HADITS BUKHARI KITAB BAB 1 : TENTANG PERMULAAN WAHYU BESERTA PENJELASANNYA - Makalah Nih
Kitab Hadits Sahih al-Bukhari
Kitab : Permulaan Wahyu
Bab : Permulaan wahyu
Hadits Nomor : 1
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ
يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى
الْمِنْبَرِ
قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا
يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ
إِلَيْهِ
Telah menceritakan kepada kami
Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami
Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al
Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi,
bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah
mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung
niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan;
Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena
seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia
diniatkan"
Hadits Nomor : 2
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ
الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا
قَالَ وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا
يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ
عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ
جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا
Telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Hisyam bin
'Urwah dari bapaknya dari Aisyah Ibu Kaum Mu'minin, bahwa Al Harits bin Hisyam
bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Wahai
Rasulullah, bagaimana caranya wahyu turun kepada engkau?" Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Terkadang datang kepadaku seperti
suara gemerincing lonceng dan cara ini yang paling berat buatku, lalu terhenti
sehingga aku dapat mengerti apa yang disampaikan. Dan terkadang datang Malaikat
menyerupai seorang laki-laki lalu berbicara kepadaku maka aku ikuti apa yang
diucapkannya". Aisyah berkata: "Sungguh aku pernah melihat turunnya
wahyu kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari yang sangat
dingin lalu terhenti, dan aku lihat dahi Beliau mengucurkan keringat."
Hadits Nomor : 3
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ
أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا
الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ
فَلَقِ الصُّبْحِ ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ
فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ
أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى
خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ
حِرَاءٍ فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ
فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ
اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى
بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا
بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ
{ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي
خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ }
فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُفُ فُؤَادُهُ فَدَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ
بِنْتِ خُوَيْلِدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَقَالَ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي
فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ فَقَالَ لِخَدِيجَةَ وَأَخْبَرَهَا
الْخَبَرَ لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي فَقَالَتْ خَدِيجَةُ كَلَّا وَاللَّهِ مَا
يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ
وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ بْنِ
أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى ابْنَ عَمِّ خَدِيجَةَ وَكَانَ امْرَأً قَدْ
تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعِبْرَانِيَّ
فَيَكْتُبُ مِنْ الْإِنْجِيلِ بِالْعِبْرَانِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ
يَكْتُبَ وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ يَا
ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ يَا ابْنَ أَخِي
مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خَبَرَ مَا رَأَى فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ
اللَّهُ عَلَى مُوسَى يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ
يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ قَالَ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ
بِهِ إِلَّا عُودِيَ وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا
ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ وَفَتَرَ الْوَحْيُ
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ
وَأَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ
اللَّهِ الْأَنْصَارِيَّ قَالَ وَهُوَ يُحَدِّثُ عَنْ فَتْرَةِ الْوَحْيِ فَقَالَ
فِي حَدِيثِهِ بَيْنَا أَنَا أَمْشِي إِذْ سَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ السَّمَاءِ
فَرَفَعْتُ بَصَرِي فَإِذَا الْمَلَكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءٍ جَالِسٌ عَلَى
كُرْسِيٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَرُعِبْتُ مِنْهُ فَرَجَعْتُ فَقُلْتُ
زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى
{ يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ
فَأَنْذِرْ إِلَى قَوْلِهِ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ }
فَحَمِيَ الْوَحْيُ وَتَتَابَعَ
تَابَعَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ وَأَبُو صَالِحٍ وَتَابَعَهُ هِلَالُ بْنُ
رَدَّادٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ وَقَالَ يُونُسُ وَمَعْمَرٌ بَوَادِرُهُ
Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Bukair berkata, Telah menceritakan kepada kami dari Al Laits dari
'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari Aisyah -Ibu Kaum
Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: "Permulaaan wahyu yang datang kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam
tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh.
Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua
Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya
sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk
bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal.
Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya
berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca".
