ALIRAN-ALIRAN
PEMIKIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
- IDEALISME
Idealisme
termasuk dalam kelompok filsafat tertua. Tokoh aliran ini adalah Plato (427 –
347 SM) yang secara umum dipandang sebagai bapak idealisme di Barat yang hidup
kira-kira 2500 tahun yang lalu.
Aliran
ini memandang dan menganggap yang nyata hanya idea. Idea tersebut selalu tetap
atau tidak mengalami perubahan atau pergesera. Aliran filsafat idealisme
menekankan moral dan realitas spiritual sebagai sumber-sumber utama di alam
ini.
Sejarah
idealisme berawal dari pikiran Plato. Pikirannya berpengaruh terhadap para
pemikir ± 2000 tahun sesudahnya, termasuk pemikir di kalangan agama Masehi.
Aliran ini juga telah ikut berpengaruh kepada pemikiran filosofi barat, seperti
Imanuel Kant, Hegel dan lainnya. Menurut Plato, kebenaran empiris yang dilihat
dan dirasakan terdapat dalam idea (esensi).
2 . REALISME
Realisme
berasal dari kata Real yang berarti aktual atau sesuatu yang ada. Realisme
adalah aliran yang patuh kepada yang ada (fakta). Realisme termasuk dalam
kelompok pemikiran klasik. Aliran ini berpijak atas dasar percaya akan
hakikat-hakikat yang kekal dan tidak mengalami perubahan dalam situasi dan
kondisi apapun. Kaum realisme memandang dunia ini dari sudut materi. Menurut
mereka, realitas di dunia ini adalah alam. Segala sesuatu berasal dari alam dan
yang menjadi subjek adalah hukum alam (dunia nyata, alam dan benda).
Imam
Barnadib menyatakan bahwa dalam pandangan realise, objek (luar dunia) adalah
nyata pada sendirinya. Orang dapat memiliki pengetahuan yang kurang tepat
mengenai benda atau sesuatu hal yang sesunggunhya, tetapi sebaliknya dapat
memiliki gambaran yang tepat mengenai yang nampak. Menurut aliran ini,
pengamatan, penelitian dan penarikan kesimpulan mengenai hasil-hasilnya adalah
perlu agar dapat diperoleh gambaran yang tepat secara (langsung atau tidak
langsung) mengenai sesuatu. Realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar
dan tepat apabila sesuai dengan kenyataan.
3. PERENIALISME
Perenialisme
berasal dari kata perennial yang diartikan sebagai continuing through
the whole year, atau lasting for every long time abadi atau kekal
dan baqa berarti pula tiada akhir. Dengan demikian esensi kepercayaan
filsafat perennial adalah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang
bersifat abadi. Perenialisme, sesuai dengan naanya yang berarti segala sesuatu
yang ada sepanjang sejarah ini akan dianggap suatu aliran yang ingin kembali
pada nilai-nilai masa lalu dengan maksud mengembalikan keyakinan akan
nilai-nilai asasi manusia masa silam untuk menghadapi problematika kehidupa
manusia masa sekarang dan bahkan sampai kapanpun dan dimanapun.
Pada
dasarnya filsafat perennial mengkaji sesuatu yang ada dan akan selalu ada dan
menawrkan pandangan alternatif agar manusia kembali kepada akar-akar spiritualitas
dirinya tanpa tenggelam dalam gemerlap kehidupan materi yang sering kali
membuat kita silau dan menimbulkan berbagai tindakan yang tidak sesuai dengan
kemanusiaan kita. Sehingga, dengan kembali pada pusat spiritualitas dirinya,
manusia akan memiliki pandangan dunia holistic tentang dirinya, tentang alam
dan tentang dunianya. Namun demikian filsafat perennial tidak bermaksud
menafikan keberadaan agama formal sama sekali, ia masih mempertahankan
agama-agama formal dan berusaha mencari titik temu dalam masalah-masalah
spiritual yang bersifat transenden dan esoteris. Artinya, pandangan filsafat
perennial adalah bahwa dalam setiap agama dan tradisi-tradisi esoteris, ada
suatu pengetahuan dan pesan keagamaan yang sama, yang muncul melalui beragam
nama dan dibungkus dalam berbagai bentuk dan simbol.
4. EKSISTENSIALISME
Kata
“eksistensi” menurut Save M. Dagun berasal dari kata latin “Existere”, “ex”
yang berarti keluar dan “sitere” yang berarti membuat berdiri. Jadi,
Eksistensialisme berarti apa yang ada, apa yang memiliki aktualitas dan apa
saja yang dialami. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang melukiskan dan
mendiagnosa kedudukan manusia yang sulit. Titik sentralnya adalah manusia.
Menurut eksitensialisme, hakikat manusia merupakan eksistensi dari dirinya dan
hasil aktivitas yang dilakukan merupakan cermin hakikat dirinya.
Eksistensialisme
biasa dialamatkan sebagai salah satu reaksi dari sebagian besar reaksi terhadap
beberapa sifat dari filsafat tradisional pada masyarakat modern. Dengan
demikian, eksistensialisme pada hakikatnya adalah merupakan aliran filsafat
yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan
hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Aliran ini termasuk kelompok
filsafat modern yang dimunculkan oleh Danish Soren Kierkargaard. Ia memberikan
pengertian tentang eksistensialisme sebagai suatu penolakan terhadap suatu
pemikiran abstrak, tidak logis atau tidak ilmiah. Eksistensialisme menolak
segala bentuk kemutlakan rasional.
