PENGERTIAN SIRAH NABI DAN URGENSINYA


Materi atau beragam pembahasan Siroh Nabi merupakan kajian utama bagi pembentukan aspek pengamalan praktis (‘amaliyyah) dan pembinaan karakter (tarbawiyyah), serta sebagai faktor pendorong terbentuknya perilaku nyata dalam kehidupan (sulūkiyyah), baik dalam pendidikan maupun pengajaran.
Mengapa demikian?

Karena Siroh Nabi adalah realisasi nyata dari dasar-dasar kehidupan dan prinsip-prinsip dakwah yang digariskan dan ditetapkan oleh Rosululloh  , pendidik atau guru (murobbī) pertama dalam lintasan sejarah Islam. Dalam Siroh Nabawiyah, terdapat beragam kisah, rentetan peristiwa dan berbagai kejadian istimewa yang seluruh rangkaiannya mampu mendatangkan nilai positif bagi para murobbī, da’i dan bahkan bagi seluruh umat manusia, sekalipun tergolong sebagai masyarakat awal sekalipun.

Definisi Siroh Nabi 
as-Sīroh an-Nabawiyyah atau ‘ilm as-sīroh sering diistilahkan pula dengan ‘ilm as-siyar  atau ‘ilm al-maghozī, adalah ilmu yang menelaah dan mengkaji kehidupan Rosululloh  , baik tentang pribadi, sifat-sifat maupun tentang seluruh perilaku dan aspek kehidupan beliau lainnya, termasuk dalam kapasitasnya sebagai juru dakwah yang menyampaikan risalah dan dalam mentarbiyah para Sahabatnya.

Mayoritas para ulama menghimpun kajian Siroh Nabi dalam ‘ilm at-tārikh (sejarah), yang mencakup sejarah bangsa Arab, sejarah kaum Muslimin dan sejarah umum dunia.

Terkadang ilmu siroh pun dianggap sebagai bagian dari kajian hadits nabawi, karena menggambarkan liku-liku kehidupan Nabi  , yang bersifat khusus maupun umum. Kajian ini sering dijadikan materi dalam ilmu hadits dan telah dikodifikasikan dalam berbagai kitab-kitab Hadits atau Sunnah.

Penulisan dan Pengkodifikasian Siroh Nabi 
Ketika kaum Muslimin generasi pertama mulai tergerak untuk mengkaji penafsiran al-Qur’an dan menghimpun hadits-hadits Nabi  , merekapun merasa sangat butuh untuk dapat mengetahui penjelasan tentang tempat-tempat turunnya wahyu dan berbagai rentetan peristiwa lainnya yang pernah terjadi. Ternyata hal ini terkait erat dengan pengkodifikasian hadits, tasyri’, pengkajian tentang yang halal dan haram serta berbagai sabda Nabi   yang berkaitan dengan tasyri’, tafsir dan mau’izhoh (nasehat). Akhirnya, penulisan dan pengkodifikasian (pembukuan) berbagai hal dan peristiwa yang dialami Nabi   mulai muncul dan dianggap sebagai hal yang urgen dalam memahami Islam, baik teoritis maupun praktis. Dari sini dimulailah babak baru dalam penulisan dan pengkodifikasian Siroh Nabi  .

Urgensi Siroh Nabi 
Siroh Nabi yang merupakan perjalanan hidup Nabi dan Rosul terakhir, Muhammad   adalah bagian dari sejarah, bahkan sejarah yang paling agung dan paling mulia dalam kehidupan umat manusia, semenjak beliau dilahirkan hingga wafatnya. Karena itu, Siroh Nabi ini memiliki banyak kemuliaan dan keagungan yang menunjukkan urgensitas dalam mengkajinya, antara lain:
•    Bahwa Siroh Nabi adalah sebuah perjalanan sejarah yang memiliki sifat-sifat istimewa, yaitu perjalanan sejarah yang mencakup berbagai sisi kehidupan umum dan didukung secara legalitas dan validitas berdasarkan al-Qur’an, wahyu yang terpelihara dari berbagai kebatilan hingga akhir zaman.
•    Siroh Nabi adalah perjalanan hidup yang hakiki lagi nyata, bukan cerita khayalan ataupun kisah fiksi, yang diterima secara turun-temurun oleh seluruh kaum Muslimin.
•    Siroh Nabi adalah perjalanan hidup hakiki yang kebenarannya dapat dibuktikan secara ilmiah oleh para ahli tahqīq (peneliti) dan diriwayatkan oleh para perawi yang terpercaya, sesuatu yang tidak dimiliki kisah lainnya.
•    Mempelajari Siroh Nabi tidak dapat dianggap sebagai hal membuang waktu dengan percuma, justru menimbulkan antusiasme dan kecintaan mendalam dalam lubuk hati.
•    Bahwa syakhshiyyah (kepribadian) Rosululloh   dengan beragam sifat dan kebiasaan luhurnya sanggup menumbuhkan akhlak mulia, sehingga sangat layak untuk dijadikan suri teladan (qudwah hasanah).
Alloh   berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Alloh.” (QS. al-Ahzab [33]: 21)
Alloh   juga berfirman:

“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepada kalian semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kalian kepada Alloh dan Rosul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimat (kitab-kitab)-Nya dan ikutilah ia, supaya kalian mendapat petunjuk.” (QS. al-A’rof [7]: 158)

Terkait dengan urgensi dan pentingnya Siroh Nabi tersebut bagi kaum Muslimin, berikut beberapa atsar dan perkataan para ulama yang menyingkap urgensi siroh Nabi tersebut:

‘Ali bin al-Husain   berkata, “Kami diajarkan sejarah peperangan Rosululloh   sebagaimana kami diajarkan surat dalam al-Qur’an.”
az-Zuhri   berkata, “Ilmu tentang peperangan Rosululloh   merangkum ilmu dunia dan akhirat sekaligus.”

Ibnul Jauzi   berkata, “Saya memandang kesibukan dalam belajar ilmu fikih dan menyelidiki riwayat hadits hampir mencukupi untuk kebaikan jiwa, tinggal menyempurnakannya dengan sentuhan-sentuhan hati dan mempelajari sejarah perjalanan salafush sholih (utamanya Siroh Nabi).”

Ibnu Hazm   berkata, “Siroh Muhammad   bagi yang merenunginya akan mengantarkannya kepada kewajiban beriman dan percaya penuh kepadanya, bersaksi bahwa beliau adalah utusan Alloh atau Rosul yang sebenarnya, bahkan seandainya beliau tidak memiliki mukjizat kecuali siroh atau perjalanan hidupnya, maka inipun sudah cukup baginya!”.

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.