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan
memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi:
"Bacalah!" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Maka
Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan
berkata lagi: "Bacalah!". Beliau menjawab: "Aku tidak bisa
baca". Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya
dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)." Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada keluarganya dengan membawa kalimat
wahyu tadi dalam keadaan gelisah. Beliau menemui Khadijah binti Khawailidh
seraya berkata: "Selimuti aku, selimuti aku!". Beliau pun diselimuti
hingga hilang ketakutannya. Lalu Beliau menceritakan peristiwa yang terjadi
kepada Khadijah: "Aku mengkhawatirkan diriku". Maka Khadijah berkata:
"Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selamanya, karena engkau
adalah orang yang menyambung silaturrahim." Khadijah kemudian mengajak
Beliau untuk bertemu dengan Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra
paman Khadijah, yang beragama Nasrani di masa Jahiliyyah, dia juga menulis buku
dalam bahasa Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam Bahasa Ibrani dengan izin
Allah. Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta. Khadijah berkata:
"Wahai putra pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh putra
saudaramu ini". Waroqoh berkata: "Wahai putra saudaraku, apa yang
sudah kamu alami". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan
peristiwa yang dialaminya. Waroqoh berkata: "Ini adalah Namus, seperti
yang pernah Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku masih muda dan aku
masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu". Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya: "Apakah aku akan diusir mereka?" Waroqoh
menjawab: "Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa
seperti apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku
ada saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku".
Waroqoh tidak mengalami peristiwa yang diyakininya tersebut karena lebih dahulu
meninggal dunia pada masa fatroh (kekosongan) wahyu. Ibnu Syihab berkata; telah
mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al
Anshari bertutur tentang kekosongan wahyu, sebagaimana yang Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam ceritakan: "Ketika sedang berjalan aku
mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata Malaikat
yang pernah datang kepadaku di gua Hiro, duduk di atas kursi antara langit dan
bumi. Aku pun ketakutan dan pulang, dan berkata: "Selimuti aku. Selimuti
aku". Maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu: (Wahai orang yang berselimut)
sampai firman Allah (dan berhala-berhala tinggalkanlah). Sejak saat itu wahyu
terus turun berkesinambungan." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abdullah
bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh Hilal bin Raddad dari Az Zuhri. Dan Yunus
berkata; dan Ma'mar menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri.
Hadits Nomor : 4
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ
إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ
أَبِي عَائِشَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
فِي قَوْلِهِ تَعَالَى
{ لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ
لِتَعْجَلَ بِهِ }
قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنْ التَّنْزِيلِ شِدَّةً وَكَانَ
مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا
لَكُمْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُحَرِّكُهُمَا وَقَالَ سَعِيدٌ أَنَا أُحَرِّكُهُمَا كَمَا رَأَيْتُ ابْنَ
عَبَّاسٍ يُحَرِّكُهُمَا فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى
{ لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ
لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ }
قَالَ جَمْعُهُ لَكَ فِي
صَدْرِكَ وَتَقْرَأَهُ
{ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ
قُرْآنَهُ }
قَالَ فَاسْتَمِعْ لَهُ
وَأَنْصِتْ
{ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ }
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا أَنْ
تَقْرَأَهُ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ
ذَلِكَ إِذَا أَتَاهُ جِبْرِيلُ اسْتَمَعَ فَإِذَا انْطَلَقَ جِبْرِيلُ قَرَأَهُ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَرَأَهُ
Telah menceritakan kepada kami
Musa bin Isma'il dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah
berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Musa bin Abu Aisyah berkata,
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas tentang firman
Allah Ta'ala: (Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena
hendak cepat-cepat ingin (menguasainya)." Berkata Ibnu 'Abbas:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat kuat keinginannya untuk
menghafalkan apa yang diturunkan (Al Qur'an) dan menggerak-gerakkan kedua bibir
Beliau." Berkata Ibnu 'Abbas: "aku akan menggerakkan kedua bibirku
(untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam melakukannya kepadaku". Berkata Sa'id: "Dan aku akan
menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana aku
melihat Ibnu 'Abbas melakukannya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menggerakkan kedua bibirnya, Kemudian turunlah firman Allah Ta'ala: Janganlah
kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat
(menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya". Maksudnya Allah
mengumpulkannya di dalam dadamu (untuk dihafalkan) dan kemudian kamu
membacanya: "Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah
bacaannya itu". Maksudnya: "Dengarkanlah dan diamlah". Kemudian
Allah Ta'ala berfirman: "Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
penjelasannya. Maksudnya: "Dan Kewajiban Kamilah untuk membacakannya"
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sejak saat itu bila Jibril 'Alaihis
Salam datang kepadanya, Beliau mendengarkannya. Dan bila Jibril 'Alaihis Salam
sudah pergi, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membacakannya (kepada para
sahabat) sebagaimana Jibril 'Alaihis Salam membacakannya kepada Beliau
shallallahu 'alaihi wasallam
Hadits Nomor : 5
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ قَالَ
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ ح و
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ
أَخْبَرَنَا يُونُسُ وَمَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ نَحْوَهُ قَالَ أَخْبَرَنِي
عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي
رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ
رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Telah menceritakan kepada kami Abdan dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhri dan dengan riwayat yang sama, telah menceritakan pula kepada kami Bisyir bin Muhammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri seperti lainnya berkata, telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Abdullah dari Ibnu 'Abbas berkata, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril 'Alaihis Salam menemuinya, dan adalah Jibril 'Alaihis Salam mendatanginya setiap malam di bulan Ramadlan, dimana Jibril 'Alaihis Salam mengajarkan Al Qur'an. Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jauh lebih lembut daripada angin yang berhembus.
