ARTIKEL
KRITERIA ORANG YANG MATANG BERAGAMA
KRITERIA ORANG YANG
MATANG BERAGAMA
Manusia mengalami dua macam perkembangan, yaitu perkembangan jasmani dan perkembangan rohani. Perkembangan jasmani diukur berdasarkan umur kronologis dan puncak perkembangan jasmani yang dicapai manusia disebut kedewasaan. Sedangkan perkekmbangan rohani diukur berdasarkan kemampuan dan pencapaian tingkat kemampuan (abilitas) tertentu bagi perkembangan rohani disebut dengan istilah kematangan (maturity).
Seorang
anak yang normal, dalam usia tujuh tahun (jasmani) umumnya sudah matang untuk
sekolah. Maksudnya di usia itu anak-anak yang normal sudah mempu mengikuti
program sekolah. Anak-anak yang normal memiliki tingkat perkembangan yang
sejajar antara jasmani dan rohaninya.
Tetapi
dalam kenyataan tak jarang kita temui ada anak-anak yang memiliki perkembangan
jasmani dan rohani yang berbeda. Terkadang secara jasmani perkembangannya sudah
sampai tingkat usia kronologis tertentu, namun belum memiliki kematangan yang
seimbang dengan tingkat usianya. Anak-anak seperti ini disebut dengan anak yang
mengalami keterlambatan perkembangan rohani, yang kebanyakan disebabkan
hambatan mental. Sebaliknya ada anak-anak yang perkembangan rohaninya
mendahului perkembangan jasmaninya. Anak-anak seperti ini dinamai anak yang
mengalami percepatan kematangan, yang umumnya dikarenakan adanya kemampuan
bakat tertentu yang istimewa.
Keterlambatan
pencapaian kematangan rohani ini menurut para ahli psikologi sebagai
keterlambatan dalam perkembangan kepribadian. Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi
masalah ini, yaitu (1) faktor yang terdapat pada diri anak dan (2) faktor yang
berasal dari lingkungan.
Adapun
faktor intern anak yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah (1)
konstitusi tubuh, (2) keadaan fisik, (3) koordinasi motorik, (4) kemampuan
mental dan bakat khusus, intelegensi tinggi dan hambatan mental; (5)
emosionalitas.
Faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadaian adalah (1)
keluarga; (2) sekolah. Selain itu ada faktor lain juga yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang, yaitu faktor kebudayaan tempat seseorang di
besarkan. Kebudayaan turut mempengaruhi pembentukan tingkah pola lalu serta
berperan dalam pembentukan kepribadian.
Kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah lau merupakan ciri dari kematangan beragama. Jadi, kematangan beragama terlihat dari kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menganut suatu agama karena menurut keyakinannya agama tersebutlah yang terbaik. Karena itu, ia berusaha menjadi penganut yang baik. Keyakinan itu ditampilkan dalam sikap dan tingkah laku keagamaan yang mencerminkan ketaatanterhadap agamanya.
Sebaliknya,
dalam kehidupan tak jarang dijumpai mereka yang taat beragama itu
dilatarbelakangi oleh berbagai pengalaman agama serta tipe kepribadian
masing-masing. Kondisi seperti itu mernurut temuan psikologi agama mempengaruhi
sikap keagamaan seseorang. Dengan demikian, perngaruh tersebut secara umum
memberi ciri-ciri tersendiri dalam sikap keberagamaan masing-masing.
Semoga kami sekeluarga masuk dalam kriteria ini. Amin
BalasHapusAmin ya Allah
Hapus