Apakah poligami adalah Selingkuh ?


Orang-orang kafir berkata bahwa poligami adalah selingkuh, bahkan Nabi adalah seorang pecandu seks (Naudzubillah min qoulihim) buktinya dia mempunyai sembilan orang istri.

Jawab: Orang yang berkata seperti ini sungguh telah melecehkan kehormatan Nabi  . Bahkan termasuk perkataan yang menyebabkan kekufuran pada pelakunya. Ternyata bukan hanya orang kafir yang menghujat poligami. Sebagian orang Islampun ikut termakan syubhat yang dilontarkan orang-orang kafir tersebut. Polemik  poligami memang dijadikan lubang untuk merongrong rumah tangga Nabi   yang suci. Berbagai syubhat bergulir seraya menyindir pedas pernikahan Nabi   dengan Aisyah, Zainab dan istri-istri Nabi   lainnya.

Bahkan semenjak zaman Rosululloh  , kaum kafir Yahudi sudah mulai menghembuskan celaan-celaan dan hujatan-hujatan kepada Nabi dan syariat poligami ini. Diriwayatkan oleh ’Umar Maula (mantan budak) Ghufroh, dia berkata:

“Orang Yahudi berkata ketika melihat Rosululloh menikahi wanita: Lihatlah orang yang tidak pernah kenyang dari makan ini, dan demi Alloh, ia tidaklah punya hasrat melainkan kepada para wanita.” (ath-Thobaqot al-Kubro karya Ibnu Sa’ad, juz VIII hal. 233)

Di antara para pencela tersebut adalah seorang orientalis klasik yang bernama Ricaldo de Monte Croce (w. 1320 M) yang menulis buku “Contra Sectam Mahumeticam Libellius” (Menentang Gaya Hidup Sekte Muhammadanism), ia menyebut agama Islam sebagai Muhammadisme yaitu agama yang diciptakan oleh Muhammad  , selain itu dengan keji ia menyebut Rosululloh sebagai setan antikristus yang amoral dan gila seks. Dia menuduh Rosululloh dengan tuduhan-tuduhan keji –semoga Alloh mengutuknya-.

Subhanalloh… seolah-olah mereka menganggap bahwa Nabi   seorang yang gila wanita, pecandu seks seperti kebiasaan bejat mereka. Sungguh sangat jauh sekali apa yang mereka tuduhkan. Orang yang mencela poligami pada hakikatnya mencela pembuat syariat.

Orang yang mengatakan bahwa poligami adalah selingkuh dia secara tidak langsung telah menuduh Nabi   dan para nabi juga selingkuh.  Padahal nabi-nabi yang diakui oleh umat Yahudi dan Kristiani, dan tersebut di dalam kitab suci mereka –walau telah  diubah-ubah- juga melakukan poligami. Nabi Ibrohim (Abraham)  , memiliki beberapa orang isteri, di antaranya adalah: Saroh (Sara) yang melahirkan Ishaq (Isaac) –kakek buyut bangsa Israil- dan Hajar (Hagar) yang melahirkan Ismail (Ishmael) –kakek buyut bangsa Arab- demikian juga Nabi Dawud   dan Sulaiman  .

Poligami juga terkenal di umat terdahulu. Dr. Muhammad Fu’ad al-Hasyimi, mantan pemeluk Kristiani yang akhirnya masuk Islam, di dalam bukunya ”Religions on The Scales” (hal. 109) berkata : “Gereja telah mengenal praktek poligami sampai abad ke-17. Tidak ada satupun dari injil yang empat diketahui adanya larangan yang secara jelas melarang poligami. Perubahan terjadi ketika orang-orang Eropa yang bertaklid kepada tradisi non poligami kaum paganis (hanya beberapa kalangan saja yang diketahui melarang poligami, karena mayoritas masyarakat Eropa –sebagaimana disebutkan sebelumnya- mempraktekan poligami secara luas). Ketika kaum minoritas anti poligami itu masuk agama Kristen, tradisi mereka menggeser tradisi poligami dan mereka memaksakan (tradisi ini) bagi penganut Kristen lainnya. Seiring berlalunya waktu, kaum Kristiani mengira bahwa larangan poligami itu merupakan esensi ajaran Kristen, padahal hal ini berangkat dari sikap taklid kepada para pendahulu mereka, yang sebagian orang (non poligamis) memaksakannya kepada lainnya (tradisinya) dan akhirnya terus berlangsung selama bertahun-tahun…” [M.F. al-Hasyimi, Religions on The Scales hal. 109]