Hadits Nomor : 6
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ
الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ
أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا سُفْيَانَ بْنَ حَرْبٍ
أَخْبَرَهُ
أَنَّ هِرَقْلَ أَرْسَلَ
إِلَيْهِ فِي رَكْبٍ مِنْ قُرَيْشٍ وَكَانُوا تِجَارًا بِالشَّأْمِ فِي الْمُدَّةِ
الَّتِي كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَادَّ فِيهَا
أَبَا سُفْيَانَ وَكُفَّارَ قُرَيْشٍ فَأَتَوْهُ وَهُمْ بِإِيلِيَاءَ فَدَعَاهُمْ
فِي مَجْلِسِهِ وَحَوْلَهُ عُظَمَاءُ الرُّومِ ثُمَّ دَعَاهُمْ وَدَعَا
بِتَرْجُمَانِهِ فَقَالَ أَيُّكُمْ أَقْرَبُ نَسَبًا بِهَذَا الرَّجُلِ الَّذِي
يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ فَقَالَ أَبُو سُفْيَانَ فَقُلْتُ أَنَا أَقْرَبُهُمْ
نَسَبًا فَقَالَ أَدْنُوهُ مِنِّي وَقَرِّبُوا أَصْحَابَهُ فَاجْعَلُوهُمْ عِنْدَ
ظَهْرِهِ ثُمَّ قَالَ لِتَرْجُمَانِهِ قُلْ لَهُمْ إِنِّي سَائِلٌ هَذَا عَنْ
هَذَا الرَّجُلِ فَإِنْ كَذَبَنِي فَكَذِّبُوهُ فَوَاللَّهِ لَوْلَا الْحَيَاءُ
مِنْ أَنْ يَأْثِرُوا عَلَيَّ كَذِبًا لَكَذَبْتُ عَنْهُ ثُمَّ كَانَ أَوَّلَ مَا
سَأَلَنِي عَنْهُ أَنْ قَالَ كَيْفَ نَسَبُهُ فِيكُمْ قُلْتُ هُوَ فِينَا ذُو
نَسَبٍ قَالَ فَهَلْ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ مِنْكُمْ أَحَدٌ قَطُّ قَبْلَهُ قُلْتُ
لَا قَالَ فَهَلْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ قُلْتُ لَا قَالَ فَأَشْرَافُ
النَّاسِ يَتَّبِعُونَهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ فَقُلْتُ بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ قَالَ
أَيَزِيدُونَ أَمْ يَنْقُصُونَ قُلْتُ بَلْ يَزِيدُونَ قَالَ فَهَلْ يَرْتَدُّ
أَحَدٌ مِنْهُمْ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ قُلْتُ لَا قَالَ
فَهَلْ كُنْتُمْ تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ قُلْتُ
لَا قَالَ فَهَلْ يَغْدِرُ قُلْتُ لَا وَنَحْنُ مِنْهُ فِي مُدَّةٍ لَا نَدْرِي
مَا هُوَ فَاعِلٌ فِيهَا قَالَ وَلَمْ تُمْكِنِّي كَلِمَةٌ أُدْخِلُ فِيهَا
شَيْئًا غَيْرُ هَذِهِ الْكَلِمَةِ قَالَ فَهَلْ قَاتَلْتُمُوهُ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ
فَكَيْفَ كَانَ قِتَالُكُمْ إِيَّاهُ قُلْتُ الْحَرْبُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ
سِجَالٌ يَنَالُ مِنَّا وَنَنَالُ مِنْهُ قَالَ مَاذَا يَأْمُرُكُمْ قُلْتُ
يَقُولُ اعْبُدُوا اللَّهَ وَحْدَهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَاتْرُكُوا
مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّدْقِ
وَالْعَفَافِ وَالصِّلَةِ فَقَالَ لِلتَّرْجُمَانِ قُلْ لَهُ سَأَلْتُكَ عَنْ
نَسَبِهِ فَذَكَرْتَ أَنَّهُ فِيكُمْ ذُو نَسَبٍ فَكَذَلِكَ الرُّسُلُ تُبْعَثُ
فِي نَسَبِ قَوْمِهَا وَسَأَلْتُكَ هَلْ قَالَ أَحَدٌ مِنْكُمْ هَذَا الْقَوْلَ
فَذَكَرْتَ أَنْ لَا فَقُلْتُ لَوْ كَانَ أَحَدٌ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ قَبْلَهُ
لَقُلْتُ رَجُلٌ يَأْتَسِي بِقَوْلٍ قِيلَ قَبْلَهُ وَسَأَلْتُكَ هَلْ كَانَ مِنْ
آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا قُلْتُ فَلَوْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ
مَلِكٍ قُلْتُ رَجُلٌ يَطْلُبُ مُلْكَ أَبِيهِ وَسَأَلْتُكَ هَلْ كُنْتُمْ
تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا
فَقَدْ أَعْرِفُ أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ لِيَذَرَ الْكَذِبَ عَلَى النَّاسِ
وَيَكْذِبَ عَلَى اللَّهِ وَسَأَلْتُكَ أَشْرَافُ النَّاسِ اتَّبَعُوهُ أَمْ
ضُعَفَاؤُهُمْ فَذَكَرْتَ أَنَّ ضُعَفَاءَهُمْ اتَّبَعُوهُ وَهُمْ أَتْبَاعُ
الرُّسُلِ وَسَأَلْتُكَ أَيَزِيدُونَ أَمْ يَنْقُصُونَ فَذَكَرْتَ أَنَّهُمْ
يَزِيدُونَ وَكَذَلِكَ أَمْرُ الْإِيمَانِ حَتَّى يَتِمَّ وَسَأَلْتُكَ أَيَرْتَدُّ
أَحَدٌ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا
وَكَذَلِكَ الْإِيمَانُ حِينَ تُخَالِطُ بَشَاشَتُهُ الْقُلُوبَ وَسَأَلْتُكَ هَلْ
يَغْدِرُ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ لَا تَغْدِرُ وَسَأَلْتُكَ
بِمَا يَأْمُرُكُمْ فَذَكَرْتَ أَنَّهُ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللَّهَ
وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَيَنْهَاكُمْ عَنْ عِبَادَةِ الْأَوْثَانِ
وَيَأْمُرُكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ فَإِنْ كَانَ مَا تَقُولُ
حَقًّا فَسَيَمْلِكُ مَوْضِعَ قَدَمَيَّ هَاتَيْنِ وَقَدْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنَّهُ
خَارِجٌ لَمْ أَكُنْ أَظُنُّ أَنَّهُ مِنْكُمْ فَلَوْ أَنِّي أَعْلَمُ أَنِّي
أَخْلُصُ إِلَيْهِ لَتَجَشَّمْتُ لِقَاءَهُ وَلَوْ كُنْتُ عِنْدَهُ لَغَسَلْتُ
عَنْ قَدَمِهِ ثُمَّ دَعَا بِكِتَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الَّذِي بَعَثَ بِهِ دِحْيَةُ إِلَى عَظِيمِ بُصْرَى فَدَفَعَهُ إِلَى
هِرَقْلَ فَقَرَأَهُ فَإِذَا فِيهِ بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مِنْ
مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ سَلَامٌ
عَلَى مَنْ اتَّبَعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ
الْإِسْلَامِ أَسْلِمْ تَسْلَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ فَإِنْ
تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الْأَرِيسِيِّينَ وَ
{ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ
تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لَا نَعْبُدَ
إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا
أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا
مُسْلِمُونَ }
قَالَ أَبُو سُفْيَانَ فَلَمَّا
قَالَ مَا قَالَ وَفَرَغَ مِنْ قِرَاءَةِ الْكِتَابِ كَثُرَ عِنْدَهُ الصَّخَبُ
وَارْتَفَعَتْ الْأَصْوَاتُ وَأُخْرِجْنَا فَقُلْتُ لِأَصْحَابِي حِينَ
أُخْرِجْنَا لَقَدْ أَمِرَ أَمْرُ ابْنِ أَبِي كَبْشَةَ إِنَّهُ يَخَافُهُ مَلِكُ
بَنِي الْأَصْفَرِ فَمَا زِلْتُ مُوقِنًا أَنَّهُ سَيَظْهَرُ حَتَّى أَدْخَلَ
اللَّهُ عَلَيَّ الْإِسْلَامَ وَكَانَ ابْنُ النَّاظُورِ صَاحِبُ إِيلِيَاءَ
وَهِرَقْلَ سُقُفًّا عَلَى نَصَارَى الشَّأْمِ يُحَدِّثُ أَنَّ هِرَقْلَ حِينَ
