RASULULLAH
SEJARAH
SIRAH
WAFAT
WASIAT RASULULLAH SEBELUM WAFAT YANG WAJID DIKETAHUI SELURUH KAUM MUSLIMIN
Wasiat-Wasiat Rosululloh
Rosululloh adalah sang qudwah bagi seluruh umat sejak diangkat menjadi seorang Rosul. Sedari itu, tidaklah suatu perintah atau larangan yang bersifat wajib maupun sunnah kecuali beliau selalu menjadi orang yang pertama untuk mengaplikasikan dalam lini kehidupannya. Kemudian di antara anjuran yang Alloh dan Rosul-Nya perintahkan kepada kaum Muslimin adalah tentang wasiat, sebagaimana firman-Nya:
“Diwajibkan atas kalian, apabila seorang di antara kalian kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqoroh [2]: 180)
Juga sabda Rosululloh :
Rosululloh adalah sang qudwah bagi seluruh umat sejak diangkat menjadi seorang Rosul. Sedari itu, tidaklah suatu perintah atau larangan yang bersifat wajib maupun sunnah kecuali beliau selalu menjadi orang yang pertama untuk mengaplikasikan dalam lini kehidupannya. Kemudian di antara anjuran yang Alloh dan Rosul-Nya perintahkan kepada kaum Muslimin adalah tentang wasiat, sebagaimana firman-Nya:
“Diwajibkan atas kalian, apabila seorang di antara kalian kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqoroh [2]: 180)
Juga sabda Rosululloh :
)) مَا حَقُّ اِمْرِئٍ مُسْلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُرِيدُ أَنْ يُوصِيَ فِيهِ يَبِيتُ لَيْلَتَيْنِ إِلَّا وَوَصِيَّتُهُ مَكْتُوبَةٌ عِنْدَهُ((
“Tidak baik bagi seorang Muslim memiliki sesuatu yang ingin diwasiatkan bermalam dua malam, kecuali wasiatnya itu tertulis di sisinya.” (HR. Muslim)
Sebagaimana kita ketahui bahwa para nabi dan rosul ketika wafat tidaklah meninggalkan harta, lalu berupa apakah yang Beliau wasiatkan untuk umatnya? Yang Beliau wasiatkan untuk umatnya ketika hendak wafat adalah ilmu, yaitu ilmu syariat Islam. Oleh karenanya, kita sebagai umat Muhammad hendaknya berlomba-lomba dalam menuntut ilmu syar’i agar menjadi salah seorang pewaris nabi.
Faidah yang bisa kita ambil dari hal tersebut adalah agar tidak ada pembatasan jumlah yang berhak menerima warisan para nabi. Tatkala harta yang diwariskan, ketika sampai pada bilangan atau hitungan tertentu dalam pembagian, sebanyak apapun hartanya niscaya akan habis juga. Akan tetapi ketika ilmu yang diwariskan, maka sepanjang bumi ini ada, serta kiamat belum tiba, maka ilmu itu akan terus ada dan tidak punah serta habis. Yang menjadi pertanyaan adalah, siapakah yang mau menerima dan mencari warisan dari para nabi tersebut…?
Berbicara tentang wasiat para nabi adalah ilmu, lalu ilmu apa yang diwariskan Nabi kita Muhammad kepada umat sepeninggalnya? Kalau kita mau menghitung ilmu apa yang telah diajarkan oleh Rosululloh untuk umatnya, tentu kita tidak akan bisa menghitungnya. Karena tidaklah Beliau meninggalkan umat ini melainkan ia telah menunaikan semua amanat yang Alloh berikan kepadanya, juga mengajarkan semua ilmu dien-Nya. Karena begitu sempurnanya agama yang beliau ajarkan kepada umatnya serta tidak ada yang tertinggal sedikitpun, malamnya seperti siangnya. Semuanya jelas, tidak ada yang samar atau buram.