Dengan demikian, aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan pengalaman dan situasi sejarah yang dialami manusia. Aliran ini tidak mau terikat dengan hal-hal yang bersifat abstrak dan spekulatif. Baginya, segala sesuatu dimulai dari pengalaman pribadi, keyakinan yang tumbuh dari dirinya, serta kemampuan dan keluasan jalan untuk mencapai keyakinan hidupnya. Atas dasar pandangan ini, sikap di kalangan kaum eksistensialisme seringkali nampak aneh atau lepas dari norma-norma umum. Kebebasan (freedom to do) lebih banyak menjadi ukuran dalam sikap dan perbuatannya.
Dengan demikian, aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan pengalaman dan situasi sejarah yang dialami manusia. Aliran ini tidak mau terikat dengan hal-hal yang bersifat abstrak dan spekulatif. Baginya, segala sesuatu dimulai dari pengalaman pribadi, keyakinan yang tumbuh dari dirinya, serta kemampuan dan keluasan jalan untuk mencapai keyakinan hidupnya. Atas dasar pandangan ini, sikap di kalangan kaum eksistensialisme seringkali nampak aneh atau lepas dari norma-norma umum. Kebebasan (freedom to do) lebih banyak menjadi ukuran dalam sikap dan perbuatannya.
5. PRAGMATISME
Aliran
Pragmatisme timbul pad abad 20. Pendiri aliran ini adalah Charks E. Peirce.
Pemikiran Peirce mendapat pengaruh dari Kant dan Hegel. Aliran Pragmatisme adalah
suatu aliran yang memandang realitas sebagai sesuatu yang secara tetap
mengalami perubahan (terus menerus berubah). Untuk itu, realitas hanya dapat
dikenal melalui pengalaman. Tidak ada pengetahuan yang absolut (permanet).
Realitas atau kenyataan hanyalah apa yang dapat diamati dan dirasakan.
Pengetahuan bersifat sementara dan demikian juga dengan nilai-nilai. Bagi
Pragmatisme semua yang mengalami perubahan tidak ada yang kekal (tetap). Adapun
yang kekal adalah perubahan itu sendiri.
Secara
sederhana, pemikiran filsafat pragmatisme dapapt dikatakan sebagai memalingkan
pandangan jauh-jauh dari sesuatu yang bersifat awal, prinsip-prinsip,
undang-undang dan keharusan-keharusan yang diterima dan mengarahkan pandangan
ke arah sesuatu yang akhir yakni buah, hasil dan pengaruh sesuatu itu. Aliran
ini memandang nilai suatu prinsip atau keyakinan filsafat, didasarkan atas
pengaruh nyaranya. Atas dasar ini kaum pragmatisme menjadikan kegiatan praktis
pada tingkatan pertama dan kegiatan pikir pada tingkatan kedua.
Sementara
ahli filsafat yang lain menambahkan bahwa pragmatisme merupakan suatu aliran
yang lebih mementingkan orientasinya kepada pandangan anthroposentris (berpusat
pada manusia), kemampuan kreativitas dan pertumbuhan manusia ke arah hal-hal
yang bersifat praktis, kemampuan kecerdasan dan individualitas serta perbuatan
dalam masyarakat. Aliran ini dinisbatkan kepada Amerika Serikat, aliran ini
membawa nama Amerika Serikan menjadi hidup dan menggambarkan jiwa orang-orang
Amerika dengan sejelas-jelasnya.
6. SOSIALISME
Sosialisme
pada mulanya berdasarkan marxisme. Aliran ini merupakan aggregasi dari ide
filsafat yang dikembangkan dalam sosial Karl Marx. Akar filsafat Karl Marx
(marxisme) terdapat pada filsafat Hegel (Jerman) dan kemudian dikembangkan oleh
Karl Marx dan Frederich Engles sehingga akhirnya menjadi aliran tersendiri yang
bernama historis materialisme.
Aliran
filsafat ini terdapat di beberapa bagian dunia masa kini. Meskipun berbeda-beda
namanya, tetapi memiliki substansi nilai yang sama. Kadang-kadang digunakan
nama sosialisme masrxisme (dinisbatkan kepada Karl Marx), Marxisme Leninisme
(dinisbatkan kepada Karl Marx peletak dasar dan Lenin pelaksananya) atau
komunisme dengan sifatnya yang merangkum semua pemikiran-pemikiran komunisme
(sosialisme ilmiah).
7. PROGRESIVISME
Progresivisme
berasal dari kata “progress” yang
berarti kemajuan. Secara harfiah dapat diartikan sebagai aliran yang
menginginkan kemajuan secara cepat.
Progresivisme
adalah suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar
pemberian sekumpulan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi hendaklah berisi
aktivitas-aktivitas yang mengarah kepada pelatihan kemampuan berfikir mereka
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berfikir secara sistematis melalui
cara-cara ilmiah seperti memberikan analisis, pertimbangan dan pembuatan
kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan
masalah yang dihadapi. Progresivisme disebut juga instrumentaslisme, karena
aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk
hidup, untuk mengembangkan keperibadian manusia.
Dia disebut eksperimentalisme karena aliran tersebut menyadari dan mempraktekkan asa eksperimen yang merupakan untuk menguji kebenaran suatu teori. Ia dinamakan enviromentalisme karena aliran ini menganggap bahwa lingkungan hidup mempengaruhi pembinaan kepribadian.
Dia disebut eksperimentalisme karena aliran tersebut menyadari dan mempraktekkan asa eksperimen yang merupakan untuk menguji kebenaran suatu teori. Ia dinamakan enviromentalisme karena aliran ini menganggap bahwa lingkungan hidup mempengaruhi pembinaan kepribadian.
izin copas :)
BalasHapus