قَدِمَ إِيلِيَاءَ أَصْبَحَ يَوْمًا خَبِيثَ النَّفْسِ فَقَالَ بَعْضُ
بَطَارِقَتِهِ قَدْ اسْتَنْكَرْنَا هَيْئَتَكَ قَالَ ابْنُ النَّاظُورِ وَكَانَ
هِرَقْلُ حَزَّاءً يَنْظُرُ فِي النُّجُومِ فَقَالَ لَهُمْ حِينَ سَأَلُوهُ إِنِّي
رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ حِينَ نَظَرْتُ فِي النُّجُومِ مَلِكَ الْخِتَانِ قَدْ
ظَهَرَ فَمَنْ يَخْتَتِنُ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ قَالُوا لَيْسَ يَخْتَتِنُ
إِلَّا الْيَهُودُ فَلَا يُهِمَّنَّكَ شَأْنُهُمْ وَاكْتُبْ إِلَى مَدَايِنِ
مُلْكِكَ فَيَقْتُلُوا مَنْ فِيهِمْ مِنْ الْيَهُودِ فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى
أَمْرِهِمْ أُتِيَ هِرَقْلُ بِرَجُلٍ أَرْسَلَ بِهِ مَلِكُ غَسَّانَ يُخْبِرُ عَنْ
خَبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا اسْتَخْبَرَهُ
هِرَقْلُ قَالَ اذْهَبُوا فَانْظُرُوا أَمُخْتَتِنٌ هُوَ أَمْ لَا فَنَظَرُوا
إِلَيْهِ فَحَدَّثُوهُ أَنَّهُ مُخْتَتِنٌ وَسَأَلَهُ عَنْ الْعَرَبِ فَقَالَ هُمْ
يَخْتَتِنُونَ فَقَالَ هِرَقْلُ هَذَا مُلْكُ هَذِهِ الْأُمَّةِ قَدْ ظَهَرَ ثُمَّ
كَتَبَ هِرَقْلُ إِلَى صَاحِبٍ لَهُ بِرُومِيَةَ وَكَانَ نَظِيرَهُ فِي الْعِلْمِ
وَسَارَ هِرَقْلُ إِلَى حِمْصَ فَلَمْ يَرِمْ حِمْصَ حَتَّى أَتَاهُ كِتَابٌ مِنْ
صَاحِبِهِ يُوَافِقُ رَأْيَ هِرَقْلَ عَلَى خُرُوجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ نَبِيٌّ فَأَذِنَ هِرَقْلُ لِعُظَمَاءِ الرُّومِ فِي
دَسْكَرَةٍ لَهُ بِحِمْصَ ثُمَّ أَمَرَ بِأَبْوَابِهَا فَغُلِّقَتْ ثُمَّ اطَّلَعَ
فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الرُّومِ هَلْ لَكُمْ فِي الْفَلَاحِ وَالرُّشْدِ وَأَنْ
يَثْبُتَ مُلْكُكُمْ فَتُبَايِعُوا هَذَا النَّبِيَّ فَحَاصُوا حَيْصَةَ حُمُرِ
الْوَحْشِ إِلَى الْأَبْوَابِ فَوَجَدُوهَا قَدْ غُلِّقَتْ فَلَمَّا رَأَى
هِرَقْلُ نَفْرَتَهُمْ وَأَيِسَ مِنْ الْإِيمَانِ قَالَ رُدُّوهُمْ عَلَيَّ
وَقَالَ إِنِّي قُلْتُ مَقَالَتِي آنِفًا أَخْتَبِرُ بِهَا شِدَّتَكُمْ عَلَى
دِينِكُمْ فَقَدْ رَأَيْتُ فَسَجَدُوا لَهُ وَرَضُوا عَنْهُ فَكَانَ ذَلِكَ آخِرَ
شَأْنِ هِرَقْلَ
رَوَاهُ صَالِحُ بْنُ كَيْسَانَ
وَيُونُسُ وَمَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
Telah menceritakan kepada kami
Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' dia berkata, telah mengabarkan kepada kami
Syu'aib dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin
'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa
Abu Sufyan bin Harb telah mengabarkan kepadanya; bahwa Heraclius menerima
rombongan dagang Quraisy, yang sedang mengadakan ekspedisi dagang ke Negeri
Syam pada saat berlakunya perjanjian antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dengan Abu Sufyan dan orang-orang kafir Quraisy. Saat singgah di Iliya' mereka
menemui Heraclius atas undangan Heraclius untuk di diajak dialog di majelisnya,
yang saat itu Heraclius bersama dengan para pembesar-pembesar Negeri Romawi.