Meski ilmu yang Beliau sampaikan kepada umatnya begitu banyak, namun di bawah ini adalah di antara ilmu apa yang Beliau wasiatkan untuk kaum Muslimin ketika detik-detik terakhir menjelang wafatnya:
1. Anjuran berpegang teguh dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. Perintah ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitabnya al-Muwaththo’, bahwa Rosululloh bersabda:
))تَركْتُ فيكُمْ أَمْرَيْنِ لنْ تَضِلُّوا ما تَمسَّكْتُمْ بهما كتابَ الله، وسنّة رسولِهِ((
“Telah aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, siapa yang berpegang teguh dengan keduanya niscya dia tidak akan tersesat untuk selama-lamanya: yaitu kitabulloh (al-Qur’an) dan as-Sunnah.”
2. Larangan menjadikan kuburan sebagai masjid. Wasiat ini beliau sampaikan untuk umatnya sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori dan Muslim dari ‘Aisyah , ia berkata bahwa Rosululloh bersabda:
))لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى، اِتَّخَذُوا قُبُور أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِد((
“Alloh mengutuk orang-orang Yahudi dan Nashoro (Kristen) yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid (tempat ibadah).”
3. Larangan adanya dua agama di bumi Arab. Dengan sanad (jalur) yang shohih, Imam Ahmad, al-Baihaqi, al-Bazzar, Ibnu Abi Syaibah dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Huroiroh ia telah menceritakan bahwa Rosululloh bersabda:
))لاَ يَجْتَمِعُ فِى جَزِيرَةِ الْعَرَبِ دِينَانِ((
“Tidak boleh berkumpul dua agama di jazirah (wilayah) Arab.”
4. Perintah menjaga sholat. Sebelum Rosululloh wafat, beliau mewasiatkan kepada kaum Muslimin untuk menjaga sholat, hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan-nya dari Ummu Salamah , ia berkata:
))أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ كَانَ يَقُولُ فِي مَرَضِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ الصَّلَاةَ((
“Sesungguhnya ketika Rosululloh sakit yang menghantarkannya kepada kematian ia berkata: jagalah sholat.” (HR. Ibnu Majah)
5. Perintah menjaga budak-budak. Begitu penting-nya masalah budak, Beliau pun tidak luput berwasiat untuk kaum Muslimin agar menjaga dan memperhatikan budak-budak yang dimilikinya.
Rosululloh bersabda:
“Jagalah budak-budak kalian” (HR. Ibnu Majah)
6. Kabar gembira tentang Fathimah . Disebutkan dalam kitab Shohih al-Bukhori dari ‘Aisyah bahwa sebelum Rosululloh wafat, ia pernah memanggil Fathimah untuk menghadapnya seorang diri:
))عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَعَا النَّبِيُّ فَاطِمَةَ ابْنَتَهُ فِي شَكْوَاهُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ فَسَارَّهَا بِشَيْءٍ فَبَكَتْ ثُمَّ دَعَاهَا فَسَارَّهَا فَضَحِكَتْ قَالَتْ فَسَأَلْتُهَا عَنْ ذَلِكَ فَقَالَتْ سَارَّنِي النَّبِيُّ فَأَخْبَرَنِي أَنَّهُ يُقْبَضُ فِي وَجَعِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ فَبَكَيْتُ ثُمَّ سَارَّنِي فَأَخْبَرَنِي أَنِّي أَوَّلُ أَهْلِ بَيْتِهِ أَتْبَعُهُ فَضَحِكْتُ((
Dari ‘Aisyah ia berkata: “Bahwa ketika Nabi sedang sakit yang mengantarkan kepada kematiannya, ia memanggil putrinya Fathimah, kemudian membisikkan sesuatu kepadanya, lalu Fathimah menangis. Setelah itu membisikkan sesuatu lagi kepadanya, maka kali ini ia tersenyum. Melihat hal tersebut ‘Aisyah bertanya kepadanya apa yang sebenarnya terjadi. Fathimah menjawab: “Rosululloh mengkabarkan kepada-nya bahwa beliau akan wafat, maka akupun menangis, kemudain Beliau mengkabarkan yang kedua kalinya bahwa yang pertama kali menyusul adalah diriku, maka akupun tersenyum”.
