kemu-dian para
malaikat yang tadi (pembawa rahmat) segera
mengambilnya. Ketika ruh telah keluar dari
jasadnya, maka seluruh malaikat yang
ada di antara langit dan bumi, serta
seluruh malaikat yang ada di langit
mendoa-kannya, hingga dibukakan
baginya pintu-pintu langit. Tidak ada
malaikat penjaga pintu langit melainkan me-mohon kepada Alloh agar ruhnya
naik dari arah mereka. Ketika
malaikat maut telah mencabutnya, mereka tidak membiarkan ruh tersebut berada di tangan malaikat maut sekejap pun hingga mereka (malaikat pembawa
rahmat) mengambil dan meletakkannya di kafan dan wewangian tersebut.
Itulah yang dimaksud
firman Alloh
“Sehingga apabila datang kematian kepada salah
seorang di antara kalian, ia diwafatkan oleh ma-laikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak
melalaikan kewajibannya.” (QS. al-An-’am [6]: 61)
Darinya keluar bau harum kesturi terwangi yang ada di muka bumi. Mereka lalu naik
bersama ruh tersebut, dan tidaklah mereka melewati
sekumpulan malaikat melainkan yang dilewati itu berkata, “Siapakah ruh yang baik ini?”. Mereka menjawab, “Ruh Fulan bin Fulan –dipanggil dengan nama terbaik yang
disandangnya ke-tika di dunia–.”. Hingga ketika mereka telah sampai ke langit
yang terdekat dengan dunia, mereka
minta dibu-kakan pintu langit, lalu
dibukalah. Ia disambut oleh para
malaikat muqarrabin di tiap langit berikutnya
hingga langit ketujuh.
Kemudian Alloh berfirman:
“Tulislah kitab amalan hamba-Ku di ‘Illiyyin. Tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu?, (yaitu)
kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh
malaikat-malaikat yang didekatkan
(kepada Alloh).” (QS. al-Muthaffifin [83]:
19-21)
Kitab catatannya lalu ditulis di ‘Illiyyin,
kemudian dikatakan, “Kembalikanlah ia ke bumi, karena sesung-guhnya dari bumi Aku ciptakan mereka, ke
bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi pula Aku akan me-ngeluarkan mereka pada kali yang lain.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Hakim, dishahihkan al-Albani)
Adapun orang kafir atau
orang fasik, maka sungguh akan sangat berbeda sekali cara malaikat maut mereng-gut nyawanya.
Simaklah hadits Rosululloh
berikut ini:
“Jika seorang
kafir (dalam riwayat lain: orang fasik) sedang
dalam keadaan terputus dari dunia, dan mengha-dap akhirat, maka dari langit turun kepadanya malaikat (pembawa
adzab) yang galak, bengis, dan hitam wajah-nya
dengan memakai pakaian menjijikkan (dari neraka). Mereka duduk sejarak pandangan matanya. Kemudian datanglah malaikat maut dan
duduk dekat kepalanya, lalu berkata, ‘Wahai
jiwa yang busuk, keluarlah menuju kebencian
dan murka Alloh!’. Lalu ia berpencaran pada jasadnya, dan si malaikat mencabut nyawanya seperti duri yang dicabut dari bulu wol yang tebal dan basah (bersamaan
dengan itu terputuslah urat-urat dan
sya-rafnya). Ia dilaknat oleh setiap
malaikat di langit. Pintu-pintu langit
ditutup. Tiap penghuni langit memohon kepada
Alloh agar rohnya tidak melewati mereka. Roh-nya lalu diambil, dan ketika ia
diambil, mereka tidak membiarkan
roh itu di tangan malaikat maut sekejap mata pun sampai mereka memasukkannya di
tempat basuhan. Lalu dari roh tersebut keluar bau bangkai yang paling busuk di bumi. Setelah itu, para malaikat naik bersamanya, dan mereka tidak melewati sekumpulan malaikat kecuali yang dilewati berseru, “Siapakah roh busuk ini?”, yang ditanya menjawab, “Fulan bin
Fulan.”, dengan menyebut nama terburuk yang
biasa dipanggil-kan kepadanya di dunia. Ketika akhirnya berhenti di langit dunia, ia minta dibukakan pintu, tapi tidak dibu-kakan.