Islam merupakan agama yang membawa rahmat. Ketika Rosululloh   datang membawa Islam yang diwahyukan Alloh   tidak melarang poligami secara mutlak dan tidak pula membebaskan begitu saja. Namun Islam membatasi hanya  empat. Dan Alloh   Maha Tahu akan hikmahnya. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari   bahwa Ghoilan ats-Tsaqofi masuk Islam sedangkan dirinya memiliki 10 orang isteri. Maka Nabi   bersabda kepadanya, “Pilihlah empat orang saja dari isteri-isterimu.”

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud   degan sanadnya bahwasanya ’Umairoh al-Asadi berkata, “Aku masuk Islam dan aku memiliki 8 orang isteri, lalu aku sampaikan hal ini kepada Nabi dan beliau pun bersabda: “Pilihlah empat diantara mereka”. Demikianlah, mereka melakukannya sebagai realisasi Firman Alloh  :

“Apabila kalian takut tidak dapat berbuat adil terhadap anak yatim (yang hendak kalian nikahi), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi: dua, tiga atau empat…” (QS. an-Nisaa’ [4]: 3)
Adapun untuk sembilan istri merupakan kekhususan Nabi   dan tidak boleh bagi umatnya. Karena memang Nabi   di berikan oleh Alloh keadilan dan kemampuan yang berbeda dengan manusia biasa. Keliru sekali orang-orang Syi’ah Rofidhoh yang menafsirkan “kawinilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi: dua, tiga atau empat…” dalam ayat di atas adalah: nikahilah dua atau tiga atau empat maksudnya 2 + 3 + 4 = 9, maka ini adalah penafsiran yang menyimpang dan menyeleweng dari Islam. Islam membatasi hanya 4 istri dan ini adalah kesepakatan ulama Islam semenjak dahulu maupun sekarang.

Di dalam Islam poligami ada aturannya. Jika seseorang tidak bisa berbuat adil, maka hendaklah menikah dengan satu istri saja. Berbeda dengan kaum terdahulu yang bebas berpoligami tanpa mensyaratkan sifat adil pada diri seseorang. Kalau mau jujur manakah yang lebih mulia, Islam ataukah mereka? Mereka mengecam poligami namun membebaskan perzinaan tanpa batas. Bahkan seseorang bebas memiliki istri simpanan seenaknya. Bukan sekedar itu, mereka sama sekali tidak bertanggung jawab terhadap pasangannya. Seolah kehidupan mereka bagai binatang bahkan lebih sesat dan buruk.

Maka jelaslah mulut sumbang dan lancang mereka dalam melecehkan nabi berpoligami tidak lain perkataan yang didasari kebencian terhadap agama Islam saja. Sangat jauh sekali jika rosul mulia adalah pecandu seks seperti yang mereka katakan. Bukankah dari 9 istri beliau yang gadis hanyalah satu, yaitu Aisyah   dan sisanya adalah janda? Jikalau nabi seperti yang mereka katakan tentu akan memilih para gadis cantik di zamannya. Tapi memang Nabi berpoligami atas perintah Alloh  . Sama sekali bukan atas kemauan nafsu birahi sendiri. Kita berlindung pada Alloh   dari perkataan busuk mereka.

Syubuhat-syubuhat di atas ibarat percikan dari mata api kebencian yang senantiasa berkobar dari orang-orang kafir, zindiq dan munafik. Terlalu banyak syubhat yang mereka genjarkan untuk memadamkan cahaya Alloh  . Memang syubhat mereka gencar namun semua itu seperti angin lalu yang  hanya berlalu membawa isu semu.

“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Alloh dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Alloh tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (QS. ash-Shoff [61]: 8)

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.