7. Wasiat kepada Hasan dan Husein c, di hari sebelum Rosululloh wafat, ia memanggil Hasan dan Husein c untuk diberikan wasiat. Menurut salah satu riwayat yang shohih bahwa isi wasiat yang disampaikan oleh Rosululloh kepada Hasan dan Husein c adalah agar mereka berdua selalu berbuat baik.
8. Wasiat untuk para istrinya, tidak lama berselang setelah Rosul memanggil kedua cucunya, beliau memanggil semua istrinya. Rosululloh menasihati dan memperingatkan mereka.
9. Wasiat agar berbuat baik kepada Abu Bakar ,
Rosululloh bersabda:
“Orang yang paling banyak memberikan jasa dan hartanya kepadaku ialah Abu Bakar. Seandainya aku mengambil kekasih selain Robb-ku, sungguh Abu Bakarlah orangnya. Akan tetapi persaudaraan dan kasih sayang (di antara kami) hanyalah lantaran Islam. Semua pintu kecil di dalam masjid harus ditutup kecuali pintu kecil milik Abu Bakar.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
10. Sebagai qudwah untuk seluruh kaum Muslimin, maka dalam memberikan wasiat pun Rosululloh tidak hanya sebatas kepada keluarganya saja tapi seluruhnya. Di antara yang diberikan wasiat oleh beliau selain keluarganya adalah kaum Anshor.
az-Zuhri v berkata, “Pada saat Rosululloh menyampaikan sholawat, memintakan ampun, dan menyebutkan para syuhada Uhud, beliau juga bersabda sebagai berikut: “Wahai kaum Muhajirin, hendaklah kalian berbuat baik terhadap kaum Anshor, karena manusia terus bertambah sedang kaum Anshor tetap pada bentuk asli mereka. Sesungguhnya kaum Anshor adalah orang-orang dekatku dimana aku berlindung kepada mereka. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada siapa saja di antara mereka yang berbuat baik dan maafkan siapa saja di antara mereka yang berbuat salah.”” (HR. al-Bukhori)
11. Manasik haji. Disebutkan dalam kitab al-Bukhori dan Muslim bahwa Rosululloh bersabda:
)) خُذُوا عَني مَناسِكَكُمْ، لا أدري لَعَلَّي لا أَحُجُّ بَعْدَ حَجَّتي هَذِهِ((
“Ambillah dariku cara berhaji kalian, karena aku tidak mengetahui apakah aku akan menunaikan haji lagi setelah haji tahun ini atau tidak.”
12. Wasiat tentang Usamah . Sebelum datangnya sakit yang mengantarkan kepada kematiannya, Rosululloh berencana untuk mengirim pasukan Usamah bin Zaid bin Haritsah c guna menghadapi pasukan Romawi. Beliau memerintahkannya agar berangkat menuju Balqo’ dan Palestina, pada saat itu usia Usamah adalah 18 tahun. Melihat usia yang relatif muda, banyak para sahabat senior yang merasa keberatan dengan pengiriman pasukan yang dipimpin oleh Usamah. Namun Rosululloh tidak menerima keberatan mereka atas pengangkatan Usamah tersebut, bahkan beliau berpesan agar memperlakukan Usamah dengan baik. Di tengah persiapannya Alloh berkehendak lain, sebelum pasukan berangkat menuju medan tempur, Rosululloh jatuh sakit sehingga keberangkatan pasukan pun ditunda, padahal kala itu Usamah sudah menerima panji yang dikibarkan oleh Rosululloh dan ia juga telah mengambil markas pasukan di al-Juruf. Sepeninggal beliau wasiat ini dilaksanakan oleh Abu Bakar .
13. Perintah memuliakan para delegasi. Setiap kali ada utusan delegasi dari kaum Arab yang datang, Beliau selalu memuliakannya dengan sebaik-baik pelayanan. Maka tidaklah salah sebelum beliau wafat, beliau juga mewasiatkan kepada para sahabatnya agar senantiasa memuliakan mereka.
BACA JUGA : SYUBHAT SYIAH YANG TERJADI SETELAH KEMATIAN RASULULLAH
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.