(Kemudian Rosululloh
membaca ayat):
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terha-dapnya, sekali-kali
tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka
masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.” (QS. al-A’raf [7]: 40)
Kemudian Alloh
berfirman,“Catatlah kitab amal-annya di Sijjin,
di bumi yang rendah!” kemudian Alloh berfirman,
“Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena sesungguhnya Aku telah menjanjikan mereka
bahwa Aku menciptakan mereka dari
tanah, ke tanah Ku-kem-balikan mereka,
dan dari tanah Ku-keluarkan mereka pada
kali lain.”. Rohnya lalu dilemparkan dari langit sampai mengenai
jasadnya.”.
Kemudian Rosululloh membaca ayat:
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Alloh,
maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. al-Hajj [22]:
31)
Kemudian rohnya dikembalikan ke
jasadnya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan al-Hakim)
Demikianlah
saat-saat ruh orang Mukmin dan orang kafir hendak
dicabut.
Di
samping itu, kita juga wajib mengimani akan ada-nya adzab
dan nikmat kubur.
Rosululloh
bersabda tentang keadaan seorang Mukmin ketika di
alam kuburnya:
“(Setelah
dikuburkan) sesunggguhnya ia mendengar suara gesekan sandal-sandal para pengiringnya
ketika mereka berlalu darinya, lalu ia didatangi dua malaikat yang sangat keras
hardikannya. Kemudian kedua malai-kat
itu membentaknya dan mendudukkannya lalu ber-kata,
“Siapa Robb atau Tuhanmu? Siapa nabimu? Dan apa agamamu?’. Ini adalah ujian terakhir yang menimpa seorang Mukmin.
Itulah makna firman Alloh:
“Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di
dunia dan di akhirat; dan Alloh menyesatkan orang-orang yang zhalim dan mem-perbuat apa yang Dia kehendaki.’ (QS. Ibrahim [14]: 27)
Ia menjawab, “Robbku Alloh. Agamaku Islam. Na-biku Muhammad .”. Tak lama kemudian terdengar seruan dari langit, “Hamba-Ku benar! Berikan kepada-nya pembaringan dari surga, pakaian
dari surga dan bukakanlah pintu menuju surga baginya!”.
Nabi melanjutkan, “Lalu ia diberi wewangian dari surga, dan dilapangkan kuburnya sejauh pandangan mata. Kemudian ia didatangi oleh seorang laki-laki yang tam-pan, bajunya bagus, dan dengan
aroma yang wangi, lalu berkata, “Bergembiralah
dengan kemudahan yang telah kau terima (bergembiralah dengan ridha Alloh dan surga yang berisi
kenikmatan abadi). Ini adalah hari yang te-lah dijanjikan untukmu.”.
Lalu ia (Mukmin) berkata, ‘Siapakah engkau? Wa-jahmu penuh kebaikan.’. Ia menjawab, ‘Aku adalah amal shalehmu (demi Alloh, yang aku tahu, engkau cepat dalam ketaatan, lambat dalam maksiat. Semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan!)’. Kemudian dibukakan baginya pintu surga dan pintu neraka, lalu dikatakan, ‘Ini tempatmu bila mendurhakai Alloh. Alloh membalas maksiatmu dengan neraka ini.’. Ketika ia melihat
surga, ia berdoa, ‘Ya Alloh, percepatlah datangnya hari kiamat agar aku dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan hartaku.’. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Tenanglah!’.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan al-Hakim)
Sebaliknya, jika seorang kafir atau fasik sudah dise-mayamkan dalam kuburnya, maka ia akan
merasakan adzab dalam kuburnya, sebagaimana
sabda Rosululloh dalam lanjutan haditsnya tersebut:
“Kemudian
datanglah dua malaikat yang sangat ke-jam
kepadanya. Mereka membentak dan menduduk-kannya lalu bertanya, ‘Siapakah
Robbmu?’. Ia menjawab, ‘Ha!? Ha!? Aku tidak tahu!’. Mereka bertanya
lagi, ‘Apa agamamu?’. Jawabnya, ‘Ha!? Ha!?, Aku
tidak tahu!’. Me-reka bertanya lagi, ‘Apa
pendapatmu tentang laki-laki yang
diutus kepada kalian ini?’. Ia tidak mengenal na-manya. Ketika disebut Muhammad, ia berkata, ‘Ha!?, Ha!?, Aku
tidak tahu!’. Lalu terdengarlah
seruan, ‘Hamba-Ku dusta!’ Siapkanlah
tempat tidurnya dari api neraka
dan bukakanlah pintu menuju neraka!”. Maka panas dan hawa panas neraka mendatanginya,
dan kuburan menje-pitnya
hingga tulang-tulangnya remuk. Lalu datanglah kepadanya seorang laki-laki yang
buruk wajahnya, ku-mal pakaiannya, busuk
baunya, dan berkata, ‘Bergem-biralah
dengan sesuatu yang menyengsarakanmu!