Heraclius berbicara dengan mereka melalui penerjemah. Heraclius berkata; "Siapa
diantara kalian yang paling dekat hubungan keluarganya dengan orang yang
mengaku sebagai Nabi itu?." Abu Sufyan berkata; maka aku menjawab;
"Akulah yang paling dekat hubungan kekeluargaannya dengan dia".
Heraclius berkata; "Dekatkanlah dia denganku dan juga
sahabat-sahabatnya." Maka mereka meletakkan orang-orang Quraisy berada di
belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius berkata melalui penerjemahnya:
"Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya tentang lelaki yang
mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian harus
mendustakannya."Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta
yang akan mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya." Abu
Sufyan berkata; Maka yang pertama ditanyakannya kepadaku tentangnya (Nabi shallallahu
'alaihi wasallam) adalah: "bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah
kalian?" Aku jawab: "Dia adalah dari keturunan baik-baik (bangsawan)
". Tanyanya lagi: "Apakah ada orang lain yang pernah mengatakannya
sebelum dia?" Aku jawab: "Tidak ada". Tanyanya lagi:
"Apakah bapaknya seorang raja?" Jawabku: "Bukan". Apakah
yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang
rendah?" Jawabku: "Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang yang
rendah". Dia bertanya lagi: "Apakah bertambah pengikutnya atau
berkurang?" Aku jawab: "Bertambah". Dia bertanya lagi:
"Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap agamanya?" Aku
jawab: "Tidak ada". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian pernah
mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya
itu?" Aku jawab: "Tidak pernah". Dia bertanya lagi: "Apakah
dia pernah berlaku curang?" Aku jawab: "Tidak pernah. Ketika kami
bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu". Berkata Abu Sufyan:
"Aku tidak mungkin menyampaikan selain ucapan seperti ini". Dia
bertanya lagi: "Apakah kalian memeranginya?" Aku jawab:
"Iya". Dia bertanya lagi: "Bagaimana kesudahan perang
tersebut?" Aku jawab: "Perang antara kami dan dia sangat banyak.
Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia". Dia
bertanya lagi: "Apa yang diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab:
"Dia menyuruh kami; 'Sembahlah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan
sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh nenek moyang kalian. '
Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata
jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim". Maka Heraclius
berkata kepada penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku telah bertanya
kepadamu tentang keturunan orang itu, kamu ceritakan bahwa orang itu dari
keturunan bangsawan. Begitu juga laki-laki itu dibangkitkan di tengah keturunan
kaumnya. Dan aku tanya kepadamu apakah pernah ada orang sebelumnya yang
mengatakan seperti yang dikatakannya, kamu jawab tidak. Seandainya dikatakan
ada orang sebelumnya yang mengatakannya tentu kuanggap orang ini meniru orang
sebelumnya yang pernah mengatakan hal serupa. Aku tanyakan juga kepadamu apakah
bapaknya ada yang dari keturunan raja, maka kamu jawab tidak. Aku katakan
seandainya bapaknya dari keturunan raja, tentu orang ini sedang menuntut
kerajaan bapaknya. Dan aku tanyakan juga kepadamu apakah kalian pernah
mendapatkan dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya, kamu
menjawabnya tidak. Sungguh aku memahami, kalau kepada manusia saja dia tidak
berani berdusta apalagi berdusta kepada Allah. Dan aku juga telah bertanya
kepadamu, apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau
orang-orang yang rendah?" Kamu menjawab orang-orang yang rendah yang
mengikutinya. Memang mereka itulah yang menjadi para pengikut Rasul. Aku juga
sudah bertanya kepadamu apakah bertambah pengikutnya atau berkurang, kamu
menjawabnya bertambah. Dan memang begitulah perkara iman hingga menjadi
sempurna. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah ada yang murtad disebabkan
marah terhadap agamanya. Kamu menjawab tidak ada. Dan memang begitulah iman
bila telah masuk tumbuh bersemi di dalam hati. Aku juga sudah bertanya kepadamu
apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab tidak pernah. Dan memang begitulah
para Rasul tidak mungkin curang. Dan aku juga sudah bertanya kepadamu apa yang
diperintahkannya kepada kalian, kamu jawab dia memerintahkan kalian untuk
menyembah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan
melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan kalian untuk
menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan Lalu
Heraclius berkata melalui penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku
bertanya kepadanya tentang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta
kepadaku maka kalian harus mendustakannya."Demi Allah, kalau bukan rasa
malu akibat tudingan pendusta yang akan mereka lontarkan kepadaku niscaya aku
berdusta kepadanya." Abu Sufyan berkata; Maka yang pertama ditanyakannya
kepadaku tentangnya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) adalah: "bagaimana
kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?" Aku jawab: "Dia adalah
dari keturunan baik-baik (bangsawan) ". Tanyanya lagi: "Apakah ada
orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia?" Aku jawab: "Tidak
ada". Tanyanya lagi: "Apakah bapaknya seorang raja?" Jawabku:
"Bukan". Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau
orang-orang yang rendah?" Jawabku: "Bahkan yang mengikutinya adalah
orang-orang yang rendah". Dia bertanya lagi: "Apakah bertambah
pengikutnya atau berkurang?" Aku jawab: "Bertambah". Dia
bertanya lagi: "Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap
agamanya?" Aku jawab: "Tidak ada". Dia bertanya lagi:
"Apakah kalian pernah mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan
apa yang dikatakannya itu?" Aku jawab: "Tidak pernah". Dia
bertanya lagi: "Apakah dia pernah berlaku curang?" Aku jawab:
"Tidak pernah. Ketika kami bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan
itu". Berkata Abu Sufyan: "Aku tidak mungkin menyampaikan selain
ucapan seperti ini". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian
memeranginya?" Aku jawab: "Iya". Dia bertanya lagi:
"Bagaimana kesudahan perang tersebut?" Aku jawab: "Perang antara
kami dan dia sangat banyak. Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang
mengalahkan dia". Dia bertanya lagi: "Apa yang diperintahkannya
kepada kalian?" Aku jawab: "Dia menyuruh kami; 'Sembahlah Allah
dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang
dikatakan oleh nenek moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan
shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung
silaturrahim". Maka Heraclius berkata kepada penerjemahnya: "Katakan
kepadanya, bahwa aku telah bertanya kepadamu tentang keturunan orang itu, kamu
ceritakan bahwa orang itu dari keturunan bangsawan. Begitu juga laki-laki itu
dibangkitkan di tengah keturunan kaumnya. Dan aku tanya kepadamu apakah pernah
ada orang sebelumnya yang mengatakan seperti yang dikatakannya, kamu jawab
tidak. Seandainya dikatakan ada orang sebelumnya yang mengatakannya tentu
kuanggap orang ini meniru orang sebelumnya yang pernah mengatakan hal serupa.
Aku tanyakan juga kepadamu apakah bapaknya ada yang dari keturunan raja, maka
kamu jawab tidak. Aku katakan seandainya bapaknya dari keturunan raja, tentu
orang ini sedang menuntut kerajaan bapaknya. Dan aku tanyakan juga kepadamu
apakah kalian pernah mendapatkan dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang
dikatakannya, kamu menjawabnya tidak. Sungguh aku memahami, kalau kepada
manusia saja dia tidak berani berdusta apalagi berdusta kepada Allah. Dan aku
juga telah bertanya kepadamu, apakah yang mengikuti dia orang-orang yang
terpandang atau orang-orang yang rendah?" Kamu menjawab orang-orang yang
rendah yang mengikutinya. Memang mereka itulah yang menjadi para pengikut
Rasul. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah bertambah pengikutnya atau
berkurang, kamu menjawabnya bertambah. Dan memang begitulah perkara iman hingga
menjadi sempurna. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah ada yang murtad
disebabkan marah terhadap agamanya. Kamu menjawab tidak ada. Dan memang
begitulah iman bila telah masuk tumbuh bersemi di dalam hati. Aku juga sudah
bertanya kepadamu apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab tidak pernah.
Dan memang begitulah para Rasul tidak mungkin curang. Dan aku juga sudah
bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya kepada kalian, kamu jawab dia
memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan
sesuatu apapun, dan melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan
kalian untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling
memaafkan dan menyambung silaturrahim. Seandainya semua apa yang kamu katakan
ini benar, pasti dia akan menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini.
