PENGERTIAN PSIKOLOGI
AGAMA
Psikologi agama menggunakan dua kata yaitu psikologi dan agama. Kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda. Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab. Menurut Robert H. Thouless, psikologi sekarang dipergunakan secara umum untuk ilmu tentang tingkah laku dan pengalaman manusia.
Para
ahli psikologi secara umum menjelaskan bahwa psikologi adalah ilmu yang mencoba
meneliti dan mempelajari sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari
gejala-gejala kejiwaan yang berada di belakangnnya. Karena jiwa itu sendiri
bersifat abstrak, maka untuk mempelajari kehidupan kejiwaan manusia hanya
mungkin dilihat dari gejala yang nampak, yaitu pada sikap dan tingkah laku yang
ditampilkan.
Selanjutnya,
agama juga menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan batin manusia.
Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Hal
ini pula yang menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat
tentang agama. Bahkan J.H. Leuba dalam bukunya Psychological Study of
Religion mengatakan bahwa usaha untuk membuat definisi tentang agama adalah
usaha yang tidak ada gunanya. Sedangkan Walter Houston Clark dengan tegas, juga
mengakui bahwa tidak ada yang lebih sukar daripada mencari kata-kata yang dapat
digunakan untuk membuat definisi agama.
Menurut
Prof. Dr. Zakiah Darajat, Psikologi Agama meneliti dan menelaah kehidupan
beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama
itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Di samping
itu, psikologi agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama
pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.
Psikologi
agama dengan demikian merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari
tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama
yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.
Upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui
pendekatan psikologi. Jadi penelaahan tersebut bersifat kajian empiris.
RUANG LINGKUP DAN
KEGUNAANNYA
Sebagai
disiplin ilmu yang otonom, psikolog agama memiliki ruang lingkup pembahasannya
tersendiri yang dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari masalah agama
yang lainnya.
Prof.
Dr. Zakiah Darajat menjelaskan ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian
psikologi agama meliputi kajian mengenai:
- Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan tentram sehabis sembahyang, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah berdoa atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah dan menyerah setelah berdzikir dan lainnya.
- Bagaimana perasaan dan pengalaman seorang secara individual terhadap Tuhannya.
- Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati pada tiap-tiap orang.
- Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka
- Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat –ayat suci.
- Tegasnya, psikologi agama hanya mempelajari dan meneliti fungsi-fungsi jiwa yang memantul dan memperlihatkan diri dalam perilaku dalam kaitannya dengan kesadaran dan pengalaman agama manusia. Ke dalamanya juga termasuk unsur-unsur keyakinan yang bersifat gaib seperti Tuhan, surga dan neraka, kebenaran sesuatu agama, kebenaran ktab suci dan lainnya, yang tak mungkin teruji secara empiris.
Dengan
demikian, psikologi agama menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat adalah mempelajari
kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan
tindak agama orang itu dalam hidupnya.
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.