Inilah hari yang telah dijanjikan bagimu.’. Si kafir berkata, ‘Siapakah
engkau? Wajahmu membawa kejahatan.’. Yang ditanya menjawab, ‘Aku adalah
amal burukmu (demi Alloh, yang aku tahu, engkau lambat dalam menaati Alloh dan cepat dalam berbuat
maksiat. Semoga Alloh membalasmu dengan kejahatan!)’. Kemudian Alloh men-jadikan buta, tuli, dan bisu. Di
tangan malaikat ada po-tongan besi yang jika
dipakai untuk memukul gunung, gunung itu
hancur menjadi debu. Dipukullah
potongan besi itu kepadanya. Kemudian
bentuknya dikembalikan lagi seperti
semula, lalu ia dipukul lagi sampai
berteriak histeris yang terdengar oleh segala sesuatu kecuali ma-nusia dan jin. Kemudian dibukakan pintu neraka dan disiapkan untuknya tempat tidur dari neraka. Ia berte-riak, “Ya Tuhan, jangan engkau datangkan hari
kiamat.’.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan al-Hakim, dishahihkan al-Albani)
Saudaraku kaum Muslimin dan Muslimat….
Semoga Alloh menjadikan
kita dan kedua orang tua kita sebagai orang yang meninggal dunia dalam
ke-adaan beriman, mendapatkan
keridhaan dan ampunan-Nya serta dalam keadaan husnul khātimah. Amin....
Kemudian
pada saat yang dikehendaki oleh Alloh , yaitu setelah tiupan sangkakala
kedua, maka seluruh makhluk akan dikumpulkan di padang
Mahsyar dalam keadaan tidak
beralas kaki, telanjang dan tidak berkhi-tan.
Sementara matahari akhirat hanya berjarak 1 mil di atas
kepala mereka. Ketika itu, manusia dan jin benar-benar diliputi oleh ketakutan yang sangat dahsyat karena sebentar lagi akan diputuskan urusan mereka oleh Hakim yang
Maha Agung, sedangkan mereka tidak
tahu apakah tempat kesudahan mereka
setelah itu, surga ataukah neraka. Ketika
itu hubungan nasab telah terputus, orang tua tidak akan bisa menolong anaknya dan sebaliknya, anak tidak akan dapat membela kedua orang
tuanya.
Alloh berfirman:
“Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkalala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan
bapak-nya, dari isteri dan anak-anaknya, setiap
orang dari mereka pada hari itu mempunyai
urusan yang menyibukkannya.” (QS. ‘Abasa [80]:
33-37)
Rosululloh bersabda:
(( تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ
القِيَامَةِ مِنَ
الخَلْقِ حَتَّى
تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ فَيَكُونَ النَّاسُ عَلَى
قَدْرِ
أَعْمَالِهِمْ
فِي الْعَرَق، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى
كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ
إَلَى
رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حِقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ العَرَقُ إِلجَاماً )). وَأَشَارَ
رَسُولُ اللَّهِ بِيَدِهِ إِلىَ
فِيهِ.
“Matahari
didekatkan pada hari kiamat sampai jaraknya hanya
satu mil saja, maka ketika itu se-tiap orang
akan mengucurkan keringatnya sesuai dengan
kadar amal-amal mereka yang terdahulu. Di antara mereka ada yang keringatnya hingga kedua
mata kakinya, atau kedua lututnya,
atau pinggangnya, dan bahkan ada yang
sampai teng-gelam dalam keringatnya.”.
Kemudian beliau memberi isyarat dengan telunjuknya ke mulut-nya.