Sungguh aku telah menduga bahwa dia tidak ada diantara kalian sekarang ini,
seandainya aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha keras
menemuinya hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan basuh kedua
kakinya. Kemudian Heraclius meminta surat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam yang dibawa oleh Dihyah untuk para Penguasa Negeri Bashrah, Maka
diberikannya surat itu kepada Heraclius, maka dibacanya dan isinya berbunyi:
"Bismillahir rahmanir rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya untuk
Heraclius. Penguasa Romawi, Keselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuk.
Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan seruan Islam; masuk Islamlah kamu,
maka kamu akan selamat, Allah akan memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika
kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa rakyat kamu, dan: Hai ahli kitab,
marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai Rabb selain Allah". Jika mereka
berpaling, maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." Abu Sufyan menuturkan: "Setelah
Heraclius menyampaikan apa yang dikatakannya dan selesai membaca surat
tersebut, terjadilah hiruk pikuk dan suara-suara ribut, sehingga mengusir kami.
Aku berkata kepada teman-temanku setelah kami diusir keluar; "sungguh dia
telah diajak kepada urusan Anak Abu Kabsyah. Heraclius mengkhawatirkan kerajaan
Romawi."Pada masa itupun aku juga khawatir bahwa Muhammad akan berjaya,
sampai akhirnya (perasaan itu hilang setelah) Allah memasukkan aku ke dalam
Islam. Dan adalah Ibnu An Nazhur, seorang Pembesar Iliya' dan Heraclius adalah
seorang uskup agama Nashrani, dia menceritakan bahwa pada suatu hari ketika
Heraclius mengunjungi Iliya' dia sangat gelisah, berkata sebagian komandan
perangnya: "Sungguh kami mengingkari keadaanmu. Selanjutnya kata Ibnu
Nazhhur, "Heraclius adalah seorang ahli nujum yang selalu memperhatikan
perjalanan bintang-bintang. Dia pernah menjawab pertanyaan para pendeta yang
bertanya kepadanya; "Pada suatu malam ketika saya mengamati perjalanan
bintang-bintang, saya melihat raja Khitan telah lahir, siapakah di antara ummat
ini yang di khitan?" Jawab para pendeta; "Yang berkhitan hanyalah
orang-orang Yahudi, janganlah anda risau karena orang-orang Yahudi itu.
Perintahkan saja keseluruh negeri dalam kerajaan anda, supaya orang-orang
Yahudi di negeri tersebut di bunuh." Ketika itu di hadapakan kepada
Heraclius seorang utusan raja Bani Ghasssan untuk menceritakan perihal
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, setelah orang itu selesai bercerita,
lalu Heraclius memerintahkan agar dia diperiksa, apakah dia berkhitan ataukah
tidak. Seusai di periksa, ternyata memang dia berkhitam. Lalu di beritahukan
orang kepada Heraclius. Heraclius bertanya kepada orang tersebut tentang
orang-orang Arab yang lainnya, di khitankah mereka ataukah tidak?" Dia
menjawab; "Orang Arab itu di khitan semuanya." Heraclius berkata;
'inilah raja ummat, sesungguhnya dia telah terlahir." Kemudian heraclisu
berkirim surat kepada seorang sahabatnya di Roma yang ilmunya setarf dengan
Heraclisu (untuk menceritakan perihal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam). Sementara itu, ia meneruskan perjalanannya ke negeri Himsha,
tetapi sebelum tiba di Himsha, balasan surat dari sahabatnya itu telah tiba
terlebih dahulu. Sahabatnya itu menyetujui pendapat Heraclius bahwa Muhammad
telah lahir dan bahwa beliau memang seorang Nabi. Heraclius lalu mengundang
para pembesar Roma supaya datang ke tempatnya di Himsha, setelah semuanya hadir
dalam majlisnya, Heraclius memerintahkan supaya mengunci semua pintu. Kemudian
dia berkata; 'Wahai bangsa rum, maukah anda semua beroleh kemenangan dan
kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita?
Kalau mau, akuilah Muhammad sebagai Nabi!." Mendengar ucapan itu, mereka
lari bagaikan keledai liar, padahal semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan
yang demikian, Heraclius jadi putus harapan yang mereka akan beriman (percaya
kepada kenabian Muhammad). Lalu di perintahkannya semuanya untuk kembali ke
tempatnya masing-masing seraya berkata; "Sesungguhnya saya mengucapkan
perkataan saya tadi hanyalah sekedar menguji keteguhan hati anda semua. Kini
saya telah melihat keteguhan itu." Lalu mereka sujud di hadapan Heraclius
dan mereka senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraclius. Telah di
riwayatkan oleh Shalih bin Kaisan dan Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri.
Tidak ada komentar
Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.
Salam : Admin K.A.