(HR. Muslim)
Di
tengah kondisi yang demikian panik
dan panas tersebut, ternyata ada sebagian
hamba Alloh yang tidak merasakan panas dan juga tidak merasa takut
sama sekali. Dan semoga kita semua termasuk ke dalamnya. Amin....
Rosululloh bersabda:
(( سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ
اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ،
إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا
عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ
دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ،
فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ،
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ ))
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Alloh pada hari
yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: (1) pemimpin yang adil; (2) pemuda yang tumbuh berkembang dalam ketaatan kepada Alloh; (3) orang
yang hatinya selalu terpaut de-ngan masjid; (4) dua orang yang saling mengasihi
karena Alloh, mereka bertemu dan berpisah di atas jalan Alloh; (5) seorang laki-laki yang digoda oleh seorang wanita yang memiliki nasab dan kecantikan, namun dengan tegas
ia berkata, “Saya takut kepada Alloh!”;
(6) seorang yang bersede-kah dengan rahasia
sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; dan (7) seorang
yang mengingat Alloh di kala sendirian
lalu meneteskan air matanya.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
Setelah
itu Alloh akan datang untuk menghakimi
seluruh hamba-Nya. Malaikat-malaikat dari setiap langit
pertama sampai langit ke tujuh akan mengelilingi selu-ruh manusia untuk menyaksikan
pengadilan yang sa-ngat agung tersebut.
Seluruh manusia berdiri dengan wajah
tertunduk diliputi ketakutan dan kehinaan di ha-dapan Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Agung. Tidak
ada seorang pun yang berani bicara. Tidak ada yang terdengar kecuali bisikan
dan gesekan kaki-kaki mereka, raja-raja dan penguasa yang angkuh datang da-lam keadaan terhina, telah lenyap kerajaannya, telah sirna kewibawaannya,
tak ada seorang pun dari penga-walnya yang
mendampinginya. Mereka dikumpulkan bersama rakyat jelatanya.
Binatang-binatang buas yang liar dan ganas
pun digiring dan dikumpulkan dalam keadaan
ketakutan dan tertunduk, telah hilang kega-nasannya.
Alangkah
dahsyatnya hari itu, sehingga anak-anak kecil yang tidak berdosa sedikit pun menjadi beruban seluruh rambutnya. Sungguh tidak terbayangkan ke-dahsyatan hari itu.
Cukuplah
Alloh yang melukiskan hari itu sebagai hari yang berat dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya
mereka menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak mempedulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).” (QS. al-Insan [76]: 27)
Orang-orang
yang zhalim, pandangan mereka terbe-lalak tak berkedip karena ketakutan. Tidak sempat me-noleh ke kanan
atau ke kiri. Hati mereka kosong dan
menjadi hampa, tidak bisa memahami kondisi yang sa-ngat luar biasa tersebut.
Alloh berfirman:
“Dan janganlah sekali-kali
kamu mengira, bahwa Alloh lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya Alloh memberi
tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata
(mereka) terbelalak. Mereka da-tang
bergegas-gegas dengan mengangkat kepala-nya, sedang mata mereka tidak
berkedip-kedip dan hati mereka kosong.” (QS. Ibrahim [14]: 42-43)
Setelah itu,
kitab-kitab catatan amal perbuatan akan dibagikan. Sebagian
akan menerima dengan tangan ka-nannya dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung. Sebagian lagi menerima dengan tangan kirinya dan dari balik punggungnya, mereka itulah orang-orang yang
rugi dan celaka selama-lamanya.
Kemudian
akan dipancangkan timbangan-timbangan amal, tidak ada perbuatan seberat biji sawi pun kecuali akan
didatangkan untuk ditimbang. Tidak ada
suatu perbuatan pun yang akan tersembunyi atau luput pada hari itu.
“Kami akan memasang timbangan
yang tepat pada hari kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun.
Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami
mendatangkan-nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat per-hitungan.” (QS. al-Anbiya’ [21]: 47)
Setelah itu mereka akan melewati shirāth, yaitu se-buah
titian di atas neraka Jahannam, ujung satunya di tepi
neraka Jahannam dan ujung yang satunya
lagi di depan surga. Titian tersebut lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih
tajam dari sebilah pedang. Tidak ada yang
selamat dalam melintasinya kecuali orang-orang yang ketika di dunia dahulu istiqāmah (senantiasa lu-rus)
di atas jalan Alloh .
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.